87 Babi di Nagekeo NTT Mati dengan Gejala ASF

87 Babi di Nagekeo NTT Mati dengan Gejala ASF

Ambrosius Ardin - detikBali
Selasa, 28 Jan 2025 21:48 WIB
Babi mati karena terjangkit ASF di Sikka, NTT.
Foto: Ilustrasi babi mati karena ASF di NTT. (Dok. Distan Sikka)
Manggarai Barat -

Ternak babi mati dengan gejala terserang penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika kembali terjadi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal tahun ini. Puluhan ekor babi mati dengan gejala ASF di Kabupaten Nagekeo selama Januari 2024. Kasus serupa sebelumnya terjadi pada 2024.

"Total 87 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo, Selasa (28/1/2025).

Beberapa gejala ASF yang terjadi pada babi adalah demam tinggi, depresi anoreksia (tidak mau makan), muntah, diare, perdarahan pada kulit (kemerahan pada telinga, perut dan kaki), keguguran pada induk bunting, dan sianosis (kebiruan pada kulit).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Klementina mengatakan kasus babi mati itu tersebar di tujuh desa/kelurahan di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Nangaroro, Aesesa, dan Wolowae. Kasus kematian babi terbanyak di Kecamatan Wolowae yang mencapai 52 ekor.

Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo telah mengambil sampel darah babi mati itu dan mengirimnya ke Kupang untuk uji laboratorium.

"Deteksi dini melakukan surveilance (pengawasan) dan saat sekarang kami sudah mengambil sampel darah. Sudahx dikirim ke lab Kupang dan sedang menunggu hasil lab," ujar Klementina.




(hsa/hsa)

Hide Ads