Utsman bin Affan adalah nama salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang begitu termasyhur. Hidupnya pun dipenuhi kisah-kisah yang menarik untuk diketahui. Ia juga merupakan orang yang digelari dengan sebutan Dzun Nurain.
Selain termasuk dalam deretan sahabat Nabi Muhammad SAW, Utsman bin Affan juga pernah menjabat sebagai khalifah. Ia merupakan salah seorang yang bergelar Khulafaur Rasyidin bersama dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib.
Supaya lebih mengenal sang pemilik gelar Dzun Nurain, di bawah ini telah detikJogja siapkan kisahnya secara ringkas. Sumber dijadikan rujukan adalah dokumen berjudul 'Biografi Utsman bin Affan R.A' dari Repository UIN Suska Riau, 'Usman bin Affan' dalam situs Madrasah Aliyah NU TBS Kudus, dan detikHikmah.
Sekilas tentang Utsman bin Affan
Utsman bin Affan lahir pada tahun 574 Masehi di wilayah Thaif, Arab. Ia adalah putra dari Affan bin Abi al-Ash dan Arwa binti Kuraiz.
Pemilik nama lengkap Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab ini lahir dari keluarga kaya lagi berpengaruh di Mekkah. Ia merupakan putra terpandang dalam tata sosial Bani Umayyah.
Sejak kecil, dirinya ditempa dengan pendidikan yang baik hingga menjadi seorang yang pandai membaca dan menulis. Tak hanya itu, Utsman muda juga dikenal mempunyai akhlak mulia, sopan, pemalu, dan bersih jiwanya.
Sosoknya rupawan, lembut, berperawakan sedang, berambut lebat, berkulit sawo matang, dan berjenggot lebat. Az-Zuhri menambahkan bahwa Utsman juga memiliki bentuk mulut yang bagus, bahu bidang, dahi lebar, dan dua telapak kaki lebar.
Utsman bin Affan Masuk Islam dan Hijrah Dua Kali
Utsman termasuk dalam Assabiqunal Awwalun atau golongan yang pertama-tama masuk Islam. Orang yang memiliki peran besar dalam mengislamkan Utsman adalah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Pada masa awal dakwah Islam, orang-orang Quraisy menyiksa para pengikut Muhammad di Mekkah, termasuk Utsman bin Affan. Dikabarkan bahwa ia disiksa oleh pamannya sendiri dari Bani Umayyah. Namun, hal tersebut sama sekali tidak menggoyahkan keteguhan hati Utsman dalam memeluk agama Islam.
Berhubung tekanan dan siksaan yang dilancarkan kaum kafir Quraisy semakin berat, Utsman bin Affan bersama-sama dengan para sahabat lainnya hijrah menuju Habasyah. Di wilayah Ethiopia tersebut, Raja Najasyi memberikan suaka untuk orang-orang Muslim dengan adil dan bijak.
Adapun ketika hijrah ke Madinah, Utsman bersama istrinya, Ruqayyah, termasuk dalam rombongan yang ketiga. Di Madinah, oleh Rasulullah SAW, Utsman dipersaudarakan dengan Aus bin Tsabit dari Bani Najjar.
Utsman bin Affan menjadi Khalifah
Sebelum Umar bin Khattab wafat ditikam Abu Lu'lu'ah, ia sempat mengajukan nama enam orang calon untuk dijadikan penerusnya kepada Majelis Syura. Keenamnya adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin 'Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf, dan Abdullah bin Umar.
Usai Umar wafat, Majelis Syura berkumpul untuk membahas penerus khalifah umat Islam. Ringkasnya, Utsman bin Affan kemudian yang terpilih dan dibaiat pertama kali oleh Abdurrahman bin Auf.
Hasil musyawarah Dewan Syura kemudian menyatakan sepakat untuk memilih Utsman pada 3 Muharram 24 Hijriah. Usai dibaiat, Utsman berpidato di depan kaum Muslimin. Isi pidatonya berbeda dibandingkan dua khalifah sebelumnya yang berisikan visi politik. Utsman lebih memilih pidato dengan fokus utama nasihat kehidupan bagi umat Islam.
Selama memerintah, Utsman telah melakukan banyak hal. Di antaranya adalah melebarkan Masjid Nabawi, memperluas wilayah kekuasaan Islam (seperti menaklukkan Hisrof, Kabul, Gasna, Balkh, dan Turkistan), membangun angkatan laut, hingga melakukan kodifikasi Al-Quran.
Akhir Hayat Utsman bin Affan
Di akhir masa pemerintahannya, pemberontakan pecah di Mesir mengikuti jejak Kota Kufah. Mereka mengirimkan delegasi besar ke Madinah dan mengepung rumah Utsman bin Affan.
Anak para sahabat melawan dengan gigih untuk membela Utsman bin Affan. Di antaranya adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Zubair, hingga Marwan bin Hakam. Namun, berkat bujukan Utsman, mereka mau meninggalkan sang khalifah.
Utsman, yang tidak ingin ada pertumpahan darah di kalangan umat Islam, hanya tinggal bersama keluarganya dalam pengepungan tersebut. Ia lalu membuka Al-Quran, dan membacanya ketika seorang dari Bani Sadus membunuhnya.
Darah mengalir ke mushaf yang sedang dibaca Utsman, tepatnya pada surat Al-Baqarah ayat 137. Bunyi ayatnya sebagaimana dikutip dari Quran Kementerian Agama adalah:
ΩΩΨ§ΩΩΩ Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΩ ΩΨ«ΩΩΩ Ω ΩΨ§Ω Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΨͺΩΩ Ω Ψ¨ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ―Ω Ψ§ΩΩΨͺΩΨ―ΩΩΩΨ§ ΫΩΩΨ§ΩΩΩ ΨͺΩΩΩΩΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩ ΩΨ§ ΩΩΩ Ω ΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ§ΩΩΫ ΩΩΨ³ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΫΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩΩ ΩΩΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩ Ω Ϋ
Artinya: "Jika mereka telah mengimani apa yang kamu imani, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu). Maka, Allah akan mencukupkanmu (dengan perlindungan-Nya) dari (kejahatan) mereka. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Demikianlah kisah Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu. Semoga Allah SWT memberinya sebaik-baik balasan dan tempat kembali.
(sto/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM