Apakah Boleh Berniat Puasa Arafah di Pagi Hari atau Siangnya?

Apakah Boleh Berniat Puasa Arafah di Pagi Hari atau Siangnya?

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Selasa, 27 Jun 2023 11:45 WIB
Iftar or Fatoor is the evening meal with which Muslims end their daily Ramadan fast at sunset
Ilustrasi puasa. Apakah boleh niat puasa Arafah di pagi hari? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Nadiia Cherenkova)
Jakarta - Membaca niat sebelum melaksanakan ibadah puasa sunnah merupakan langkah yang penting. Para ulama telah membahas mengenai waktu yang tepat untuk menyampaikan niat puasa sunnah, termasuk kebolehan membaca niat puasa Arafah di pagi hari.

Puasa sunnah merujuk pada puasa yang memberikan pahala jika dilakukan, tetapi tidak berdosa jika tidak dilakukan. Menurut Rizem Aizid dalam buku Ibadah Para Juara, puasa sunnah merupakan amalan yang dapat melengkapi kekurangan dalam melaksanakan puasa wajib.

Dalam penjelasan lebih lanjut, melakukan amalan sunnah juga dapat memperoleh cinta dari Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam hadirs Qudsi, "Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku akan memberikan petunjuk kepada pendengarannya, penglihatannya, tangannya, dan kakinya. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku akan mengabulkannya, dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya." (HR Bukhari)

Dalam Kitab Al-Wajiju min fakihussunah karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, disebutkan puasa Arafah merupakan salah satu puasa sunnah yang diamalkan oleh Rasulullah SAW. Lalu, bolehkah membaca niat puasa Arafah pada pagi hari?

Apakah Boleh Niat Puasa Arafah di Pagi Hari?

Membaca niat puasa Arafah dapat dilakukan pada pagi hari. Bersumber Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Kitab Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah, meniatkan diri untuk berpuasa sunnah dapat dimulai dari terbenamnya matahari hingga fajar menyingsing. Disarankan untuk menyampaikan niat lebih awal sebelum akhir waktu tersebut untuk memastikan keamanan dan menghindari terburu-buru.

Para ulama juga telah membahas tentang menyampaikan niat puasa sunnah pada siang hari. Salah satu pendapat yang disampaikan oleh Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam Kitab Maqaashidul Mukallafin: An-Niyyat fil ibadaat menyatakan bahwa niat puasa sunnah tetap sah jika dilakukan pada siang hari. Pendapat ini merupakan pandangan mayoritas ulama, termasuk Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, Hudzaifah bin Yaman, Thalhal, Ibnu Abbas, Abu Hanifah, Ahmad, dan Syafi'i.

Menurut Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani, seseorang diizinkan untuk melakukan niat puasa sunnah pada siang hari dan boleh membatalkan puasa sunnah tanpa adanya alasan yang penting. Pendapat ini didasarkan pada hadirs yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, yang mengatakan bahwa pada suatu hari Nabi SAW datang ke rumahnya dan bertanya apakah ada makanan.

Ketika Aisyah mengatakan bahwa tidak ada, Nabi SAW berkata, "Kalau begitu, aku berpuasa." Pada hari berikutnya, ketika Nabi SAW datang lagi, Aisyah memberitahukan bahwa mereka diberi makanan berupa kurma yang dicampur dengan samin dan susu kering. Nabi SAW berkata, "Perlihatkan itu kepadaku. Sebenarnya, tadi pagi aku sudah berpuasa." Namun, kemudian beliau makan. (HR Muslim)

Kebolehan untuk melakukan niat puasa sunnah pada pagi atau siang hari ini juga dijelaskan dalam buku Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita karya Abdul Syukur al-Azizi. Ia menyatakan bahwa puasa sunnah dapat dilakukan setelah fajar, bahkan jika seseorang belum makan atau minum pada pagi hari atau tidak melakukan tindakan yang membatalkan puasa, mereka diperbolehkan langsung menyampaikan niat untuk melaksanakan puasa sunnah.

Dengan demikian, niat puasa Arafah boleh dilafalkan pada pagi atau siang hari. Berikut bacaan niatnya.

Niat Puasa Arafah di Pagi atau Siang hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: "Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ."

Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta'ala."

Puasa Arafah ini memiliki banyak keutamaan yang dapat diraih muslim. Salah satunya adalah ganjaran berupa penghapusan dosa-dosa selama dua tahun. Dua tahun yang dimaksudkan adalah satu tahun sebelum melaksanakan dan satu tahun setelah melaksanakan.

Hal ini sejalan dengan hadits,

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صَوْمُ يَوْم غرفة يُكَفِّرُ سنتين مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةٌ مَاضِيَةً

Artinya: Dari Abi Qatadah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura' menghabiskan dosa tahun sebelumnya." (HR Jamaah ahli hadis kecuali Bukhari dan Tirmidzi)


(rah/rah)

Hide Ads