Sejumlah kalangan mendapatkan berkah dari bergulirnya BRI Liga 1 2024/2025. Mereka yang meraup cuan antara lain pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta (kandang Bali United), pecalang (polisi adat), Desa Adat Buruan, hingga penjual merchandise Bali United.
Media Officer Bali United, Alexander Mahaputra, menuturkan bergulirnya BRI Liga 1 bisa menggerakkan ekonomi seperti pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Pedagang UMKM itu meraup cuan dari Semeton Dewata (suporter Bali United) dan fans klub lain saat berlaga di kandang Bali United tersebut.
Adapun Bali United merupakan salah satu klub asal Pulau Dewata yang berlaga di BRI Liga 1 pada musim ini. "BRI Liga 1 menggerakkan ekonomi seperti UMKM, ada yang jualan makanan/minuman di sekitar stadion saat pertandingan dan lainnya," tutur Alex kepada detikBali Jumat (7/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cuan dari Merchandise Bali United |
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyebutkan penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) sekitar Rp 10,42 triliun. Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp 5,93 triliun.
Selain itu terdapat tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp 2,27 triliun dan potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 866 miliar. Dampak positif lainnya adalah penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.
"Berdasarkan hasil riset tersebut, kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM," jelas Catur seperti dikutip dari situs bri.co.id.
Berikut ini sejumlah kalangan yang meraup cuan akibat bergulirnya BRI Liga 1 yang dihimpun oleh detikBali.
Pedagang Makanan dan Minuman
Made Sarini dan Budiarsa meraup cuan dengan berjualan makanan/minuman di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta. Pasangan suami istri itu membayar Rp 125 ribu ke Desa Adat Buruan untuk sekali berjualan di sekitar markas Bali United tersebut.
Menurut Sarini, penghasilan dari berjualan makanan dan minuman setiap pertandingan tidak menentu. Penghasilan mereka sangat bergantung dari jumlah suporter yang datang.
![]() |
Misalkan, Sarini dan Budiarsa memperoleh Rp 1,2 juta saat Bali United menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 pada Sabtu (28/12/2024). Saat itu, tak hanya Semeton Dewata, yang melarisi dagangannya, tapi juga Bonek (suporter Persebaya).
Sarini berharap BRI Liga 1 bisa terus berlanjut. Sebab, ia dan suaminya mengandalkan jualan di Stadion Kapten I Wayan Dipta meski penghasilannya tidak menentu. "Biar saya bisa jualan," tutur perempuan yang tinggal di Denpasar itu.
Tak hanya Sarini yang berjualan makanan dan minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta. Ni Asrini setali tiga uang.
Sudah tiga tahun Asrini berjualan makanan dan minuman di sekitar markas Bali United saat klub tersebut melakoni laga kandang. Dia menerangkan pembeli di warungnya antara lain Semeton Dewata, panitia pertandingan, hingga polisi yang berjaga saat pertandingan.
Penghasilan Asrini dari berjualan makanan dan minuman di Stadion Kapten I Wayan Dipta tidak menentu. Dia mencontohkan bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp 2 juta. "Bersihnya paling Rp 200 ribu," ungkap perempuan berusia 45 tahun tersebut beberapa waktu lalu.
Asrini berharap BRI Liga 1 bisa terus bergulir agar ia dan pedagang lain bisa terus berjualan. "Bali United main di kandang kan kami bisa dapat untung," tutur perempuan asal Denpasar itu.
Penjual Merchandise Bali United
Pedagang lain yang mendapatkan berkah dari berlaganya Bali United di BRI Liga satu adalah Saputra. Pria asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut menjual beragam merchandise Bali United seperti jersei sejak 2017.
Saputra menyewa sebuah tempat berukuran sekitar 10 meter persegi seharga Rp 300 ribu untuk sekali jualan di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Selain jersei, Saputra juga menjual syal Bali United beragam warna dan ukuran. Syal tersebut dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.
Adapun jersei Bali United dijual mulai dari harga Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu. Pernak-pernik Bali United nonorisinal alias KW itu dibelinya dari Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Kalau barang kosong, saya tinggal telepon, lalu barang dikirim," tutur Saputra.
Saputra yakin meski jersei dan syal yang dijual KW, pembeli tetap ada. Menurut dia, tak seluruh Semeton Dewata, suporter Bali United, berasal dari kalangan menengah ke atas yang mampu beli merchandise orisinal.
"Kalau kalangan menengah ke bawah, itu jersei Rp 50 ribu pun dibeli," tutur Saputra. Pria berusia 35 tahun itu menerangkan jersei Bali United bisa terjual hingga 70 persen dibandingkan merchandise lainnya seperti syal.
Menurut Saputra, hasil penjualan merchandise Bali United tak tentu. "Sekarang dapat Rp 3 juta saja kotornya sudah bagus," tutur pria yang sehari-hari menjadi ojek daring.
Siapa lagi yang mendapat berkah dari bergulirnya BRI Liga 1 2024/2025? Baca selengkapnya di sini...
Simak Video "Video: Pecalang Bali Jaga Keamanan Salat Tarawih di Denpasar"
[Gambas:Video 20detik]