Ramadhan di Luar Angkasa, Astronaut UEA Ini Berpuasa Sesuai Waktu GMT di ISS

Ramadhan di Luar Angkasa, Astronaut UEA Ini Berpuasa Sesuai Waktu GMT di ISS

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 03 Feb 2023 17:30 WIB
Astronaut UEA, Sultan al-Neyadi
Astronaut UEA Berpuasa Sesuai Waktu GMT di ISS (Foto: AFP)
Jakarta -

Astronaut dari Uni Emirat Arab (UEA), Sultan Al-Neyadi akan melaksanakan puasa Ramadan ketika berada di luar angkasa. Pria berusia 41 tahun tersebut dijadwalkan meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) dengan roket SpaceX Falcon 9 pada 26 Februari 2023 mendatang.

Ia akan berada di orbit selama 6 bulan, ini menjadi rekor waktu untuk astronaut Arab mana pun. Al-Neyadi mengatakan bahwa dirinya sangat menantikan bulan suci Ramadan di luar angkasa. Menurutnya, perjalanan tersebut menghadirkan tantangan unik.

"ISS melakukan perjalanan dengan cepat. Artinya, itu mengorbit mengelilingi Bumi dalam 90 menit. Rata-rata ada 16 Matahari terbit dan terbenam setiap hari. Kapan kamu (mulai) berbuka puasa?" katanya kepada Al Arabiya pada Jumat (3/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berpuasa Sesuai Waktu GMT di ISS

Lebih lanjut ia menuturkan bahwa dia akan berpuasa sesuai waktu GMT yang digunakan oleh ISS apabila keadaan memungkinkan. Meski begitu, puasa sebetulnya tidak diwajibkan bagi sekelompok orang tertentu, termasuk mereka yang tengah bepergian atau tidak sehat.

"Saya akan mempersiapkan bulan Ramadan dengan niat berpuasa," ungkap Al-Neyadi.

ADVERTISEMENT

Sultan Al-Neyadi akan menjadi orang kedua dari UEA yang bepergian ke luar angkasa. Sebelumnya, pada 2019 silam seorang astronaut wanita Hazzaa al-Mansoori pergi ke luar angkasa selama delapan hari.

Nantinya di luar angkasa, Al-Neyadi akan mempelajari dampak gaya berat mikro pada tubuh manusia sebagai persiapan untuk misi masa depan ke Bulan dan Mars.

Walaupun 6 bulan terasa lama, namun ia tidak keberatan. Terlebih, jadwalnya selama ini memang cukup padat. Al-Neyadi memang sudah bekerja di militer UEA selama 20 tahun.

Dia mempelajari teknik elektronik dan komunikasi di Inggris, selain itu Al-Neyadi juga menyelesaikan gelar PhD dalam teknologi pencegahan kebocoran data di Universitas Griffith di Australia.

UEA Sebagai Pendatang Baru di Dunia Eksplorasi Luar Angkasa

Sebagai informasi, UEA merupakan pendatang baru di dunia eksplorasi luar angkasa, namun mereka dengan cepat membuat pergerakan.

Sebagai contoh, mereka mengirim pesawat ruang angkasa tanpa awak ke Mars pada 2021 lalu dalam misi antar planet pertama di Arab, kemudian pada tahun 2022 mereka melakukan sebuah penjelajahan ke Bulan.

Al-Neyadi mengaku senang untuk memulai misi dan akan membawa serta foto keluarganya, bahkan beberapa mainan milik anak-anaknya.




(aeb/lus)

Hide Ads