Pada tahun ini, jamu akan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid.
Meski Hilmar tidak menyebutkan secara detail kapan diumumkan, dia memastikan bahwa pengumuman perolehan gelar WBTB akan dilakukan pada tahun ini.
"Ini bocoran sedikit ya, jamu akan ditetapkan tahun ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO," ucap Hilmar Farid (16/11/2023), seperti dikutip dari Antara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan Jamu dari Daerah Tertentu
Jamu didaftarkan sebagai WBTB sejak 7 April 2022 lalu bersama dengan enam nominasi lainnya. Hilmar menjelaskan, jamu yang dinilai sebagai WBTB bukanlah yang berasal dari suatu daerah tertentu, melainkan jamu secara keseluruhan dan terutama mengenai keterampilan masyarakat dalam menciptakan jamu itu sendiri.
"Yang ditetapkan sebagai warisan itu adalah kemampuan masyarakat untuk menciptakan itu, jadi bukan produknya atau bendanya, tapi keahlian orang meracik, meramu, dan itu tentu ada berbagai teknik yang digunakan, itu yg didaftarkan, pengetahuannya yang didaftarkan bukan produknya," terang Hilmar.
Hilmar menyebut, jamu merupakan warisan budaya yang kelestariannya perlu dijaga. Secara historis, jamu terbukti sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang sudah digunakan ribuan tahun dari generasi ke generasi.
Jamu disebut sebagai buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepas dari kebudayaan Nusantara. Terlebih budaya sehat jamu merupakan suatu praktik dalam menjaga kesehatan dari segi pencegahan maupun promotif.
Tenun Indonesia Akan Ditetapkan Jadi WBTB
Hilmar turut menyampaikan bahwa tenun Indonesia akan segera ditetapkan sebagai WBTB. Tenun Indonesia akan menyandang titel yang sama sebagaimana batik yang sudah mendapatkan predikat itu sejak 2009.
Hilmar menyebut, laporan-laporan yang dibutuhkan saat ini masih dalam proses riset dan menyusun. Dia turut berharap hal ini mencakup tenun Nusantara secara keseluruhan.
"Sudah ada upaya untuk mendaftarkan tenun, apakah mungkin tenun saja atau tenun Nusantara, atau tenun hanya dari NTT (Nusa Tenggara Timur), kami sedang lihat itu, untuk menemukan landasan bersamanya, apa yang mau didaftarkan, dan laporan-laporan itu yang sekarang kita masih dalam proses riset dan menyusun," papar Hilmar.
"Mudah-mudahan harapannya tenun Nusantara secara keseluruhan," ujarnya.
(nah/nwk)