Ratusan astronaut telah menjalankan misi luar angkasanya dalam beberapa dekade silam. Seiring terdiversifikasinya program tersebut, beberapa astronaut yang terpilih adalah muslim.
Bagi astronaut muslim, perjalanan luar angkasa punya tantangan tersendiri. Beberapa praktik ibadah umat Islam seperti sholat yang menghadap kiblat dan awal-akhir puasa bergantung pada geografi bumi atau orbit benda-benda langit.
Lantas, bagaimana cara astronaut muslim menjalankan sholat dan puasa? Mengingat matahari terbit-terbenam belasan kali dalam sehari dan pesawat ulang-alik meluncur ke angkasa meninggalkan bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Astronaut Sholat di Luar Angkasa
Menurut pedoman yang difatwakan para ulama Malaysia saat astronaut muslim pertama mereka meluncur ke International Space Station (ISS), Sheikh Muszaphar Shukor, waktu sholat harian ditentukan dalam durasi 24 jam (sama dengan 1 hari di bumi) dengan mengikuti waktu di lokasi astronaut diluncurkan.
Sholat dilaksanakan dengan menghadap Kakbah di Makkah jika memungkinkan. Jika tidak, astronaut boleh cukup menghadap bumi secara umum atau mengarah ke mana saja sebisanya.
Gerakan sholat dilakukan dengan berdiri apabila memungkinkan. Mengingat tidak adanya gravitasi, sholat dapat dikerjakan sambil duduk, berbaring, atau menggunakan kelopak mata. Jika benar-benar tidak memungkinkan barulah bisa cukup membayangkan urutan sholat yang umum dikerjakan di bumi.
Dalam kasus Shukor, ia meluncur dari Kazakhstan sehingga waktu sholatnya mempertimbangkan waktu setempat. Ia mengikat kakinya ke lantai pesawat agar memungkinkan melakukan gerakan sujud terbaiknya.
Meski Shukor mengatakan prioritasnya adalah melakukan eksperimen, dirinya khawatir dalam menjalankan praktik ibadah selama di luar angkasa. Keresahannya itu membuat 150 ulama beserta ilmuwan dan astronaut berunding dan menghasilkan fatwa tersebut.
Cara Astronaut Puasa di Luar Angkasa
Mengenai puasa, astronaut muslim diperbolehkan menjalankannya apabila memungkinkan. Namun jika tidak memungkinkan maka dapat mengganti atau mengqada puasa setelah mereka pulang ke bumi.
Waktu berpuasa di luar angkasa disesuaikan dengan zona waktu lokasi astronaut berangkat. Contohnya dalam misi Shukor, ia meluncur dari Kazakhstan sehingga berpuasa mengikuti waktu di sana.
Menurut Mufti Menk, ulama Islam terkenal asal Zimbabwe, dilansir Khaleej Times, astronaut muslim tidak diwajibkan berpuasa di luar angkasa karena tergolong musafir. Puasanya dapat diqadha setelah sampai ke bumi.
(azn/row)