Niat Puasa Qadha Ramadan Bulan Syawal dan Waktu Pengamalannya

Niat Puasa Qadha Ramadan Bulan Syawal dan Waktu Pengamalannya

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah
Rabu, 26 Apr 2023 15:30 WIB
close up image .
Ilustrasi. Ini bacaan niat puasa qadha Ramadan di bulan Syawal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/hayatikayhan)
Jakarta -

Puasa qadha Ramadan dapat dilakukan setelah berakhirnya bulan Ramadan dan di luar hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa oleh Allah SWT. Salah satu waktu terdekat untuk melakukan puasa qadha Ramadan adalah saat bulan Syawal.

Untuk melaksanakan puasa qadha, kita memerlukan untuk mengucapkan niat terlebih dahulu. Berikut adalah niat puasa qadha Ramadan di bulan Syawal.

Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Latin: "Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadana lillâhi ta'âlâ."

Artinya: "Aku berniat untuk mengqodho puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."

ADVERTISEMENT

Menurut kesepakatan seluruh fuqaha dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 2 karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, membaca niat puasa qadha Ramadan dilakukan pada malam hari hingga terbit fajar. Keterangan tersebut dilandasi dari sabda Rasulullah SAW yang mengatakan,

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: "Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi)

Utamanya, bagi puasa qadha Ramadan yang bersifat wajib, para ulama berijma' bahwa bacaan niat yang dibaca setelah terbit fajar menjadi amalan yang tidak sah. Sebaliknya, niat puasa yang bersifat sunnah masih dianggap sah bila dibaca setelah terbit fajar.

"Sebab, puasa adalah ibadah yang disandarkan kepada suatu waktu, maka ia wajib ditentukan dalam niatnya, sama seperti salat lima waktu juga sama seperti qadha," tulis buku terbitan Gema Insani tersebut.

Waktu Pengamalan Puasa Qadha Ramadan

Puasa qadha boleh dilakukan selama di luar waktu yang dilarang untuk berpuasa. Seperti, dua hari raya, pelaksanaan Ramadan selanjutnya, hingga waktu puasa nazar.

Namun, untuk pengamalan qadha yang bertepatan dengan nazar, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mazhab. Mazhab Hanafi, berpendapat, bila seseorang mengqadha puasa Ramadannya di hari yang telah ditentukan untuk puasa nazar maka puasa Ramadannya tetap sah.

Sedangkan untuk puasa nazarnya, dia harus mengqadha puasa tersebut di hari yang lain. Pasalnya, nazar itu sebenarnya tidak terikat dengan waktu dan tempat, maka dari itu diperbolehkan baginya untuk melakukan puasa di bulan Sya'ban meskipun nazarnya ditentukan untuk bulan Rajab. Mazhab Hambali juga mengatakan mengqadha puasa Ramadan di waktu yang telah dinazarkan hukumnya boleh dilakukan.

Lalu, menurut Madzhab Syafi'i, membayar utang puasa wajib hukumnya untuk dilakukan dengan segera jika batalnya puasa tersebut dilakukan dengan sengaja tanpa alasan yang memperkenankannya.

Lebih lanjut, menurut Madzhab Hanafi, membayar utang puasa Ramadan itu hukumnya adalah wajib, namun waktunya sangat luas dan tidak terikat. Oleh karena itu jika seseorang belum membayarnya ketika akan masuk bulan Ramadan selanjutnya maka dia tidak dianggap telah melakukan perbuatan dosa, selama kewajiban itu dilaksanakannya.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads