Sejak Kapan Pohon Cemara Jadi Hiasan Perayaan Natal? Ini Awal Mulanya

ADVERTISEMENT

Sejak Kapan Pohon Cemara Jadi Hiasan Perayaan Natal? Ini Awal Mulanya

Muhammad Alfathir - detikEdu
Sabtu, 28 Des 2024 09:00 WIB
Glowing Christmas fireplace and living room, with tree, and stockings hanging from mantel by fireplace.Waiting for Santa.
Foto: iStockphoto/dszc/Ilustrasi pohon Natal
Jakarta -

Siapa sangka, pohon cemara yang menghiasi perayaan Natal ternyata memiliki sejarah penggunaan yang panjang. Pada masa dulu, pohon cemara mulanya dipercaya sebagai pengusir malapetaka.

Dalam sejarah, terdapat kepercayaan lama jauh sebelum agama Kristen muncul. Orang-orang yang menganut pagan atau aliran yang percaya pada banyak dewa atau alam semesta, menganggap pohon cemara sebagai 'pengusir bala atau malapetaka'.

Mereka, memasangnya di pintu masuk dan di dalam rumah selama musim dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepercayaan Orang Dahulu Terkait Pohon Cemara

Mengutip laman History, masyarakat yang tinggal di daerah beriklim salju acap kali menghias rumah mereka menggunakan pohon yang tetap hijau sepanjang tahun, seperti cemara, pinus, dan fir.

Di belahan Bumi utara, pohon cemara diyakini dapat mengusir bala, mulai dari hantu, penyihir, hingga penyakit, selama musim dingin. Tidak hanya itu, orang-orang dahulu juga menganggap musim dingin dipicu oleh Dewa Matahari yang sedang 'sakit' atau melemah.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, masyarakat yang tinggal di daerah utara kerap memasang pohon 'yang selalu hijau' selama musim dingin untuk mengingatkan mereka terhadap semua tanaman yang akan tumbuh hijau kembali saat Dewa Matahari 'sembuh'.

Nyatanya, tradisi menghias rumah dengan pohon cemara tidak hanya dilakukan oleh penduduk di belahan utara, tetapi juga dilakukan oleh bangsa Mesir kuno, Romawi kuno, Celtic kuno, hingga China kuno.

Penggunaan Pohon Cemara sebagai Hiasan Natal

Sejarah mencatat, tradisi menghias pohon cemara saat Natal dimulai oleh masyarakat Jerman pada abad ke-16. Pada masa itu, orang-orang Kristen yang taat diceritakan membawa pohon cemara dan menghiasinya dengan lilin menjelang Natal.

Martin Luther yang merupakan reformis Protestan diyakini sebagai salah satu orang pertama yang memulai tradisi pemasangan pohon cemara saat Natal.

Luther dan keluarganya memiliki kebiasaan menghias pohon cemara menggunakan lilin yang terinspirasi oleh bintang pada malam hari. Mereka biasanya meletakkan pohon cemara di ruang keluarga menjelang Natal.

Bagaimana Pohon Natal Mulai Populer?

Pada 1820-an, pohon Natal mulai masuk ke Amerika Serikat dibawa oleh Komunitas Jerman di Pennsylvania. Namun, tradisi ini mendapat penolakan dari masyarakat Amerika karena dianggap sebagai bagian dari 'tradisi pagan' yang jauh dari agama Kristen.

Pengadilan Umum Amerika Serikat, bahkan sempat mengeluarkan Undang-Undang yang melarang pemasangan hiasan pohon selama Natal karena dianggap 'mengolok-olok' perayaan suci Natal.

Tradisi pemasangan pohon Natal baru mulai populer pada abad ke-19, setelah para bangsawan Inggris melakukan tradisi tersebut. Ratu Victoria dan suaminya yang berasal dari Jerman, Pangeran Albert mempopulerkan tradisi menghias pohon Natal melalui ilustrasi-ilustrasi ke hampir seluruh dunia.

Setelah itu, tradisi menghias pohon Natal mulai menjadi 'mode' yang dilakukan oleh masyarakat Inggris, Amerika Serikat, dan bahkan dunia. Seiring waktu, pemasangan pohon Natal kian berkembang dengan berbagai ornamen yang mulai bervariasi.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads