Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi umat Islam, terdapat beberapa dasar kepemimpinan Rasulullah SAW yang menonjol. Dasar kepemimpinan inilah yang seharusnya diikuti oleh seluruh umat Islam agar bisa membangun pemerintahan yang baik.
Dikutip dari buku Manajemen Pendidikan Islam di Era Digital oleh Yuliana, dkk, gambaran kepemimpinan Rasulullah SAW terdapat pada surah Ali Imran ayat 159 yang berbunyi,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.
Buku tersebut menjelaskan, kepemimpinan Rasulullah SAW berdasarkan ayat di atas meliputi delapan nilai kepemimpinan, yaitu lemah lembut, menghindari ucapan keras dan kasar, menghindari keras hati, pemaaf, memohon ampunan, musyawarah, tekad kuat, tawakal kepada Allah SWT.
Sementara itu, dasar kepemimpinan Rasulullah SAW dipusatkan pada empat hal. Berikut dasar-dasar kepemimpinan yang dimiliki Rasulullah SAW menurut Samsul Nizar dalam buku Kepemimpinan Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Apa saja?
4 Dasar Kepemimpinan Rasulullah SAW
1. Tauhid dan Iman
Tauhid sebagai dasar kepemimpinan Rasulullah SAW artinya, beliau dan apa yang diajarkannya sebagai pemimpin selalu didasarkan pada keyakinan Islam, bahwa Tuhan itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah SWT tidak membutuhkan apa pun dari makhluk-Nya, tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan.
Sementara itu, iman adalah keyakinan yang kuat di dalam hati bahwa kebenaran Allah SWT, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir-Nya itu adalah hal yang benar dan sangat diyakini.
Keimanan ini dibuktikan Rasulullah SAW dan para sahabat dengan kesabaran mereka dalam menghadapi siksaan musuh Islam, kafir Quraisy. Cobaan, tantangan hidup, kejadian tidak biasa, bahkan peristiwa spiritual yang dialami oleh beliau juga menjadi penguat iman dalam dirinya.
Keimanan inilah yang membuat Rasulullah SAW menjadi orang yang sukses dalam menjalankan kepemimpinan. Keimanan ini juga membias kepada watak dan kepribadian para sahabat yang rela berjuang untuk Islam.
2. Takwa
Dasar kepemimpinan Rasulullah SAW yang kedua adalah takwa. Beliau menegaskan pentingnya pemimpin yang dilandasi takwa dan keadilan yang tinggi.
Tujuan dari takwa tidak lain adalah agar seorang pemimpin selalu mengutamakan aturan-aturan Allah SWT daripada hawa nafsu semata yang dapat merusak negara yang dipimpinnya.
Dengan karakter takwa, kepemimpinan Rasulullah SAW menjadi kepemimpinan yang berkualitas tinggi. Tidak takut kepada siapa pun, kecuali kepada Allah SWT.
3. Ikhlas
Sifat dasar yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin adalah ikhlas, yakni meluruskan dan menetapkan niatnya dalam memimpin semata-mata untuk Allah SWT, termasuk dalam memberikan perintah, larangan, pengawasan, nasihat, atau dalam membuat peraturan.
Rasulullah SAW sendiri adalah seorang pemimpin yang ikhlas, melandaskan seluruh kegiatan pemerintahannya hanya untuk Allah SWT. Beliau tidak mengharap apa pun kecuali rida Allah SWT.
4. Ibadah
Dasar kepemimpinan Rasulullah SAW yang terakhir adalah ibadah. Kata ibadah sendiri diambil dari kata 'abd yang artinya manusia yang rendah, hina, bagi junjungannya, pemilih segala urusannya.
Rasulullah SAW sendiri ketika memimpin selalu mengedepankan ibadah kepada Allah SWT. Beliaulah orang yang paling keras dan tekun beribadah kepada-Nya.
Banyak riwayat yang menjelaskan betapa rajinnya Nabi Muhammad SAW beribadah kepada Allah SWT. Bahkan, kaki beliau sering bengkak karena terlalu lama melakukan salat.
Waktu hidup Rasulullah SAW beliau habiskan hanya untuk beribadah. Bahkan, meskipun beliau adalah orang yang tidak memiliki dosa, tetapi beliau selalu bangun di malam hari untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi