Salah satu topik dalam ilmu tasawuf yang dibicarakan oleh para tokoh sufi adalah zuhud. Dalam memahami konsep zuhud, sering kali terjadi pro-kontra.
Ada pandangan yang mewajibkan seseorang untuk menjalani kehidupan zuhud agar mencapai ma'rifat terhadap Allah SWT. Dan ada yang beranggapan jika zuhud merupakan konsep yang menjauhkan seseorang dari persoalan duniawi yang berakibat terhambatnya ilmu pengetahuan.
Padahal zuhud adalah salah satu akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah SAW. Sifat ini mengajarkan agar dunia tidak mencapai tujuan akhir kehidupan, melainkan sebagai sarana untuk beribadah dan mencapai derajat yang paling mulia di sisi Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Definisi Zuhud
Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Hakikat Fakir dan Zuhud, dijelaskan jika zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang duniawi untuk mencapai sesuatu lainnya di akhirat. Dengan kata lain, zuhud adalah menjauhkan diri atau berpaling dari sesuatu dalam rangka untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Menukil buku Zuhud Cahaya Qalbu oleh Imam Ahmad bin Hanbal, zuhud artinya berpaling dari sesuatu, meninggalkannya karena kehinaannya. Zuhud juga memiliki arti meninggalkan hal-hal yang halal dari dunia karena takut hisabnya dan meninggalkan yang haram dari dunia karena takut siksaannya.
Menurut Ibnul Jauzy, secara terminologis, zuhud merupakan pengalihan keinginan dari hal-hal duniawi kepada hal-hal yang lebih baik. Zuhud ialah meninggalkan dunia karena didasarkan pengetahuan tentang kehinaannya jika dibanding dengan nilai akhiratnya.
Pembagian Zuhud, Tingkatan dan Hukumnya
Dalam buku Takziyatun Nafsu karya Ibnu Qayyim, Zuhud terbagi menjadi beberapa macam. Berikut uraiannya:
- Zuhud dalam hal haram, yang hukumnya fardhu'ain.
- Zuhud dalam hal yang syubhat, tergantung kepada tingkatan-tingkatan syubhat. Jika syubhat itu lebih kuat, ia lebih condong kepada hukum wajib, dan jika melemah, ia condong kepada sunah.
- Zuhud dalam hal-hal yang berlebihan, zuhud dalam hal-hal yang tidak dibutuhkan, berupa perkataan, pandangan, pertanyaan, pertemuan dan sebagainya. Zuhud di tengah manusia, zuhud terhadap diri sendiri, sehingga dia menganggap diri sendiri hina karena Allah SWT.
- Zuhud yang menghimpun semua itu, yaitu zuhud dalam perkara selain Allah SWT dan segala hal yang tidak membuatmu masygul olehnya. Zuhud yang paling baik ialah menyembunyikan zuhud itu sendiri, dan zuhud yang paling berat ialah zuhud dalam perkara yang menjadi bagian diri sendiri.
Keutamaan Zuhud
Hakikat zuhud adalah ketiadaan kecenderungan terhadap sesuatu dan penyerahannya kepada hal yang lain.Barang siapa, yang meninggalkan kelebihan dunia dan membencinya, lalu mencintai akhirat, maka ia adalah orang yang zuhud di dunia.
Menukil buku Mutiara Ihya Ulumuddin oleh Al-Ghazali, derajat zuhud tertinggi adalah tidak menyukai segala sesuatu selain Allah SWT, bahkan terhadap akhirat. Di dalam kezuhudan mesti diketahui bahwa akhirat adalah lebih baik daripada dunia.
Banyak ayat Al-Qur'an dan hadis yang menunjukkan keutamaan zuhud. Diantaranya adalah:
1. Surat Al-Kahfi ayat 7
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.
2. Surat Al-Syura ayat 20
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ
Artinya: Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.
3. Hadits
Mengenai zuhud disebutkan dalam sebuah hadits,
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِىَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِىَ النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ازْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِى أَيْدِى النَّاسِ يُحِبُّوكَ ».
Dari Sahl bin Sa'ad As Sa'idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu." (HR. Ibnu Majah)
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!