Apakah Boleh Tidak Melaksanakan Puasa Arafah?

Apakah Boleh Tidak Melaksanakan Puasa Arafah?

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 04 Jun 2025 18:30 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa Arafah (Foto: Freepik)
Jakarta -

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada 9 Zulhijah, tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa, salah satunya adalah menghapus dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dengan keutamaan sebesar itu, banyak muslim yang bersemangat untuk menjalankannya. Namun, muncul juga pertanyaan yang sering dilontarkan tentang apakah boleh jika tidak puasa Arafah dan bagaimana hukumnya bagi yang meninggalkannya?

Hukum Puasa Arafah

Menurut buku Meraih Surga Dengan Puasa: Panduan Lengkap Puasa Setahun karya H. Herdiasnyah Achmad, LC, dijelaskan bahwa puasa Arafah hukumnya sunnah muakkadah bagi mereka yang tidak sedang berada di Arafah. Artinya, puasa ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalani ibadah haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu pelaksanaan puasa Arafah adalah tanggal 9 Zulhijah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini menjadi salah satu bentuk ibadah sunnah yang sangat utama di bulan Zulhijah.

Bolehkah Tidak Puasa Arafah?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, puasa Arafah memiliki hukum sunnah muakad yang berarti sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam yang tidak sedang berhaji.

ADVERTISEMENT

Menurut Djakfar dalam bukunya Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi, sunnah dipahami oleh para ahli fikih (fuqaha) sebagai ajaran yang berasal dari Nabi Muhammad, tetapi pelaksanaannya tidak bersifat wajib.

Maka dari itu, sunnah adalah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Namun, jika tidak dilaksanakan, tidak akan menimbulkan dosa bagi yang meninggalkannya.

Menjawab pertanyaan apakah boleh tidak puasa Arafah, jawabannya adalah boleh, karena puasa Arafah termasuk dalam kategori ibadah sunnah, bukan wajib. Artinya, siapa pun yang tidak melaksanakannya tidak akan berdosa.

Namun, mengingat keutamaan besar yang dimilikinya, seperti penghapusan dosa selama dua tahun, sangat dianjurkan untuk tidak melewatkannya bagi yang mampu. Terlebih lagi, puasa ini hanya datang sekali dalam setahun, sehingga menjadi kesempatan ibadah yang sangat berharga.

Jika tidak ada halangan, lebih utama bagi seorang muslim untuk melaksanakan puasa Arafah sebagai bentuk meraih keutamaan dan pahala yang besar.

Keutamaan Puasa Arafah

Meskipun puasa Arafah hukumnya sunnah dan tidak wajib, ibadah ini memiliki banyak keutamaan besar yang sayang dilewatkan.

Dinukil dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim "Sehari-Hari" karya KH. Muhammad Habibillah, berikut berbagai keutamaan yang akan diperoleh oleh orang-orang yang menjalankan puasa Arafah.

1. Diampuni Dosa Selama 2 Tahun

Beberapa hadits menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyatakan, siapa saja dari umatnya yang menjalankan puasa Arafah akan mendapatkan ampunan dosa untuk satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Berikut ini adalah dalil yang menjelaskan hal tersebut:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ.

Artinya: "Dan beliau (Rasulullah) ditanya mengenai puasa pada hari Arafah, maka beliau menjawab, 'Dia menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang'." (HR Muslim)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ.

Artinya: "Aku berharap kepada Allah agar puasa hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR Muslim)

2. Terbebas Api Neraka

Rasulullah SAW menegaskan bahwa pada hari Arafah, Allah SWT akan membebaskan lebih banyak hamba-Nya dari siksa api neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Berikut ini adalah dalil yang menjelaskan hal tersebut:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ.


Artinya: "Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah." (HR Muslim)

3. Doa Diijabah

Doa pada hari Arafah dianggap sebagai doa yang paling mustajab. Rasulullah SAW bersabda,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan, 'La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ʻala kulli sya-in qadir' (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)." (HR Tirmidzi)

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads