Daftar Pemimpin Dinasti Mamluk yang Awalnya Didirikan Para Budak

Daftar Pemimpin Dinasti Mamluk yang Awalnya Didirikan Para Budak

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Minggu, 27 Okt 2024 11:00 WIB
Gate of Darb Al Labana, a Bahari Mameluke era gate with small iron bars window and decorated with wooden and stone decorative elements with geometric designs, and gate of Tekkeyet Al-Bustami
Gerbang Darb Al Labana, salah satu peninggalan Dinasti Mamluk. Foto: Getty Images/iStockphoto/keladawy
Jakarta -

Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir selama hampir tiga abad. Dinasti ini pertama kali dipimpin seorang wanita bernama Syajarah Ad-Dur pada 1250.

Dinasti Mamluk dikenal sebagai sebuah kekuatan besar yang berasal dari para budak militer. Dikutip dari buku Bangkit dan Runtuhnya Dinasti Mamluk karangan Muhammad Suhail Thaqqus, kata "Mamluk" sendiri berasal dari bahasa Arab dalam bentuk tunggal sedangkan bentuk jamaknya, istilah ini disebut "MamΓ’lik," yang mengacu pada para budak yang ditawan tetapi orang tuanya bukan. Sedangkan budak yang orang tuanya juga merupakan budak disebut dengan "Al-Qin".

Mamluk adalah kelompok khusus yang biasanya dibeli oleh para penguasa, kemudian dilatih menjadi prajurit elite. Seiring waktu, istilah ini mendapatkan makna yang lebih signifikan dalam sejarah Islam, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah Al-Ma'mun dan Al-Mu'tashim. Pada era ini, para penguasa mulai menggunakan budak-budak kulit putih dari wilayah-wilayah tertentu seperti Turki, yang kemudian membentuk pasukan elite untuk memperkuat kekuasaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budak-budak ini tidak hanya menjadi pelindung, tetapi juga pilar utama militer dalam berbagai pemerintahan, termasuk Dinasti Mamluk yang kemudian berhasil menguasai wilayah Mesir dan Syam. Sejarah mencatat, wilayah Transoxiana menjadi salah satu pemasok utama budak kulit putih asal Turki yang dijadikan tentara Mamluk, yang dalam beberapa dekade kemudian berubah menjadi kekuatan dominan di dunia Islam.

Daftar Penguasa Dinasti Mamluk

Menurut Tarikh Al-Mamalik Fi Mishr Wa Bilad Asy-Syam karya Muhammad Suhail Thaqqus yang diterjemahkan Masturi Irham dan Abdul Majid, Mamluk menjadi pemegang otoritas usai Dinasti Al-Ayyubi di Mesir berakhir buntut kematian Turah Shah.

ADVERTISEMENT

Dalam memecahkan masalah yang disebabkan kekosongan takhta itu, mereka memilih Syajarah Ad-Dur, ibu dari Khalil bin Ash-Shaleh Ayyub untuk mengambil alih takhta kesultanan. Syajarah adalah budak perempuan berdarah Armenia atau Turki yang dibeli Ash-Shaleh Ayyub hingga akhirnya dimerdekakan dan menjadi istri Ash-Shaleh Ayyub.

Dinasti Mamluk terdiri dari dua kelompok utama, Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Mamluk Bahri mayoritas berasal dari suku Turki dan Mongol. Mereka berkuasa antara tahun 1250 hingga 1382 M. Sementara itu, Mamluk Burji terdiri dari Mamluk yang bukan berasal dari suku Turki dan Mongol, dan mereka berkuasa dari tahun 1382 hingga 1516 M.

Berikut adalah daftar para penguasa Dinasti Mamluk yang membawa dinasti ini menuju puncak kekuatan dan kejatuhannya, seperti dirangkum dari buku Islam dan Peradaban: Sejarah, Perkembangan, dan Spirit Moderasi Piagam Madinah karya Muhammad Qorib dan Oktrigana Wirian.

Dinasti Mamluk Bahri

1. Syajarah Ad-Dur (648 H/ 1250 M)

2. Al-Muiz 'Izzuddin Aibak (648-655 H/1250-1257 M)

3. Al-Manshur Nuruddin 'Ali (655-657 H/1257-1259 M)

4. Al-Muzhaffir Saifuddin Quthuz (657-658 H/1259-1260 M)

5. Azh-Zhahir Ruknuddin Baybars I Al-Bunduqdari (658-676 H/1260-1277 M)

6. As-Sa'id Nashiruddin Muhammad Barakah Khan (676-678 H/1277-1280 M)

7. Al-'Adil Badruddin Salamisy (678 H/1280 M)

8. Al-Manshur Saifuddin Qalla'un Al-Alfi (678-689 H/1280-1290 M)

9. Al-Asyraf Shalahuddin Khalil (689-693 H/1290-1294 M)

10. An-Nashir Nashiruddin Muhammad (Periode Pertama 693-694 H/1294-1295 M)

11. Al-'Adil Zainuddin Kitbugha (694-696 H/1295-1297 M)

12. Al-Manshur Husamuddin Lajin (696-698 H/1297-1299 M)

13. An-Nashir Nashiruddin Muhammad (Periode Kedua 698-708 H/1299-1309 M)

14. Al-Muzhaffir Ruknuddin Baybars II Al-Jasyankir (708-709 H/1309-1309 M)

15. An-Nashir Nashiruddin Muhammad (Periode Ketiga 709-741 H/1309 1340 M)

16. Al-Manshur Saifuddin Abu Bakar bin An-Nashir Muhammad (741-742 H/1340-1341 M)

17. Al-Asyraf Ala'uddin Kujuk (742-743 H/1341-1342 M)

18. An-Nashir Syihabuddin Ahmad (743 H/1342 M)

19. Ash-Shalih 'Imaduddin Ismail (743-746 H/1342-1345 M)

20. Al-Kamil Saifuddin Sya'ban I (746-747 H/1345-1346 M)

21. Al-Muzhaffir Zainuddin Hajji I (747-748 H/1346-1347 M)

22. An-Nashir Nashiruddin Al-Hasan (Periode Pertama 748-752 H/1347-1351 M)

23. Ash-Shalih Shalahuddin Shalih (752-755 H/1351-1354 M)

24. An-Nashir Nashiruddin Al-Hasan (Periode Kedua 755-762 H/1354-1361 M)

25. Al-Manshur Shalahuddin Muhammad (762-764 H/1361-1363 M)

26. Al-Asyraf Nashiruddin Sya'ban II (764-778 H/1363-1376 M)

27. Al-Manshur Ala'uddin 'Ali bin (778-783 H/1376-1382 M)

28. Ash-Shalih Shalahuddin Hajji II (Periode Pertama 783-784 H/1382-1382 M)

29. Az-Zhahir Saifuddin Barquq (784-791 H/1382-1389 M)

30. Hajji II (791-792 H/1389-1390 M), memerintah kedua kali dengan gelar kehormatan Al-Muzhaffar atau Al-Manshur.

Dinasti Mamluk Burji

1. Azh-Zhahir Saifuddin Barquq (Periode Pertama 784-791 H/1382-1389 M)

2. Hajji II (Periode Kedua 791-792 H/1389-1390 M)

3. Azh-Zhahir Saifuddin Barquq (Periode Pertama 792-801 H/1390-1399 M)

4. An-Nashir Nashiruddin Faraj (Periode Pertama 801-808 H/1399-1405 M

5. Al-Manshur 'Izzudin 'Abdul 'Azis (808-808 H/1405-1405 M)

6. An-Nashir Nashiruddin Faraj (Periode Kedua 808-815 H/1405-1412 M)

7. Al-'Adil Al-Musta'in (815-815 H/1412-1412 M), Khalifah Abbasiyah, menyatakan sebagai Sultan.

8. Al-Muayyad Saifuddin Syaikh (815-824 H/1412-1421 M),

9. Al-Muzhaffar Ahmad (824-824 H/1421-1421 M)

10. Azh-Zhahir Saifuddin Thathar (824-824 H/1421-1421 M),

11. Ash-Shalih Nashiruddin Muhammad (824-825 H/1421-1422 M),

12. Al-Asyraf Saifuddin Barsbay (825-841 H/1422-1437 M)

13. Al-'Azis Jamaluddin Yusuf (841-842 H/1437-1438 M),

14. Azh-Zhahir Saifuddin Jaqmaq (842-857 H/1438-1453 M)

15. Al-Manshur Fakhruddin 'Utsman (857-857 H/1453-1453 M)

16. Al-Asyraf Saifuddin Inal (857-865 H/1453-1461 M)

17. Al-Mu'ayyad Syihabuddin Ahmad (865-865 H/1461-1461 M)

18. Azh-Zhahir Saifuddin Khushqadam (865-872 H/1461-1467 M)

19. Azh-Zhahir Saifuddin Bilbay (872-872 H/1467-1467 M)

20. Azh-Zhahir Timurbugha (872-873 H/1467-1468 M)

21. Al-Asyraf Saifuddin Qa'it Bay (873-901 H/1468-1496 M)

22. An-Nashir Muhammad (901-903 H/1496-1498 M)

23. Azh-Zhahir Qanshuh (903-905 H/1498-1500 М)

24. Al-Asyraf Janbalat (905-906 H/1500-1501 M)

25. Al-'Adil Saifuddin Tuman Bay (906-906 H/1501-1501 M)

26. Al-Asyraf Qanshuh Al-Ghawri (906-922 H/1501-1516 M)

27. Al-Asyraf Tumam Bay (922-922 H/1516-1516 M)

Keruntuhan Dinasti Mamluk

Berdasarkan sumber sebelumnya, kemunduran Dinasti Mamluk terutama disebabkan oleh masalah internal. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap runtuhnya Dinasti Mamluk meliputi:

1. Pemimpin yang tidak mampu mengelola negara dengan baik karena hanya ahli dalam urusan militer.

2. Beberapa sultan dari kelompok Mamluk Burji yang gemar mabuk dan kurang menyukai pengetahuan.

3. Kurangnya komunikasi yang efektif.

4. Gaya hidup mewah para pemimpin.

5. Maraknya praktik korupsi dan monopoli dalam pengelolaan ekonomi pembangunan.

6. Ketidakpedulian terhadap urusan luar negeri.

7. Terjadinya dua kali konflik dengan pasukan Turki Utsmani.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads