Mereka yang Dapat Berkah dari Bergulirnya BRI Liga 1

Mereka yang Dapat Berkah dari Bergulirnya BRI Liga 1

Gangsar Parikesit - detikBali
Selasa, 04 Mar 2025 13:00 WIB
Pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu.
Pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Foto: (Foto: Gangsar Parikesit/detikBali)
Gianyar -

Sejumlah kalangan mendapatkan berkah dari bergulirnya BRI Liga 1 2024/2025. Mereka yang meraup cuan antara lain pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta (kandang Bali United), pecalang (polisi adat), Desa Adat Buruan, hingga penjual merchandise Bali United.

Media Officer Bali United, Alexander Mahaputra, menuturkan bergulirnya BRI Liga 1 bisa menggerakkan ekonomi seperti pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Pedagang UMKM itu meraup cuan dari Semeton Dewata (suporter Bali United) dan fans klub lain saat berlaga di kandang Bali United tersebut.

Adapun Bali United merupakan salah satu klub asal Pulau Dewata yang berlaga di BRI Liga 1 pada musim ini. "BRI Liga 1 menggerakkan ekonomi seperti UMKM, ada yang jualan makanan/minuman di sekitar stadion saat pertandingan dan lainnya," tutur Alex kepada detikBali Jumat (7/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyebutkan penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) sekitar Rp 10,42 triliun. Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp 5,93 triliun.

Selain itu terdapat tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp 2,27 triliun dan potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 866 miliar. Dampak positif lainnya adalah penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.

"Berdasarkan hasil riset tersebut, kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM," jelas Catur seperti dikutip dari situs bri.co.id.

Berikut ini sejumlah kalangan yang meraup cuan akibat bergulirnya BRI Liga 1 yang dihimpun oleh detikBali.

Pedagang Makanan dan Minuman

Made Sarini dan Budiarsa meraup cuan dengan berjualan makanan/minuman di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta. Pasangan suami istri itu membayar Rp 125 ribu ke Desa Adat Buruan untuk sekali berjualan di sekitar markas Bali United tersebut.

Menurut Sarini, penghasilan dari berjualan makanan dan minuman setiap pertandingan tidak menentu. Penghasilan mereka sangat bergantung dari jumlah suporter yang datang.

Pedagang makanan dan minuman, Ni Made Sarini, saat berjualan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, beberapa waktu lalu. Sarini biasa berjualan saat Bali United main di kandang.Pedagang makanan dan minuman, Ni Made Sarini, saat berjualan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, beberapa waktu lalu. Sarini biasa berjualan saat Bali United main di kandang. Foto: (Foto: Gangsar Parikesit/detikBali)


Misalkan, Sarini dan Budiarsa memperoleh Rp 1,2 juta saat Bali United menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 pada Sabtu (28/12/2024). Saat itu, tak hanya Semeton Dewata, yang melarisi dagangannya, tapi juga Bonek (suporter Persebaya).

Sarini berharap BRI Liga 1 bisa terus berlanjut. Sebab, ia dan suaminya mengandalkan jualan di Stadion Kapten I Wayan Dipta meski penghasilannya tidak menentu. "Biar saya bisa jualan," tutur perempuan yang tinggal di Denpasar itu.

Tak hanya Sarini yang berjualan makanan dan minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta. Ni Asrini setali tiga uang.

Sudah tiga tahun Asrini berjualan makanan dan minuman di sekitar markas Bali United saat klub tersebut melakoni laga kandang. Dia menerangkan pembeli di warungnya antara lain Semeton Dewata, panitia pertandingan, hingga polisi yang berjaga saat pertandingan.

Penghasilan Asrini dari berjualan makanan dan minuman di Stadion Kapten I Wayan Dipta tidak menentu. Dia mencontohkan bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp 2 juta. "Bersihnya paling Rp 200 ribu," ungkap perempuan berusia 45 tahun tersebut beberapa waktu lalu.

Asrini berharap BRI Liga 1 bisa terus bergulir agar ia dan pedagang lain bisa terus berjualan. "Bali United main di kandang kan kami bisa dapat untung," tutur perempuan asal Denpasar itu.

Penjual Merchandise Bali United

Pedagang lain yang mendapatkan berkah dari berlaganya Bali United di BRI Liga satu adalah Saputra. Pria asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut menjual beragam merchandise Bali United seperti jersei sejak 2017.

Saputra menyewa sebuah tempat berukuran sekitar 10 meter persegi seharga Rp 300 ribu untuk sekali jualan di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Selain jersei, Saputra juga menjual syal Bali United beragam warna dan ukuran. Syal tersebut dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.

Adapun jersei Bali United dijual mulai dari harga Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu. Pernak-pernik Bali United nonorisinal alias KW itu dibelinya dari Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Kalau barang kosong, saya tinggal telepon, lalu barang dikirim," tutur Saputra.

Saputra yakin meski jersei dan syal yang dijual KW, pembeli tetap ada. Menurut dia, tak seluruh Semeton Dewata, suporter Bali United, berasal dari kalangan menengah ke atas yang mampu beli merchandise orisinal.

"Kalau kalangan menengah ke bawah, itu jersei Rp 50 ribu pun dibeli," tutur Saputra. Pria berusia 35 tahun itu menerangkan jersei Bali United bisa terjual hingga 70 persen dibandingkan merchandise lainnya seperti syal.

