Pemasukan Tambahan Desa Adat Buruan dari Bergulirnya BRI Liga 1

Pemasukan Tambahan Desa Adat Buruan dari Bergulirnya BRI Liga 1

Gangsar Parikesit - detikBali
Minggu, 02 Mar 2025 09:05 WIB
Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Stadion ini merupakan kandang Bali United.
Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Stadion yang terletak di Desa Adat Buruan ini merupakan kandang Bali United. Foto: Gangsar Parikesit/detikBali
Gianyar -

Bendesa Adat Buruan, I Wayan Arsa, merasakan betul dampak positif dari bergulirnya BRI Liga 1. Stadion Kapten I Wayan Dipta, kandang Bali United, yang berdiri di Desa Adat Buruan, Gianyar, Bali, membuat desa adat itu mendapatkan pemasukan tambahan.

Desa Adat Buruan mencatat sebanyak 85 pedagang makanan/minuman berjualan di Stadion Wayan Dipta. "Itu belum termasuk penjual merchandise di sekitar stadion," tutur Arsa kepada detikBali, Minggu (9/2/2025).

Desa Adat Buruan mendapatkan kesempatan mengelola pedagang UMKM yang berjualan di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta dari Bali United pada pertengahan 2023. Bali United meminta agar para pedagang di sekitar stadion berjualan produk makanan/minuman yang menjadi sponsor klub sepakbola yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2019 tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Manajemen mengingatkan agar pedagang di sekitar stadion tidak menjual produk kompetitor," tutur Arsa.

Arsa menerangkan sebanyak 85 pedagang tersebut membayar Rp 125 ribu untuk setiap kali berjualan. Desa Adat Buruan kemudian memberikan air mineral satu dus kepada para penjual tersebut. Adapun, para pedagang biasanya menggelar lapaknya saat Bali United main di kandang.

Menurut Arsa, tak seluruhnya pedagang berjualan saat Bali United menjamu klub lain di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Para pelapak biasanya ikut memantau penjualan tiket sebelum memutuskan berjualan atau tidak.

"Kalau tiket yang laku banyak, UMKM yang berjualan juga banyak," terang pria berusia 52 tahun tersebut.

Pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu.Pedagang makanan/minuman di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Foto: (Foto: Gangsar Parikesit/detikBali)


Penghasilan para pedagang di Stadion Kapten I Wayan Dipta sangat bergantung dari jumlah suporter yang datang. Makin banyak Semeton Dewata atau suporter Bali United yang menonton di stadion, penghasilan para pelapak cenderung meningkat.

Menurut Arsa, Desa Adat Buruan mendapatkan pemasukan sekitar Rp 500 ribu setiap kali Bali United main di kandang. Pemasukan bisa bertambah jika pedagang yang berjualan di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta makin banyak.

Penghasilan tersebut, Arsa melanjutkan, digunakan oleh Desa Adat Buruan untuk membiayai upacara adat seperti Tawur Agung Kesanga dan Galungan. "Pemasukan tersebut bisa meringankan iuran warga Desa Adat Buruan," paparnya.

Arsa berharap agar BRI Liga 1 bisa terus berlanjut. Ia juga menaruh harapan agar permainan Bali United bisa terus makin apik sehingga suporter yang menonton di Stadion Kapten I Wayan Dipta bisa bertambah.

Adapun Bali United merupakan salah satu klub yang berlaga di BRI Liga 1 2024/2025. "Kami berharap BRI Liga 1, Bali United, dan suporternya tetap eksis," ungkap Arsa.

Salah satu pedagang yang berjualan di Stadion Wayan Dipta adalah Made Sarini dan Budiarsa. Pasangan suami istri tersebut menggelar lapak makanan dan minuman saban Bali United main di kandang.

Mereka menjual antara lain rokok, nasi campur (lauk ayam suwir dan sate lilit), dan kopi. "Saat Bali United main di kandang, kami baru jualan," tutur perempuan kelahiran 1957 tersebut.

Menurut Sarini, penghasilan dari berjualan makanan dan minuman setiap pertandingan tidak menentu. Penghasilan mereka sangat bergantung dari jumlah suporter yang datang.

Misalkan, Sarini dan Budiarsa memperoleh Rp 1,2 juta saat Bali United menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 pada Sabtu (28/12/2024). Saat itu, tak hanya Semeton Dewata yang melarisi dagangannya, tapi juga Bonek (suporter Persebaya).

Sarini berharap BRI Liga 1 bisa terus berlanjut. Sebab, ia dan suaminya mengandalkan jualan di Stadion Kapten I Wayan Dipta meski penghasilannya tidak menentu. "Biar saya bisa jualan," tutur perempuan yang tinggal di Denpasar itu.

Media Officer Bali United, Alexander Mahaputra, menerangkan BRI Liga 1 bisa menggerakkan ekonomi pedagang yang berjualan di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta. "Harapannya BRI Liga 1 bisa jalan terus untuk perkembangan ekonomi dan keberlanjutan sepakbola itu sendiri," ungkapnya.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyebutkan penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) sekitar Rp 10,42 triliun. Dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp 5,93 triliun.

Selain itu terdapat tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp 2,27 triliun, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 866 miliar, serta penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.

"Berdasarkan hasil riset tersebut, kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM," jelas Catur seperti dikutip dari situs bri.co.id.




(gsp/hsa)

Hide Ads