Hewan Kurban Bakal Jadi Tunggangan ke Surga, Benarkah?

Hewan Kurban Bakal Jadi Tunggangan ke Surga, Benarkah?

Alvin Setiawan - detikHikmah
Minggu, 16 Jun 2024 07:00 WIB
Masjid Agung Palembang baru terima 3 hewan kurban Sapi.
Ilustrasi hewan kurban. (Foto: Irawan/detikcom)
Jakarta -

Umat Islam disunnahkan untuk berkurban pada Idul Adha dan tiga hari tasyrik. Hewan kurban mulai disembelih setelah salat Idul Adha. Disebutkan dalam sebuah riwayat hewan kurban tersebut akan menjadi tunggangan menuju surga, benarkah?

Hewan kurban yang disembelih merupakan binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau domba. Hal ini diterangkan dalam surah Al Hajj ayat 34 mengenai perintah berkurban, Allah SWT berfirman,

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ ٣٤

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah)."

Hewan Kurban Jadi Tunggangan Menuju Surga?

Meski tidak ada bukti yang kuat mengenai ke mana perginya hewan kurban nanti, kecuali sebuah riwayat yang mengatakan bahwa hewan kurban kelak akan datang di hari kiamat dan menjadi hewan tunggangan orang yang berkurban ketika melewati ash-shirat (jembatan) menuju surga.

ADVERTISEMENT

Dinukil dari buku Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan karya Ali Ghufron, diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: "Tidaklah seseorang melakukan suatu amalan yang lebih dicintai Allah pada Hari Raya Idul Adha melebihi amalan berkurban. Sesungguhnya, hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk- tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah dari hewan kurban itu akan mendapat ridha Allah sebelum ia terjatuh ke tanah. Maka hendaklah diri kalian merasa senang untuk berkurban." (HR At-Tirmidzi)

Ustaz Abu Abdil Aʼla Hari Ahadi dalam buku Fikih Kurban mengatakan bahwa hal tersebutlah yang menjadi keutamaan atau pahala bagi orang yang berkurban.

Al-Qari mengutip perkataan dari Zainul Arab bahwa berkurban merupakan amal ibadah yang paling utama saat Idul Adha. Dikatakan pula, sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dalam kondisi fisiknya yang sempurna, persis saat masih hidup di dunia.

Bila merujuk kembali buku Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan, disebutkan pula berkurban mendatangkan banyak pahala, karena semua anggota tubuh dari hewan kurban itu bernilai pahala. Bahkan, bulu-bulunya juga bernilai pahala. Zaid bin Arqam menceritakan bahwa para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW.

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا هَذِهِ الْأَضَاحِيُّ ؟ قَالَ : سُنَّةُ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ . قَالُوا : فَمَا لَنَا فِيهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : بِكُلِّ شَعَرَةٍ حَسَنَةٌ . قَالُوا : فَالصُّوفُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: بِكُلِّ شَعَرَةٍ مِنْ الصُّوفِ حَسَنَةٌ

Artinya: Wahai Rasulullah, apa gerangan berkurban ini?" Rasul menjawab, "Ini adalah sunnah dari moyang kalian, yaitu Nabi Ibrahim." Para sahabat kembali bertanya, "Apa bagian kami di dalamnya, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab, "Pada setiap bulunya terdapat kebaikan." Para sahabat bertanya, "Kalau wol?" Rasul menjawab, "Pada setiap bulu dari wol itu terdapat kebaikan." (HR Ibnu Majah)

Buku tersebut menukil kitab Hasyiyatu As-Sanadi 'ala Ibni Mâjah yang menafsirkan hadits ini. Disebut, hadits ini menjelaskan bulu-bulu hewan kurban juga bernilai sebagai kebaikan atau mendatangkan pahala, tidak hanya daging, lemak, dan kulit. Untuk itu, dapat diketahui betapa banyak pahala yang dapat dipetik oleh orang yang mau berkurban sehingga rugilah apabila seseorang diberi kelapangan rezeki, tetapi bermalas- malasan melakukan kurban.

Semua Hewan Akan Menjadi Tanah di Akhirat

Sementara itu, belum pula ditemukan juga sumber baik dari Al-Qur'an maupun hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan soal hewan akan dihisab di akhirat kelak, sehingga tidak dapat dipastikan hewan akan masuk surga atau neraka.

Hewan tidak dihisab sebab bukanlah mukalaf yang berarti mereka tidak dibebankan kewajiban, tidak dilarang melakukan apapun, dan tidak mengenal pahala ataupun dosa layaknya manusia.

Hewan juga tidak diberikan akal oleh Allah SWT sehingga tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah maupun untuk memilih antara iman dan kafir. Oleh sebab itu, hewan-hewan ciptaan-Nya tidak dibebani oleh kewajiban syariat seperti manusia.

Rizem Aizid dalam buku Kekalkah Kita di Alam Akhirat, menyebutkan bahwa setiap hewan yang pernah hidup di dunia nantinya akan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Bukan untuk melewati hisab melainkan akan di-qisas lalu setelahnya diubah menjadi tanah atas izin Allah SWT.

Disebutkan, pada hari kiamat, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menunduknya di dunia. Setelah binatang itu di-qisas, Allah SWT akan mengubahnya menjadi tanah dengan tujuan untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.

Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Hide Ads