Mengapa Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari? Ini Sejarahnya

ADVERTISEMENT

Mengapa Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari? Ini Sejarahnya

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 29 Des 2022 19:30 WIB
Kalender Natal dan Tahun Baru. dikhy sasrailustrasidetikfoto
Mengapa 1 Januari Menjadi Awal Tahun Baru? (Foto: detikcom/Dikhy Sasra)
Jakarta -

Tanggal 1 Januari selalu ditetapkan sebagai awal tahun baru. Bukan tanpa alasan, terdapat sejarah panjang di balik bulan Januari sebagai awal tahun.

Dalam menutup dan mengawali tahun, biasanya terdapat perayaan. Mulai dari kembang api, berkumpul bersama, hingga membuat resolusi tahun baru.

Perayaan tahun baru diketahui sudah ada sejak zaman Mesopotamia. Menurut Ensiklopedia Britannica, Festival Tahun Baru (Akitu) berasal dari sekitar tahun 2000 SM di Mesopotamia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya, tahun baru pada masa itu tidak jatuh pada bulan Januari, tapi bulan Maret. Apa alasan dan sejarahnya? Simak di sini jawabannya.

Alasan dan Sejarah Tahun Baru Jatuh di Bulan Januari

1. Tahun Baru Awalnya Jatuh di Bulan Maret

Dahulu, bangsa Babilonia di zaman Mesopotamia merayakan tahun baru dengan bulan baru setelah ekuinoks musim semi atau pertengahan Maret.

ADVERTISEMENT

Bagi mereka, tahun baru adalah pergantian musim yakni pada bulan Maret. Kemudian pada kalender republik Romawi, tahun baru dimulai pada 1 Maret.

2. Perubahan oleh Raja Romawi Numa Pompilius

Perubahan tanggal permulaan tahun kemudian berubah pada era raja Romawi, Numa Pompilius. Awalnya, kalender Romawi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari, yang diciptakan oleh Romulus, pendiri Roma, pada abad kedelapan SM.

Pada masa pemerintahan Numa (715-673 SM Tahun C), ia merevisi kalender republik Romawi dan ditetapkan Januari sebagai bulan pertama menggantikan Maret. Numa juga menambahkan bulan Januarius dan Februarius. Menurut tradisi Romawi, Januari dinamai Janus, yakni Dewa Romawi dari segala permulaan.

Meski begitu, terdapat bukti bahwa 1 Januari tidak dijadikan sebagai awal resmi tahun baru Romawi hingga tahun 153 SM.

3. Kalender Julian

Namun pada 46 SM, Julius Caesar, Jenderal dan Politikus Romawi, memperkenalkan kalender Julian dengan banyak perubahan. Salah satunya, ia mempertahankan 1 Januari sebagai tanggal pembukaan tahun.

Kalender Julian sendiri masih memerlukan perubahan tambahan karena adanya kesalahan mengenai tahun kabisat. Kesalahan tersebut hingga menyebabkan peristiwa di musim yang salah selama beberapa abad. Termasuk dalam penentuan tanggal Paskah.

4. Kalender Gregorian

Kemudian, kalender direvisi oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Selain memecahkan masalah dengan tahun kabisat, kalender Gregorian memulihkan 1 Januari sebagai awal Tahun Baru.

Kalender Gregorian diadopsi oleh Italia, Prancis, dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menerima kalender baru. Perubahan ini awalnya tidak diikuti oleh negara-negara Protestan dan Ortodoks serta Inggris Raya dan koloninya di Amerika.

Namun seiring berjalannya waktu, negara lain mulai mengadopsi kalender bar Gregorian. Bahkan negara-negara non Kristen mulai menggunakan kalender tersebut dan menjadikan 1 Januari sebagai awal tahun.

Nah, itulah alasan dan sejarah 1 Januari dijadikan awal tahun baru. Semoga membantu, detikers!




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads