Jelang Tahun Baru 2025, Pedagang Kembang Api Masih Sepi Pembeli

Jelang Tahun Baru 2025, Pedagang Kembang Api Masih Sepi Pembeli

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 29 Des 2024 20:13 WIB
Pedagang kembang api dan petasan di Jalan Raya Puputan Renon sedang melayani pembeli, Minggu (29/12/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Foto: Pedagang kembang api dan petasan di Jalan Raya Puputan Renon sedang melayani pembeli, Minggu (29/12/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Denpasar -

Antusiasme warga Denpasar dalam menyambut Tahun Baru 2025 dengan berbelanja kembang api belum terlihat. Hingga kini, beberapa pedagang kembang api dan petasan di Denpasar mengaku masih sepi pembeli.

"Masih sepi (pembeli). Sudah tiga hari jual di sini, tapi masih sepi," kata pedagang kembang api Gilang Ramadhansyah (19) ditemui detikBali di Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Minggu (29/12/2024).

Sejak tiga hari berjualan kembang api, Gilang mengungkaplan hanya meraup omzet Rp 500 ribu saja. Berbeda ketika dirinya berjualan kembang api beberapa hari sebelum malam Tahun Baru 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Gilang berujar, mampu meraup omzet hingga Rp 3 juta. Padahal, itu belum semua barang dagangannya ludes diserbu pembeli.

"Saya ada siapkan stok juga," kata Gilang.

ADVERTISEMENT

Setali tiga uang, pedagang kembang api asal Malang, Eko Saputro (45), juga mengaku sedang sepi pembeli. Pedagang musiman itu baru mendapat omzet tak lebih dari Rp 500 ribu selama dua hari berjualan di Jalan Raya Puputan Renon.

"Belum (ramai pembeli). Ya, ada satu atau dua pembeli saja," kata Eko.

Eko meyakini sepinya pembeli dikarenakan semakin banyak pedagang kembang api dan petasan yang berjualan di sepanjang jalan itu. Sehingga, pembeli punya banyak pilihan.

Dia sudah menghabiskan modal sekitar Rp 2 jutaan untuk berjualan kembang api. Meski begitu, dia yakin pembeli akan ramai saat malam perayaan Tahun Baru 2025.

"Tambah banyak yang jualan (kembang api dan petasan) tiap tahun," katanya.

Hal yang sama dialami Ria Nirmala (27). Pedagang petasan dan kembang api asal Kabupaten Badung itu juga mengaku belum banyak dapat pembeli. Seminggu berjualan, dia hanya meraup omzet Rp 400 ribu saja dari modal sebesar Rp 3,5 juta yang ia habiskan untuk membeli dan menjual kembali kembang apinya.

"Sudah tujuh hari saya berjualan di sini. Baru dapat Rp 400 ribu saja," kata Ria.

Menurutnya, cuaca hujan dan banyaknya pedagang yang mulai bermunculan, membuat daganganya masih sepi pembeli. Dia juga menduga banyak pembeli yang lebih memilih berbelanja kembang api ke toko besar karena harganya lebih murah.

"Sudah banyak orang yang jualan. Dan kebanyakan orang sudah tahu toko kembang api. Kalau beli langsung di toko itu lebih murah," katanya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads