Kekuatan Doa Nabi Yunus, Dzikir Mustajab Saat Diterpa Musibah

Kekuatan Doa Nabi Yunus, Dzikir Mustajab Saat Diterpa Musibah

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 17 Jul 2025 05:00 WIB
A realistic Arabian interior miniature with window and columns. Silhouette of muslim praying on carpet near window. Festive greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem. Selective focus
Ilustrasi muslim sedang memanjatkan doa Nabi Yunus (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli)
Jakarta -

Ketika kegelisahan dan keputusasaan melanda, umat Islam memiliki pegangan kuat pada doa. Salah satu doa yang paling dikenal dengan kemustajabannya adalah doa Nabi Yunus AS.

Keampuhan doa ini tidak hanya diceritakan dalam riwayat, tetapi juga tertulis jelas dalam Al-Qur'an.

Bacaan tasbih Nabi Yunus AS ditemukan dalam surah Al-Anbiya' ayat 87. Surah ke-21 dalam Al-Qur'an ini mengisahkan perjuangan para nabi dalam menyampaikan risalah Allah SWT. Doa tersebut berbunyi:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ู„ูŽู‘ุข ุงูู„ูฐู‡ูŽ ุงูู„ูŽู‘ุข ุงูŽู†ู’ุชูŽ ุณูุจู’ุญูฐู†ูŽูƒูŽ ุงูู†ูู‘ูŠู’ ูƒูู†ู’ุชู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุธู‘ูฐู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ

Latin: Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minaz-zaalimiin

ADVERTISEMENT

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."

Doa ini adalah pengakuan tauhid yang mendalam, penyucian nama Allah SWT, sekaligus pengakuan atas kelemahan dan kesalahan diri di hadapan Sang Pencipta.

Kisah Nabi Yunus dalam Perut Ikan

Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, doa ini dipanjatkan oleh Nabi Yunus AS saat beliau berada dalam perut ikan besar. Al-Qur'an menggambarkan Nabi Yunus AS kala itu dalam tiga kegelapan: kegelapan perut ikan, kegelapan dasar laut yang dalam, dan kegelapan malam hari.

Ulama tafsir terkemuka, Imam Ibnu Katsir, dalam kitab Qashashul Anbiya (terjemahan Umar Mujtahid), merinci kisah Nabi Yunus AS yang mengajarkan kita tentang keutamaan tasbih ini.

Nabi Yunus AS diutus oleh Allah SWT kepada penduduk Nainawi, sebuah perkampungan dekat Kufah, yang hidup dalam kekafiran. Meskipun Nabi Yunus AS menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah SWT, penduduk Nainawi justru mendustakan dan menentangnya.

Setelah sekian lama menghadapi penolakan, Nabi Yunus AS memutuskan untuk meninggalkan perkampungan tersebut, disertai ancaman bahwa azab akan menimpa mereka dalam waktu tiga hari setelah kepergiannya.

Namun, yang terjadi selanjutnya adalah mukjizat dari Allah SWT. Ketika Nabi Yunus AS pergi, penduduk Nainawi mulai merasakan tanda-tanda azab dan diliputi ketakutan.

Allah SWT, dengan rahmat-Nya, memberikan hidayah kepada mereka. Seluruh penduduk Nainawi lantas berteriak memanggil Allah SWT, berdoa dengan sepenuh hati, merendahkan diri, dan menangis memohon ampunan.

Bahkan hewan-hewan pun ikut bersuara. Atas kebesaran dan kasih sayang-Nya, Allah SWT melenyapkan azab yang sedianya turun itu.

Ujian Nabi Yunus di Lautan dan Kemustajaban Doanya

Sementara itu, Nabi Yunus AS yang telah meninggalkan kaumnya mengalami kejadian tak terduga. Kapal yang ditumpanginya oleng dan hampir tenggelam akibat kelebihan muatan.

Untuk meringankan beban, mereka sepakat mengundi siapa yang harus dilemparkan ke laut. Tiga kali pengundian, nama Nabi Yunus AS selalu muncul. Akhirnya, beliau terpaksa dilemparkan ke lautan.

Atas kehendak Allah SWT, seekor ikan besar menelan Nabi Yunus AS. Allah memerintahkan ikan tersebut untuk tidak melukai atau memakan daging Nabi Yunus AS.

Terjebak dalam kegelapan perut ikan, Nabi Yunus AS sempat mengira dirinya telah meninggal. Namun, setelah menyadari masih hidup, beliau langsung bersujud kepada Allah SWT.

Dalam kondisi yang sangat sulit itu, Nabi Yunus AS tidak henti-hentinya berdoa dan berdzikir (bertasbih) dengan bacaan: "Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minaz-zaalimiin".

Doa tersebut naik menembus lapisan langit hingga ke bawah 'Arasy. Para malaikat terheran dan bertanya kepada Allah, "Ya Rabb! Suara lemah dan tidak asing berasal dari tempat yang tidak diketahui." Allah kemudian menjawab, "Hamba-Ku, Yunus."

Para malaikat lalu memohon, "Ya Rabb kami! Mengapa Engkau tidak mengasihi apa yang ia lakukan pada saat lapang, sehingga Kau selamatkan dia dari musibah?" Allah menjawab, "Ya." Kemudian, Allah memerintahkan ikan besar itu untuk memuntahkan Nabi Yunus AS di daratan tandus.

Mengenai berapa lama Nabi Yunus AS berada di perut ikan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir; ada yang menyebut 40 hari, 7 hari, atau 3 hari. Namun, yang pasti, hanya Allah SWT yang mengetahui durasi sebenarnya dari mukjizat tersebut.

Kisah Nabi Yunus AS dan tasbihnya adalah bukti nyata bahwa tidak ada situasi sesulit apa pun yang tidak bisa diatasi dengan pertolongan Allah SWT, asalkan hamba-Nya bersabar, bertobat, dan senantiasa berdzikir kepada-Nya.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Hide Ads