Menurut Saputra, hasil penjualan merchandise Bali United tak tentu. "Sekarang dapat Rp 3 juta saja kotornya sudah bagus," tutur pria yang sehari-hari menjadi ojek daring.

Siapa lagi yang mendapat berkah dari bergulirnya BRI Liga 1 2024/2025? Baca selengkapnya di sini...

Pecalang

Sejumlah pecalang juga mendapatkan rezeki setiap laga kandang Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Salah satunya adalah Anak Agung Gede Rai, seorang pecalang dari Desa Adat Buruan.

Rai ikut bertugas mengamankan dan menjaga parkir saat Bali United main di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Rai menerangkan manajemen Bali United menyerahkan pengelolaan parkir saat Serdadu Tridatu (julukan Bali United) berlaga di Stadion Kapten I Wayan Dipta kepada Perbekel Desa Buruan. "Perbekel lalu membentuk Bankamdes (bantuan keamanan desa), setiap pecalang dari beberapa banjar dilibatkan untuk menjaga parkir kendaraan," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Rai menjelaskan pecalang yang dilibatkan untuk menjaga keamanan dan tempat parkir di Stadion Kapten I Wayan Dipta antara lain berasal dari Desa Adat Buruan, Desa Adat Getas Kangin, Desa Adat Getas Kawan, dan Desa Adat Kutri. Adapun, jumlah pecalang yang menjaga parkir saat pertandingan dihelat sekitar 20-an orang.

Rai menjelaskan tarif parkir motor di Stadion Kapten I Wayan Dipta Rp 5 ribu. Sedangkan biaya parkir mobil Rp 10 ribu.

Uang parkir itu lalu disetorkan ke Desa Buruan. "Baru dibagi ke pecalang yang dilibatkan," ungkap pria berusia 58 tahun tersebut.

Menurut Rai, pendapatan dari menjaga parkir tak menentu. Hal tersebut, sangat bergantung dari jumlah suporter Bali United dan klub rival yang menonton di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Stadion ini merupakan kandang Bali United.Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Stadion ini merupakan kandang Bali United. Foto: Gangsar Parikesit/detikBali


Contohnya, Rai mendapatkan Rp 70 ribu saat Bali United menjamu Persebaya pada Sabtu (28/12/2024) malam. Adapun, paling sedikit pecalang Desa Adat Buruan itu mendapat Rp 40 ribu atas jasanya menjaga parkir.

Rai bersyukur mendapatkan penghasilan tambahan tersebut. Sebab, ia tak memiliki penghasilan tetap. "Saya sehari-hari di rumah, hanya bantu-bantu di Desa Adat Buruan," tutur pria yang sudah menjadi pecalang Desa Adat Buruan selama 2 tahun itu.

Desa Adat Buruan

Bendesa Adat Buruan, I Wayan Arsa, merasakan betul dampak positif dari bergulirnya BRI Liga 1. Stadion Kapten I Wayan Dipta, kandang Bali United, yang berdiri di Desa Adat Buruan, Gianyar, Bali, membuat desa adat itu mendapatkan pemasukan tambahan.

Desa Adat Buruan mencatat sebanyak 85 pedagang makanan/minuman berjualan di Stadion Wayan Dipta. "Itu belum termasuk penjual merchandise di sekitar stadion," tutur Arsa kepada detikBali beberapa waktu lalu.

Desa Adat Buruan mendapatkan kesempatan mengelola pedagang UMKM yang berjualan di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta dari Bali United pada pertengahan 2023. Bali United meminta agar para pedagang di sekitar stadion berjualan produk makanan/minuman yang menjadi sponsor klub sepakbola yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2019 tersebut.

"Manajemen mengingatkan agar pedagang di sekitar stadion tidak menjual produk kompetitor," tutur Arsa.

Arsa menerangkan sebanyak 85 pedagang tersebut membayar Rp 125 ribu untuk setiap kali berjualan. Desa Adat Buruan kemudian memberikan air mineral satu dus kepada para penjual tersebut. Adapun, para pedagang biasanya menggelar lapaknya saat Bali United main di kandang.

Menurut Arsa, tak seluruhnya pedagang berjualan saat Bali United menjamu klub lain di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Para pelapak biasanya ikut memantau penjualan tiket sebelum memutuskan berjualan atau tidak.

Penghasilan para pedagang di Stadion Kapten I Wayan Dipta sangat bergantung dari jumlah suporter yang datang. Makin banyak Semeton Dewata atau suporter Bali United yang menonton di stadion, penghasilan para pelapak biasanya meningkat.

Menurut Arsa, Desa Adat Buruan mendapatkan pemasukan sekitar Rp 500 ribu setiap kali Bali United main di kandang. Pemasukan bisa bertambah jika pedagang yang berjualan di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta makin banyak.

Penghasilan tersebut, Arsa melanjutkan, digunakan oleh Desa Adat Buruan untuk membiayai upacara adat seperti Tawur Agung Kesanga dan Galungan. "Pemasukan tersebut bisa meringankan iuran warga Desa Adat Buruan," papar pria berusia 52 tahun itu.



Simak Video "Video: Pecalang Bali Jaga Keamanan Salat Tarawih di Denpasar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads