Di kala marah, banyak orang tak bisa meredam emosi nya. Sehingga mereka meluapkan amarah tersebut dengan kata-kata kasar, atau melakukan perbuatan tercela, yang bisa menimbulkan celaka.
Amarah merupakan hal yang wajar dan bisa terjadi kapan saja. Tetapi alangkah baiknya jika kemarahan bisa dikontrol agar tidak sampai berlebihan.
Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya berusaha untuk mengendalikan amarah. Karena siapa saja yang bisa menahan kemarahan, Allah akan memberikan surga baginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
At-Thabrani meriwayatkan dari Abu Ad-Darda RA, ia berkata: 'Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga'. Rasulullah SAW bersabda, 'Jangan engkau marah, maka bagimu surga'. (HR. Thabrani)
Disebutkan dalam hadits lain yang dikutip dalam buku Mengembangkan Karakter Anak yang Islami oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, dijelaskan ketika ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah untuk meminta nasihat, Rasulullah menasihatinya dengan mengatakan jangan marah seperti disebutkan dalam hadits berikut ini:
![]() |
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abi Az-Zainal dari ayahnya dari 'Urwah dari Al=Ahnaf bin Qais berkata, telah mengabarkan kepadaku keponakanku, ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah! Sampai-kanlah suatu perkataan kepadaku dan peringkaslah mudah-mudahan aku memahaminya.' Rasulullah SAW bersabda, 'Jangan marah'. Lalu aku mengulanginya berkali-kali, semuanya dibalas Rasulullah dengan sabda, 'Jangan marah." (HR. Ahmad).
Masih dalam sumber yang sama, pesan tersebut dimaksudkan agar manusia dapat menguasai diri kita marah dengan tidak melampiaskan apa yang dituntut oleh kemarahan. Kemarahan digambarkan sebagai bara api yang dilemparkan oleh setan ke dalam lubuk hati anak adam. Seringkali seseorang menyesal atas apa yang terjadi akibat kemarahan tersebut.
Dalam buku Merajut Kehidupan karya Muhammad Tafsir, disebutkan lima langkah meredam dan menghilangkan amarah.
Pertama, membaca Ta'awudz, A'udzubillahi minasy syaithanir rajiim. Dengan mengucapkannya, kita memohon perlindungan kepada Allah agar tidak terpengaruh oleh setan.
Suatu hari Sulaiman bin Shurod RA duduk bersama dengan Nabi SAW, kemudian terdapat dua orang lelaki saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang telah memerah wajahnya dan menegang urat lehernya. Kemudian Rasulullah memberikan nasihat, "Sesungguhnya aku tahu satu perkataan apabila dibaca tentu akan menghilangkan rasa marahnya, jika ia ingin membacanya, 'A'udzubillahi minas-syaithani' (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya kemarahan yang dialaminya hilang'. (HR Bukhari)
Kedua, ketika amarah membara, menahan lisan untuk tidak berkata dan berbicara merupakan cara terbaik. Karena jika tidak, seseorang bisa saja mengeluarkan perkataan kasar atau melaknat dari mulutnya.
Imam Ahmad meriwayatkan hadits, bahwa Rasulullah bersabda 'Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah'. (HR Ahmad)
Ketiga, berwudhu. Nabi menyarankan bagi seorang yang sedang marah untuk mengambil wudhu, karena emosi itu akan padam karena terkena air.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dari Athiyyah as-Sa'di RA berkata bahwa Rasulullah bersabda: 'Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu'. (HR Abu Dawud)
Keempat, mengubah posisi badan. Rasulullah memberi saran kepada umat muslim, jika mereka marah untuk mengganti posisi tubuh.
Bila seseorang marah saat berdiri, maka duduk menjadi posisi paling pas untuk meredakannya. Namun bila duduk tidak mempan juga, maka disarankan untuk berbaring.
Dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW bersabda, 'Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah'. (HR Abu Dawud)
Kelima, mengingat keutamaan meredam amarah. Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadits, bahwa balasan bagi orang yang mampu menahan kemarahannya akan diberi kebebasan dalam memilih bidadari di hari akhir nanti.
'Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.' (HR. Ahmad & Abu Dawud)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi