Video yang viral di sosial media tentang seorang bule yang mengeluhkan dirinya dilecehkan di Pantai Kuta, Badung, Bali, bukanlah orang pertama yang mengeluh. Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Nyoman Rudiarta, mengakui banyak keluhan pengunjung pantai terkait hal serupa. Biang keroknya diduga para gelandangan dan pengemis (gepeng) anak anak yang berkedok menjadi penjual tisu.
Belakangan, keberadaan gepeng yang berkedok sebagai penjual tisu memang makin marak di berbagai wilayah di wilayah Kuta dan sekitarnya. Selain tisu, mereka juga biasanya menjual ikat rambut. Bila pembeli menolak membeli dagangannya, mereka biasanya memaksa meminta uang.
"Dari hasil penelusuran kami, memang ada beberapa anak-anak kecil yang notabene atau kita sebut gepeng (gelandangan dan pengemis). Ada pemaksaan-pemaksaan agar dibeli. Dagangannya berupa tisu dan ikat rambut," ucapnya ketika ditemui detikBali di Pantai Kuta, Badung, Sabtu (23/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pantauannya para gepeng ini sebelumnya lebih sering berkeliaran di traffic light. Namun belakangan, banyak diantara mereka yang berkeliaran di kawasan Pantai Kuta.
"Kemarin malah kami sudah melakukan pertemuan untuk mendapatkan solusi yang terbaik tentang hal itu," ujarnya.
Pihaknya pun telah bekerjasama dengan Satpol PP dan pemerintah kecamatan, pemerintah kelurahan dan desa adat untuk mengatasi hal tersebut.
"Dari sinilah kami dan tim serta jajaran setiap sore akan melakukan penindakan ataupun patroli secara kolaborasi baik itu desa, desa adat maupun kelurahan," paparnya.
Menurutnya, pihaknya telah menghubungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang ada di pemerintah dan Kabupaten Badung, serta Dinas Sosial Kabupaten Badung. Hal itu terkait rencana pembinaan terhadap anak anak tersebut.
"Sehingga kita perlu memberikan sebuah masukan terkait dengan etika dalam melakukan sebuah pemasaran. Karena yang paling penting di pariwisata itu adalah memberikan service (pelayanan) dan juga sebuah safety (keamanan) yang nantinya akan memberikan hospitality (keramahtamahan)," ungkapnya.
Sebelumnya, sebuah video yang beredar di media sosial viral Jumat (22/4/2022). Bule perempuan yang belum diketahui identitasnya itu mengeluh orang orang sekitarnya mengganggunya saat berjalan di Pantai Kuta, Bali.
Ia menyebut dirinya telah dilecehkan saat berjalan di pantai. Hal itu diduga terkait dengan keberadaan pedagang pantai yang memaksanya membeli. Perempuan berkacamata itu menyebut Kuta adalah yang terburuk, dan ia berjanji bahwa ia tak akan pernah lagi kembali ke Kuta, bahkan ke Bali.
Belum diketahui siapa perempuan itu dan kenapa perempuan itu mengeluhkan Kuta. Namun banyak yang menduga terkait dengan keberadaan pedagang yang memaksa pengunjung untuk berbelanja di kawasan pantai itu. Belum diketahui juga, kapan video itu dibuat.
(nke/nke)