Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Beliau juga merupakan khalifah ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Selama menjadi khalifah, Utsman bin Affan telah menyampaikan beberapa khutbah. Di antara khutbahnya, terdapat khutbah terakhir yang beliau sampaikan sebelum wafat. Khutbah tersebut terjadi ketika pemberontakan di Mesir.
Lantas, apa isi dari khutbah terakhir Utsman bin Affan?
Dirangkum dari buku Utsman bin Affan RA karya Abdul Syukur al-Azizi, Utsman bin Affan RA memanggil Gubernur Mesir kala itu, Abdullah bin Sa'ad untuk berkonsultasi dengannya mengenai tindakan yang harus diambil oleh Utsman karena politik Mesir memiliki peranan utama dalam perang propaganda melawan kekhalifahan. Ketika Abdullah bin Sa'ad berangkat ke Madinah, Muhammad bin Abu Hudzaifah melakukan kudeta dan mengambil alih kekuasaan Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar terjadinya pemberontakan di Mesir, Abdullah bin Sa'ad bergegas kembali ke Mesir. Namun karena Utsman bin Affan tidak menawarkan bantuan militer, Abdullah bin Sa'ad gagal merebut kembali kekuasaannya.
Beberapa ulama menyatakan bahwa Utsman bin Affan RA difitnah oleh orang-orang yang tidak suka padanya. Mereka mengajak seluruh kaum muslim untuk pergi ke Madinah menghadap Utsman RA untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada para gubernur dan pejabat yang diangkat oleh Utsman RA.
Ketika para pemberontak tersebut mendekati Madinah, Utsman RA memerintahkan Ali bin Abi Thalib RA untuk bertemu dan menyuruh mereka kembali ke daerahnya. Ali bin Abi Thalib RA membantah, mencela, dan mengecam tindakan yang mereka lakukan ketika para para pemberontak ini menyampaikan kritikan mereka terhadap Utsman bin Affan.
Akhirnya, para pemberontak tersebut mengutus beberapa orang untuk menyaksikan sendiri khutbah Utsman bin Affan RA. Khutbah tersebut menjadi khutbah terakhir Utsman bin Affan.
Setelah itu, para sahabat mengisyaratkan agar Utsman RA memaafkan dan memulangkan mereka ke asalnya. Mereka pun akhirnya kembali ke tempat asal mereka.
Namun gejolak dan propaganda untuk melengserkan Utsman bin Affan RA tidak mereda. Para penentang Utsman RA di Mesir, Kufah, dan Basrah saling berbalas surat dan memalsukan surat atas nama para sahabat di Madinah. Isi surat tersebut mengajak masyarakat untuk memerangi Utsman bin Affan.
Para pemberontak tersebut memasuki Madinah dan memerangi Utsman bin Affan dengan berbagai cara. Hingga pada akhirnya, para pemberontak tersebut menerobos rumah Utsman bin Affan dan menyabetkan pedang ke tubuh Utsman bin Affan hingga menyebabkan beliau wafat.
Isi Khutbah Terakhir Utsman bin Affan
Dikutip dari buku 150 Kisah Utsman ibn Affan karya Ahmad 'Abdul 'Al Al-Thahthawi, isi khutbah terakhir Utsman bin Affan yaitu,
"Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada kalian agar kalian menjadikannya media untuk mencari akhirat. Dia tidak memberikan dunia kepada kalian agar kalian mencintainya. Sesungguhnya dunia itu fana. Sedangkan akhirat itu abadi. Jangan sampai yang fana itu membuat kalian terlena dan lalai dari yang abadi. Utamakanlah yang abadi di atas yang fana. Sebab, dunia itu akan berakhir. Sedangkan tempat kembali adalah kepada Allah.
Bertakwalah kalian kepada Allah. Sebab, takwa kepada-Nya adalah perisai dari kesulitan dan wasilah di sisi-Nya. Berhati- hatilah kalian, jangan sampai Allah cemburu. Tetaplah dalam jamaah kalian.
"Janganlah kalian berpecah menjadi banyak golongan. Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang nereka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS Ali Imran: 103) "
Itulah isi khutbah terakhir yang disampaikan oleh Utsman bim Affan sebelum beliau wafat.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana