Berbagai kegiatan yang mudah untuk dilakukan di bumi menjadi sulit ketika tidak ada gravitasi, seperti mencuci baju. Dipakai setiap waktu, apakah baju para astronaut itu dicuci?
Jawaban satu-satunya adalah tidak. Astronaut diketahui akan memakai baju mereka hingga tidak nyaman lalu membuangnya dengan cara dibakar. Mengapa begitu? Ini penjelasannya dikutip dari Mental Floss.
Biaya Logistik ke Luar Angkasa Mahal
Segala kehidupan yang terjadi di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) sangatlah sederhana. Mereka tidak mencuci baju karena tidak ada mesin cuci dan air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Logistik untuk mengirim suatu benda ke luar angkasa sangatlah mahal, termasuk bila yang dikirim adalah mesin cuci. Pengiriman mesin cuci akan membuat repot para astronaut mengingat tempat tinggal mereka di ISS sangat terbatas.
Masalah kedua adalah tidak ada air untuk mencuci baju. Hampir semua air, termasuk keringat dan urin didaur ulang untuk berbagai kegiatan termasuk minum.
Meski begitu, penyediaan air untuk mencuci pakaian kotor menjadi tantangan baru para astronaut. Tantangan ini belum bisa diselesaikan ISS atau NASA.
Pakaian Dibuang dan Dibakar oleh Atmosfer Bumi
Di ISS, para astronaut memiliki sebuah lemari pakaian yang kedap udara. Sehingga baju mereka bisa dipakai selama beberapa hari.
Setiap dua minggu sekali baju yang kotor akan dibuang. Baju kotor nantinya akan disimpan dalam sebuah kontainer kargo, dilepaskan ke luar angkasa, dan dibiarkan terbakar oleh atmosfer bumi.
Setiap tahunnya, diketahui 160 pon atau 72 kg baju kotor dihancurkan menggunakan panas atmosfer bumi.
Inovasi dan Solusi NASA
Kegiatan astronaut di luar angkasa cukup padat. Astronaut Leland Melvin menjelaskan sama seperti di bumi, di luar angkasa ia juga berolahraga secara teratur.
Ketika berkeringat, pakaian akan cepat kotor dan membuat tidak nyaman sehingga harus dibuang. Tetapi hal ini berdampak dengan semakin menipisnya pakaian yang mereka punya.
Hal ini akhirnya diperhatikan oleh NASA. Mereka mencari alternatif agar pakaian bisa digunakan secara berulang.
Pada 2013, NASA melakukan eskperimen pada sebuah kain yang diberi antimikroba. Zat ini telah menjadi andalan untuk memerangi bau tak sedap di luar angkasa.
Pengembangan itu akhirnya berlanjut hingga 2021. Badan antariksa Amerika Serikat itu melakukan kerja sama dengan perusahaan Procter and Gamble (P&G).
Keduanya membuat deterjen cucian Tide yang awalnya dijuluki 'NASA Tide'. P&G juga meluncurkan pengembangan mesin cuci dengan pengering yang mampu mencuci dengan sedikit air.
NASA juga mengambil ide terkait sistem yang dapat membersihkan pakaian secara efisien. Kerja sama keduanya dinilai masih berlangsung hingga saat ini.
Pada 2023, P&G mengumumkan produk inovasi mereka untuk para astronaut. Produk tersebut diberi nama "Tide Infinity" yang terdiri dari tisu deterjen khusus dan pena penghilang noda.
Mereka juga menciptakan mesin cuci yang hanya memerlukan 3 galon air (11 liter) untuk mencuci 10 pon (4 kg) pakaian. Meskipun inovatif tentu ada dampak yang ditimbulkan.
Air bekas pencucian nantinya akan kembali didaur ulang untuk bisa diminum para astronaut.
(det/pal)