Puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dikerjakan pada hari Arafah, bertepatan dengan 9 Zulhijah. Tahun ini, 9 Zulhijah di Indonesia bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha di Arab Saudi. Bolehkah umat Islam di Indonesia puasa Arafah pada tanggal tersebut?
Dinukil dari buku Fikih Ibadah karya Hasan Ayyub, pelaksanaan puasa Arafah bersandar pada sabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa puasa pada hari Arafah, (dosa-dosanya) diampuni selama dua tahun berturut-turut." (HR Thabrani)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalil serupa juga terdapat dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin jilid 3 karya Imam an-Nawawi terjemahan Misbah dari riwayat Abu Qatadah RA ia berkata,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَنْ صَوْمٍ يَوْمَ عَرَفَةَ؟ قَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Artinya: "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab, 'Puasa itu dapat melebur dosa setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang." (HR Muslim)
Imam an-Nawawi mengatakan dosa yang dilebur ini adalah dosa-dosa kecil yang terkait dengan hak Allah SWT apabila ada. Jika tidak ada, maka harapannya puasa Arafah ini bisa meringankan dosa-dosa besar atau mengangkat derajat orang yang berpuasa jika tidak memiliki dosa besar.
Hari Arafah di Indonesia
Pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah menetapkan hari Arafah dalam sidang isbat penetapan awal bulan Zulhijah 1445 H/2024 M.
Berdasarkan hasil sidang isbat tersebut, Kemenag menetapkan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Dengan demikian, hari Arafah yang bertepatan dengan 9 Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Minggu, 16 Juni 2024.
Di lain sisi, Mahkamah Agung Arab Saudi mengumumkan 1 Zulhijah jatuh pada 7 Juni 2024 karena hilal Zulhijah sudah terlihat di Kerajaan pada Kamis petang. Dalam pengumuman tersebut, Mahkamah Agung Arab Saudi juga menetapkan hari Arafah jatuh pada 15 Juni 2024.
"Hari Arafah jatuh pada hari Sabtu, 15 Juni, sedangkan Minggu, 16 Juni akan menjadi hari pertama Idul Adha," bunyi pernyataan mahkamah sebagaimana dilansir Gulf News beberapa waktu lalu.
Bolehkah Puasa Arafah ketika Arab Saudi Idul Adha?
Puasa Arafah merupakan ibadah yang lebih dahulu disyariatkan daripada haji. Dengan kata lain, puasa Arafah sudah ada sebelum Rasulullah SAW melakukan wukuf di Arafah pada haji wada.
Hafidz Muftisany dalam Ensiklopedia Islam menjelaskan bahwa kewajiban haji baru turun pada tahun ke-9 hijriah. Adapun hadits-hadits puasa sunah sudah menjadi bukti kebiasaan Rasulullah SAW setiap tahunnya.
Syaikhul Islam Zakariya Al Anshari dalam Kitab Fathul Wahhab berpendapat bahwa puasa Arafah tidak ada kaitannya dengan wukuf, tetapi lebih merujuk pada puasa sunah 9 Zulhijah.
Maka dari itu, ulama Syafi'iyyah memutuskan acuan yang berlaku untuk pelaksanaan puasa Arafah adalah hasil rukyatul hilal di suatu wilayah atau mathla' masing-masing daerah. Adapun pengamatan hilal sebagai salah satu acuan untuk memulai puasa bersandar pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Umar RA. Ia berkata,
صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ
Artinya: "Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya'ban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim)
Maka dari itu, umat Islam di Indonesia dapat berpuasa Arafah mengikuti hasil keputusan sidang isbat pemerintah, yakni pada 16 Juni 2024.
Sebagai tambahan, sikap patuh kepada keputusan pemimpin atau pemerintah adalah wujud kewajiban rakyat. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surah An Nisa' ayat 59.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat)."
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026