4 Sifat Wajib yang Dimiliki Nabi, Begini Penjelasannya

4 Sifat Wajib yang Dimiliki Nabi, Begini Penjelasannya

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 10 Okt 2023 15:30 WIB
Silhouette pregnant Mary and Joseph with a donkey on star of cross background
Ilustrasi nabi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Boonyachoat)
Jakarta -

Akhlak mulia adalah salah satu aspek kehidupan yang harus dimiliki setiap manusia. Sebagai umat muslim, nabi dan rasul telah memberikan teladan termasuk dalam hal akhlak.

Nabi dan Rasul memiliki empat sifat wajib yang dapat diteladani oleh umat muslim saat ini. Empat sifat ini juga merupakan empat sifat wajib yang harus dimiliki sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.

Sifat-sifat Wajib Nabi

Ridwan Abdullah Sani dalam karyanya Pendidikan Karakter: Mengembangkan Karakter Anak yang Islami, berikut empat sifat wajib nabi yang harus diteladani oleh umat muslim,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Shiddiq

Shiddiq memiliki arti benar. Maksudnya setiap perkataan yang diucapkan atau disampaikan oleh nabi selalu benar.

Para nabi selalu berkata benar dalam menyampaikan wahyu yang berasal dari Allah SWT maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berkaitan dengan persoalan duniawi. Dalam Al-Qur'an ada beberapa ayat yang menjelaskan shiddiq menjadi salah satu sifat wajib yang dimiliki nabi.

ADVERTISEMENT

Pertama surat Maryam ayat 41,

ΩˆΩŽΨ§Ψ°Ω’ΩƒΩΨ±Ω’ فِي الْكِΨͺَابِ Ψ₯ΩΨ¨Ω’Ψ±ΩŽΨ§Ω‡ΩΩŠΩ…ΩŽ ۚ Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ΅ΩΨ―ΩΩ‘ΩŠΩ‚Ω‹Ψ§ Ω†ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‹Ω‘Ψ§

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), bahwa ia adalah seorang yang sangat benar dan juga seorang Nabi,"

Kedua surat Maryam ayat 50,

ΩˆΩŽΩˆΩŽΩ‡ΩŽΨ¨Ω’Ω†ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ مِنْ Ψ±ΩŽΨ­Ω’Ω…ΩŽΨͺΩΩ†ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΨ¬ΩŽΨΉΩŽΩ„Ω’Ω†ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ Ω„ΩΨ³ΩŽΨ§Ω†ΩŽ ءِدْقٍ ΨΉΩŽΩ„ΩΩŠΩ‹Ω‘Ψ§

Artinya: "Dan Kami berikan anugerah kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia."

2. Amanah

Sifat wajib bagi nabi yang kedua adalah amanah yang bermakna dapat dipercaya. Semua nabi berusaha menjaga dirinya dari segala perbuatan dosa untuk menjaga kepercayaan umatnya kepada dirinya.

Nabi memiliki sifat amanah termaktub dalam surat An-Nisa ayat 58,

Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡ΩŽ ΩŠΩŽΨ£Ω’Ω…ΩΨ±ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ψ£ΩŽΩ†Ω’ ΨͺΩΨ€ΩŽΨ―ΩΩ‘ΩˆΨ§ Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΩ…ΩŽΨ§Ω†ΩŽΨ§Ψͺِ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰Ω° Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„ΩΩ‡ΩŽΨ§ وَΨ₯ِذَا Ψ­ΩŽΩƒΩŽΩ…Ω’Ψͺُمْ Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ω†ΩŽ Ψ§Ω„Ω†ΩŽΩ‘Ψ§Ψ³Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω’ ΨͺΩŽΨ­Ω’ΩƒΩΩ…ΩΩˆΨ§ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΨ―Ω’Ω„Ω ۚ Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡ΩŽ Ω†ΩΨΉΩΩ…ΩŽΩ‘Ψ§ ΩŠΩŽΨΉΩΨΈΩΩƒΩΩ…Ω’ بِهِ Ϋ— Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡ΩŽ ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ³ΩŽΩ…ΩΩŠΨΉΩ‹Ψ§ Ψ¨ΩŽΨ΅ΩΩŠΨ±Ω‹Ψ§

Artinya: "Sungguh Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran terbaik kepadamu. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

3. Tablig

Sifat wajib yang dimiliki nabi selanjutnya tablig yang bermakna menyampaikan wahyu. Para nabi dan rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia.

Nantinya wahyu tersebut dapat berupa pengetahuan, syariat, pedoman, ataupun risalah kenabian yang lain. Meskipun wahyu yang disampaikan tidak mudah atau sesuatu yang tidak menyenangkan, akan tetap nabi sampaikan tanpa mengurangi satu huruf pun.

Hal ini sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi,

يَا Ψ£ΩŽΩŠΩΩ‘Ω‡ΩŽΨ§ Ψ§Ω„Ψ±ΩŽΩ‘Ψ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ¨ΩŽΩ„ΩΩ‘ΨΊΩ’ Ω…ΩŽΨ§ Ψ£ΩΩ†Ω’Ψ²ΩΩ„ΩŽ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ مِنْ Ψ±ΩŽΨ¨ΩΩ‘ΩƒΩŽ Ϋ– وَΨ₯ِنْ Ω„ΩŽΩ…Ω’ ΨͺΩŽΩΩ’ΨΉΩŽΩ„Ω’ ΩΩŽΩ…ΩŽΨ§ Ψ¨ΩŽΩ„ΩŽΩ‘ΨΊΩ’Ψͺَ Ψ±ΩΨ³ΩŽΨ§Ω„ΩŽΨͺΩŽΩ‡Ω ۚ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ΩŠΩŽΨΉΩ’Ψ΅ΩΩ…ΩΩƒΩŽ Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ω†ΩŽΩ‘Ψ§Ψ³Ω Ϋ— Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡ΩŽ Ω„ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΩ‡Ω’Ψ―ΩΩŠ Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ Ψ§Ω„Ω’ΩƒΩŽΨ§ΩΩΨ±ΩΩŠΩ†ΩŽ

Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melaksanakan (apa yang diperintahkan) berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.

4. Fatanah

Yang terakhir nabi memiliki sifat wajib yakni fatanah yang berarti pandai, cerdas dan bijaksana. Sebagai utusan Allah SWT, para nabi memiliki kemampuan untuk memahami berbagai masalah manusia dan mencarikan solusinya.

Allah SWT menganugerahkan kemampuan kepada para nabi dalam menyampaikan ajaran kepada kaumnya. Termasuk saat berargumentasi dengan kaum yang bersebrangan dengan ajarannya.

Seperti disinggung dalam surat Al-An'am ayat 83,

وَΨͺΩΩ„Ω’ΩƒΩŽ Ψ­ΩΨ¬ΩŽΩ‘ΨͺΩΩ†ΩŽΨ§ Ψ’ΨͺΩŽΩŠΩ’Ω†ΩŽΨ§Ω‡ΩŽΨ§ Ψ₯ΩΨ¨Ω’Ψ±ΩŽΨ§Ω‡ΩΩŠΩ…ΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰Ω° Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩΩ‡Ω ۚ Ω†ΩŽΨ±Ω’ΩΩŽΨΉΩ دَرَجَاΨͺٍ Ω…ΩŽΩ†Ω’ Ω†ΩŽΨ΄ΩŽΨ§Ψ‘Ω Ϋ— Ψ₯ΩΩ†ΩŽΩ‘ Ψ±ΩŽΨ¨ΩŽΩ‘ΩƒΩŽ Ψ­ΩŽΩƒΩΩŠΩ…ΩŒ ΨΉΩŽΩ„ΩΩŠΩ…ΩŒ

Artinya: "Dan itulah uraian yang diberikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui."




(hnh/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads