Ikhlas adalah amalan hati yang terdengar mudah, tetapi nyatanya sulit dilakukan. Ikhlas juga menjadi salah satu yang menentukan diterimanya ibadah seorang hamba.
Dikutip dari Ensiklopedia Akhlak Rasulullah Jilid 1, Al-Kafawi dalam kitabnya Al-Kulliyat menjelaskan, ikhlas adalah meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Pendapat lain menyebutkan, ikhlas ialah membersihkan hati, ucapan, serta amal.
Sedangkan dalam buku Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan oleh Syaikh Fathi Ghanim, dalam syarah kitab Al-Asybah karya Al-Hamawi disebutkan bahwa ikhlas adalah rahasia antara engkau dengan Tuhanmu, tidak bisa dilihat oleh malaikat sehingga bisa ditulis, juga tidak bisa dilihat setan sehingga bisa dibatalkan, juga bisa tidak bisa dilihat oleh hawa nafsu sehingga bisa condong kepada nafsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat menuturkan kisah tentang Umar bin Abdul Aziz. Tiap kali Umar bin Abdul Aziz menyampaikan pidato di mimbar, muncul kekhawatiran akan rasa ujub dapat tumbuh dalam dirinya, sehingga ia menyudahi khutbahnya.
Kemudian juga tiap kali ia menulis surat, muncul rasa khawatir akan ujub dalam dirinya. Lalu ia langsung menyobeknya, dan berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan nafsuku'.
Ketika seorang hamba melakukan amalan, berharaplah keridhaan dan keberkahan Allah. Tanamkan dalam hati, bahwa ucapan dan perbuatan yang dilakukan semata karena Allah. Dengan begitu, keikhlasan bisa muncul dan tumbuh dalam diri.
Dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda mengenai perbuatan yang dilandaskan dengan keikhlasan tidak akan sia-sia.
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: Dari Umar RA, bahwa SAW bersabda, "Seluruh amal perbuatan tergantung pada niat. Setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya karena dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya hanya memperoleh apa yang diniatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa tindakan seseorang itu harus dengan niat tulus dalam hati untuk mengharap ridha Allah.
Utsman bin Affan berkata, bahwa Rasulullah bersabda, "Sungguh, aku akan mengajarkan satu kalimat yang tidak diucapkan oleh seorang hamba dengan benar dari hatinya kecuali ia diharamkan dari neraka". Umar bin Khattab menanggapi beliau, "Aku akan sampaikan kepada tuan, kalimat apa itu. Yaitu, kalimat ikhlas yang dengan kalimat ini Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Ia adalah kalimat takwa yang digunakan Rasulullah untuk menggugah pamannya, Abu Thalib, saat maut menjemput: yaitu kesaksian tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah". (HR Ahmad)
Baca juga: Amalan Sedekah Subuh, Apakah Ada Anjurannya? |
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi