Perayaan tahun baru selalu identik dengan kembang api. Di berbagai belahan dunia, cahaya kembang api menghiasi waktu-waktu jelang pergantian tahun hingga beberapa saat setelah pukul 00.00.
Namun, apakah detikers tahu alasan kembang api selalu identik dengan tahun baru?
Alasan Tahun Baru Identik dengan Kembang Api
Antropolog sekaligus astronom dari Amerika Serikat, Anthony Aveni memiliki jawabannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penulis The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays itu mengatakan di berbagai budaya di seluruh dunia, orang-orang menabuh genderang, menyalakan petasan, dan bahkan memukul sudut-sudut kamar mereka untuk menakuti makhluk-makhluk menyeramkan yang mengintai di malam hari.
"Apa pun untuk mengusir roh-roh jahat," kata Aveni kepada Live Science, dikutip Selasa (31/12/2024).
Kembang api ditemukan pada abad ketujuh Masehi di Tiongkok. Salah satu tujuan utama menyalakan kembang api adalah untuk mengusir roh-roh jahat.
Aveni menerangkan, sejak awal Tahun Baru Imlek merupakan waktu yang tepat untuk melihat pertunjukan gemerlap. Namun, imbuh Aveni, tradisi menyalakan kembang api di dunia Barat tampaknya berkembang secara independen.
Keinginan Manusia Menandai Momen Penting
Dikutip dari ABC News, meskipun tidak ada jawaban yang jelas, beberapa sejarawan percaya kembang api mengalami perkembangan dari yang mulanya digunakan untuk perayaan, kemudian menjadi hal pokok saat perayaan malam tahun baru. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh keinginan manusia untuk menandai momen penting dengan kemegahan.
Perayaan yang bersifat sensorik menandai akhir tahun dengan rasa kagum dan takjub serta awal yang baru dengan kegembiraan dan hiburan, sehingga kembang api merupakan pilihan populer untuk menandai pergantian tahun.
Tanggal 1 Januari dipilih sebagai penanda awal tahun, tak lepas dari kebudayaan Romawi. Kalender Romawi dan kalender Julian pun sama-sama mengakui tanggal 1 Januari sebagai awal tahun baru.
Sebagian alasan memilih 1 Januari sebagai awal tahun adalah untuk menghormati Janus, dewa permulaan dalam tradisi Romawi dan nama bulan tersebut.
Meskipun umat Kristen abad pertengahan berusaha mengganti tanggal 1 Januari dengan tanggal yang lebih penting secara keagamaan, Paus Gregorius XIII juga membuat kalender revisi yang secara resmi menetapkan tanggal 1 Januari sebagai hari tahun baru pada 1582. Tanggal tersebut secara bertahap diadopsi di Eropa dan sekitarnya, kemudian menyebar ke negara-negara tanpa tradisi Kristen yang dominan.
(nah/nwk)