Sosok Pemimpin yang Dirindukan Allah: Adil dan Jauh dari Kezaliman

Sosok Pemimpin yang Dirindukan Allah: Adil dan Jauh dari Kezaliman

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Selasa, 13 Feb 2024 11:45 WIB
Businessman tightens tie. Over black background.
Ilustrasi pemimpin yang dirindukan Allah SWT. Foto: Getty Images/iStockphoto/kuppa_rock
Jakarta -

Sosok pemimpin yang dirindukan Allah SWT adalah pemimpin yang adil dan jauh dari sifat zalim. Baik zalim kepada dirinya sendiri maupun zalim kepada rakyatnya.

Kriteria pemimpin tersebut dikatakan dalam sebuah hadits sebagaimana dinukil Bukhari Muslim dalam buku Resolusi Konflik dalam Masyarakat Melalui Teori Perdamaian Perspektif Al-Qur'an.

عَنْ أَبِي سَعِيدِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنهُ . قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم : إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِساً إِمَامُ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامُ جَائِرٌ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Dari Abu Said Al-Khudri RA: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah Azza Wajalla dan yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya di hari kiamat adalah pemimpin yang zalim." (HR Tirmidzi)

Pemimpin yang adil maksudnya adalah pemimpin yang mampu meletakkan semua perkara sesuai pada tempatnya atau kadarnya masing-masing, tanpa ada yang dibedakan.

ADVERTISEMENT

Dalam buku Akidah Akhlak karya Aminudin dan Harjan Syuhada disebutkan adil terhadap orang lain adalah mampu menempatkan orang lain pada posisi yang sesuai. Oleh karena itu, pemimpin yang adil yaitu pemimpin yang mampu memberikan hak-hak orang lain, rakyatnya, dan bawahannya. Hak dan kewajiban yang dijalankan juga harus selalu seimbang.

Dengan selalu menerapkan perilaku adil, maka dirinya akan termasuk dalam sosok pemimpin yang dirindukan Allah SWT. Dia akan mendapat tempat duduk yang paling dekat dengan-Nya.

Dalam hadits yang dikutip dari Jawahir Al-Bukhari karya Musthafa Muhammad Imarah yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pemimpin yang dirindukan Allah SWT itu akan mendapat naungan di hari akhir kelak.

Hari itu adalah hari yang sangat panjang, sedangkan seluruh umat manusia dari Nabi Adam AS sampai manusia yang terakhir dikumpulkan di sebuah padang yang luas. Allah SWT meletakkan matahari sangat dekat dengan manusia, sehingga tidak ada yang bisa menaunginya kecuali naungan dari Allah SWT.

Abu Hurairah RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابُّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقُ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابًا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةً ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.

Artinya: "Ada tujuh orang yang dinaungi Allah dengan naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya terpaut di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah pun karena-Nya pula, dan seorang laki-laki yang diminta berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, tetapi ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah', seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, lalu matanya mengucurkan (air mata)." (HR Bukhari)

Menurut penjelasan dalam buku Hidup untuk Tuhan, Rahasia Meraih Peradaban karya Risky Hardiansyah, sosok pemimpin yang dirindukan Allah SWT dalam hadits tersebut adalah pemimpin yang ketika di dunia ini senantiasa berusaha menegakkan keadilan.

Untuk menjadi pemimpin yang dirindukan Allah SWT, lanjut penjelasan dalam buku tersebut, dia harus sadar bahwa apa yang ia terima mulai dari gaji hingga fasilitas kerja adalah pemberian dari rakyat yang ia pimpin. Oleh karena itu, semuanya harus digunakan sesuai dengan amanah.

Bukan malah sebaliknya, yang menggunakan kenikmatan yang diberikan oleh rakyatnya untuk memenuhi ketamakannya sendiri. Bahkan jika tidak melakukannya, maka setan akan mudah sekali membujuk ke jalan yang sesat. Jika demikian, maka ia termasuk orang yang paling dibenci oleh Allah SWT, sebagaimana hadits di atas.

Oleh karena itu, menjadi sosok pemimpin yang adil merupakan perkara yang amat berat. Sehingga, Rasulullah SAW menyebut pemimpin yang adil pertama kali dalam hadits itu.




(kri/kri)

Hide Ads