Perayaan Tahun Baru memang selalu identik dengan pesta kembang api. Namun tahukah detikers dibalik keindahannya ternyata kembang api Tahun Baru memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Dilansir melalui laman BBC Science Focus (5/1/2023), kembang api mengeluarkan berbagai campuran bahan kimia ke atmosfer yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan. Berbagai warna indah yang detikers lihat itu berasal dari senyawa logam.
Bahkan beda warna, beda juga senyawa logam yang ditambah dalam satu kembang api. Berikut penjelasan selengkapnya.
Bahan Dasar Pembuatan Kembang Api
Kembang api mengandung berbagai zat beracun yang berbahaya seperti pengoksidasi yang dikenal sebagai perklorat. Untuk warnanya majalah Forbes menjelaskan ada berbagai senyawa logam.
Misalnya, senyawa garam lithium (Li) digunakan untuk menghasilkan warna merah muda, garam natrium (Na) menghasilkan warna kuning atau jingga, garam tembaga (Cu) dan barium (Ba) menghasilkan warna hijau atau biru, dan kalsium (Ca) atau strontium (Sr) menghasilkan warna merah.
Laman Our Green Planet menjelaskan biasanya bahan kimia sintetik termurah digunakan untuk merakit sebuah kembang api. Bahan peledak biasanya terbuat dari arang, kalium nitrat dan belerang.
Proses Kimia yang Terjadi di Kembang Api
Sebelum meledak berbagai proses kimia terjadi di dalam kembang api. Forbes menjelaskan logam berat yang berada di dalam kembang api akan mengalami perubahan fisik.
Sedangkan elemen lainnya seperti garam logam dan bahan peledak dalam kembang api akan mengalami perubahan kimia karena terkena oksigen (ketika pembakaran).
Reaksi kimia ini akan melepaskan asap dan gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen. Berbagai gas tersebut adalah beberapa gas rumah kaca yang bertanggung jawab atas perubahan iklim.
Namun selama ledakan berlangsung senyawa garam logam yang menampilkan warna sebenarnya tidak terbakar. Mereka masih berupa atom logam yang akan berakhir sebagai aerosol yang meracuni udara, air dan tanah.
Ketika terhirup oleh makhluk hidup, logam ini akan menyebabkan berbagai macam reaksi jangka pendek atau bahkan jangka panjang bagi kesehatan.
Polusi yang Timbul Pasca Kembang Api Tahun Baru
Jelas disebutkan bila pertunjukan kembang api tahun baru dapat menciptakan polusi udara. Majalah Forbes menghitungnya menggunakan Indeks Kualitas Udara yang memiliki nilai-nilai.
Nilai Indeks Kualitas Udara berkisar dari angka 0-500, dengan angka di atas 401 diklasifikasikan sebagai udara yang sangat mengandung polusi dan berdampak serius pada kesehatan makhluk hidup.
Sebuah festival Diwali di India pada tahun 2019 menampilkan banyak kembang api dan hasilnya diukur melalui Indeks Kualitas Udara setidaknya mencapai angka 500 yakni berarti sangat buruk.
Kembang api menciptakan semburan berbagai molekul gas rumah kaca yang sangat reaktif. Sebuah studi pada tahun 2007 menjelaskan bila kembang api meningkatkan Nitrat Oksida (NO) dan Sulfur Dioksida (SO2) dari berbagai elemen logam.
Sebagai contoh dari sebuah studi tentang dua festival besar di London yang dirayakan dengan kembang api. Hasilnya, ditemukan peningkatan tingkat polutan gas Oksida Nitrat dan Sulfur Dioksida.
Tak hanya itu, berbagai peningkatan konsentrasi massa partikel halus juga terjadi seperti konsentrasi logam berat, khususnya strontium (Sr), magnesium (Mg), kalium (K), barium (Ba), dan timbal (Pb).
Berbagai polutan kembang api itu juga bergerak jauh dari asalnya dengan dorongan angin, terbawa hujan dan terakumulasi serta mencemari daerah lingkungan lain.
Dampak Kesehatan dari Kembang Api Tahun Baru
Masih melansir dari Forbes, sebuah studi tahun 2010 memperkirakan dampak kesehatan dari polusi kembang api dan ditemukan bahwa risiko relatif kematian kardiovaskular meningkat hingga 125,11% dan risiko relatif morbiditas kardiovaskular meningkat sebesar 175,16% selama hari musim dingin biasa.
Selanjutnya, penerimaan rumah sakit untuk asma dan masalah pernapasan lainnya memuncak pada hari setelah pertunjukan kembang api.
Laman Umweltbundesamt sebuah Agensi Lingkungan Austria memasukkan data dari Dewan Keselamatan Jalan Austria (per 2019), setiap tahun sekitar 200 orang terluka parah akibat penggunaan piroteknik yang tidak tepat sehingga mereka harus pergi ke rumah sakit untuk perawatan lanjutan setelah kecelakaan.
Sekitar 90 persen dari kecelakaan ini terjadi pada jam-jam sekitar malam Tahun Baru. Cedera yang paling umum mempengaruhi mata, telinga dan tangan. Bagi orang tua dan anak kecil, kebisingan dari ledakan kembang api merupakan faktor stres utama. Hewan liar dan peliharaan juga menderita karena pendengarannya yang baik.
Dampak Lingkungan dari Kembang Api Tahun Baru
Terkait lingkungan, pertunjukan kembang api meningkat sejumlah polutan di dalam air. Sebuah penelitian menemukan bila konsentrasi perklorat (bahan kimia anorganik yang digunakan dalam kembang api) meningkat hingga 1028 kali setelah 14 jam pertunjukkan kembang api dan baru bisa hilang dalam waktu 20-80 hari.
Logam berat dari bekas kembang api juga meninggalkan debu halus dan polusi logam berat yang terus melayang selama berhari-hari dan bisa terhirup manusia.
Sedangkan sisa kembang api yang tidak dibuang dengan baik menghasilkan limbah yang bisa berbahaya bagi satwa liar dan hewan ternak. Mereka bisa mengira residu beracun kembang api sebagai makanan. Terakhir bagian plastik yang tersisa akhirnya tetap tak bisa terurai dan menjadi plastik mikro.
Alternatif Merayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api
Umweltbundesamt memberikan alternatif merayakan Tahun Baru tanpa kembang api. Yakni menggunakan lampu flash warna-warni yang bisa digunakan dengan pertunjukan cahaya dan laser. Tentu saja hal ini tanpa kebisingan, partikel merugikan dan sampah.
Forbes juga memberikan alternatif lainnya dengan mengatur perayaan secara kecil dalam lingkup komunitas. Ataupun pergi ke alam dan melakukan kemah. Selain itu detikers juga bisa melakukan berbagai kegiatan yang bisa membuat orang lain senang seperti menjadi sukarelawan.
Berbagai kegiatan itu akan lebih baik dibandingkan dengan merayakan dengan pesta kembang api yang bisa memiliki dampak panjang hingga masa depan
Simak Video "Detik-detik Kembang Api Meledak di Tangan Wabup Kaur"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)