Surah Al Baqarah ayat 20 berisi tentang perumpamaan orang-orang munafik. Mereka diibaratkan sebagai kaum yang terjebak di tanah terbuka pada malam hari dalam cuaca hujan.
Al Baqarah sendiri merupakan surah kedua dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 286 ayat dan termasuk golongan Madaniyah karena diturunkan di Madinah.
Bacaan Surah Al Baqarah Ayat 20
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْاۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌࣖ ٢٠
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Yakâdul-barqu yakhthafu abshârahum, kullamâ adlâ'a lahum masyau fîhi wa idzâ adhlama 'alaihim qâmû, walau syâ'allâhu ladzahaba bisam'ihim wa abshârihim, innallâha 'alâ kulli syai'ing qadîr
Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Isi Kandungan Surah Al Baqarah Ayat 20
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag) RI, surah Al Baqarah ayat 20 berkaitan erat dengan ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang golongan manusia dalam menyikapi kebenaran Al-Qur'an, yaitu orang-orang bertakwa, kafir dan munafik.
Mereka melihat tanda kekuasaan Allah SWT dan terkagum-kagum akan hal itu hingga berkeinginan mengikuti kebenaran. Namun, tak lama setelahnya orang-orang munafik itu kembali pada kekufuran dan kemunafikan.
Jika Allah SWT menghendaki, niscaya hilang pendengaran mereka dengan suara petir dan hilang penglihatan mereka dengan sambaran kilat yang amat cepat serta terang. Tetapi, Allah SWT menangguhkan hal-hal tersebut sampai tiba waktu yang tepat.
"Sungguh, Allah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan Maha Kuasa atas segala sesuatu, dengan atau tanpa sebab apapun." tulis Kemenag RI menafsirkan surah Al Baqarah ayat 20.
Turut ditafsirkan dalam Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka bahwa sia-sia penglihatan dan pendengaran orang-orang munafik. Sebab, mudah saja bagi Allah SWT menghilangkannya hingga tamatlah riwayat hidup mereka dalam kekufuran dan kesesatan.
"Tersebab dari sikap jiwa yang pada mulanya ragu-ragu, lalu mengambil jalan yang salah lalu kepadaman suluh," tulis Buya Hamka menafsirkan surah Al Baqarah ayat 20.
Sementara itu, Ibnu Katsir menafsirkan bahwa permulaan surah Al Baqarah ayat 20 dimaksudkan sifat cahaya kilat tersebut kuat dan keras, sedangkan pandangan orang-orang munafik lemah dan hati mereka tidak memiliki iman yang kuat.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya, "Yakadul barqu yakhthafu absharahum" artinya "hampir ayat-ayat muhkam Al-Qur'an membuka kedok orang-orang munafik. Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya,
"Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka." Dikatakan seperti itu karena kuatnya cahaya kebenaran. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinarnya; bila gelap gulita menimpa mereka, mereka berhenti berjalan.
Suatu waktu muncul seberkas cahaya iman di dalam diri mereka, lalu mereka merasa rindu dan mengikutinya. Namun, di lain waktu muncul keraguan yang membuat hati mereka gelap dan berhenti dalam keadaan kebingungan.
Wallahu 'alam.
(aeb/rah)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!