Sebelumnya, sidang isbat penentuan 1 Dzulhijjah 1444 H telah dilaksanakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI). Berdasarkan hasil sidang isbat tersebut, pemerintah menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada tanggal Selasa, 20 Juni dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.
Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, ada beberapa praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dikutip dari Buku Fiqih Sunnah 2 karya Sayyid Sabiq, berikut adalah amalan-amalan sunnah sebelum sholat Idul Adha.
5 Amalan Sunnah sebelum Sholat Idul Adha
1. Tidak Makan
Pada hari raya Idul Adha, disarankan untuk menunda makan sebelum melaksanakan sholat Idul Adha. Setelah sholat, barulah muslim bisa memakan daging kurban.
Hal ini didasarkan pada riwayat dari Budairah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak makan pada hari Idul Adha kecuali setelah pulang dari sholat Idul Adha.
2. Mandi
Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu. Dalam hadits disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.
Mandi pada dua hari raya dinyatakan sunnah oleh para ulama. Meski tak ada hadits shahih yang menjelaskannya, tetapi ada ucapan sahabat nabi yang mengemukakan mandi di Hari Raya adalah sunnah. Pendapat tersebut dikatakan cukup untuk dijadikan sebagai landasan hukum.
3. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian
Rasulullah SAW biasanya mengenakan pakaian terbaik dan wewangian saat melaksanakan sholat Idul Adha. Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa beliau memiliki jubah yang sangat bagus yang selalu dipakai pada dua hari raya dan hari Jumat.
Disebutkan dalam riwayat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, "Rasulullah SAW mempunyai jubah sangat bagus yang selalu beliau pakai pada dua hari raya dan hari Jumat." (HR Ibnu Abdil Bar dan Ibnu Khuzaimah).
Selain itu, disebutkan pula dalam hadits riwayat Al Hakim, dari Al Hasan bin Ali Radhiyallahu'anhu, cucu beliau berkata, "Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya." (HR Al-Hakim)
4. Lewati Jalan Berbeda saat Berangkat
Mayoritas ulama berpendapat bahwa dianjurkan untuk menggunakan rute yang berbeda saat pergi dan pulang dari sholat Idul Adha. Pendapat ini mengacu pada salah satu hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
"Apabila Nabi Muhammad SAW pergi sholat Id (Hari Raya), ketika pulang, Beliau menempuh jalan yang berlainan dengan jalan yang Beliau lalui ketika pergi." (HR Ibnu Majah)
Namun demikian, meskipun melewati jalan yang sama juga tetap diperbolehkan.
5. Memperbanyak Takbir
Disunnahkan untuk memperbanyak takbir ketika keluar dari rumah menuju tempat sholat Idul Adha. Takbir ini tidak terbatas pada waktu-waktu khusus, tetapi berlaku sepanjang waktu pada hari-hari tersebut.
Baca juga: Kapan Sholat Idul Adha 2023 Dilaksanakan? |
Ulama berpendapat, takbir Idul Adha bisa dimulai sejak Subuh di hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga akhir petang hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Lafal takbir Idul Adha:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْد
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَه لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَكْبَرُ
Latin: Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illa Allaahu wa Allaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Allaahu akbar kabiira wal hamdu lillaahi katsiira wa subhaana Allaahi bukrataw wa ashiilaa laa ilaaha illa Allahu wa laa na'budu illa iyyaah mukhlishiina lahud diin, wa law karihal kaafiruuna laa ilaaha illa Allaahu wahdahu shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu, laa ilaaha illa Allahu akbar
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besardan segala puji bagi Allah."
"Allah Maha Besar dengan kebesaran yang sempurna dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pagi dan petang. Tiada tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya seraya memurnikan agama-Nya meskipun orang-orang kafir membenci. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuhNya dengan Keesaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar."
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana