Sejumlah peristiwa menarik terjadi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama satu pekan terakhir. Berbagai peristiwa menarik di NTB dan NTT yang ditayangkan detikBali mendapatkan perhatian dari pembaca.
Salah satu kabar yang masih menarik perhatian pembaca detikBali adalah kasus disabilitas berinisial IWAS di Mataram yang melecehkan belasan mahasiswi. Mahasiswa disabilitas yang tidak memiliki lengan itu telah menjalani rekonstruksi atas kasus yang menimpanya.
Selain kasus pelecehan seksual, berita lainnya juga datang dari NTB, yaitu soal pejabat yang terkena operasi tangkap tangan (OTT). Pejabat yang terkena OTT adalah Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pemberitaan dari NTT juga tak kalah menarik dibandingkan NTB. Sejumlah peristiwa kekerasan terjadi di sana. Salah satunya adalah seorang istri di Manggarai Timur yang menganiaya suaminya hingga tewas. Ada pula anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kupang yang ditikam dan bentrokan dua warga desa di Kabupaten Bima.
detikers, sejumlah berita yang mendapatkan sorotan dari pembaca detikBali kembali dihadirkan saat akhir pekan. Berbagai berita di NTB dan NTT yang mendapatkan atensi pembaca detikBali kembali hadir dalam rubrik Nusra Sepekan.
Istri di Manggarai Timur Aniaya Suami hingga Tewas
Seorang perempuan di Manggarai Timur, NTT, Marta Semung (38), menganiaya suaminya hingga tewas bersimbah darah. Korban bernama Yohanes Burfolmon alias Jon (47) sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong.
Peristiwa istri menganiaya suami itu terjadi pada Kamis (12/12/2024) malam. Jon mengalami luka di kepala bagian belakang setelah dipukul menggunakan sebatang kayu bakar oleh istrinya. Penganiayaan berujung maut itu dilakukan Marta di dapur rumah mereka di Kampung Golontoung, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
Berdasarkan informasi dari polisi, Marta dan Jon sempat bertengkar sebelum peristiwa penganiayaan itu terjadi. Jon saat itu dalam kondisi mabuk minuman keras (miras).
"Setelah dilakukan upaya penanganan dan pertolongan medis secara maksimal, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan karena mengalami luka parah pada bagian kepalanya. Korban meninggal dunia pada pukul 23.55 Wita di UGD RSUD Manggarai Timur di Lehong," kata Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto, Jumat (13/12/2024).
Peristiwa tragis itu bermula ketika Jon mendatangi Marta yang sedang memasak di dapur sekitar pukul 19.30 Wita. Jon yang sedang mabuk miras memaki dan menendang Marta. Istrinya melawan dengan memukul kaki Jon menggunakan kayu bakar yang ada di dekatnya. Jon langsung jatuh saat dipukul.
Jon berdiri dan mencoba mengambil kayu bakar yang sedang menyala di tungku untuk memukul Marta. Pada saat itulah Marta memukul Jon tepat di kepala bagian belakang. Jon kemudian tersungkur tak sadarkan diri di halaman rumah. Darah keluar dari telinganya.
"Korban mengalami luka parah pada kepala bagian belakang serta mengeluarkan darah dari telinga dan langsung jatuh tidak sadarkan diri," jelas Suryanto.
Marta panik dengan kondisi yang menimpa suaminya. Ia memilih mengamankan diri ke Polres Manggarai Timur dengan membawa sebatang kayu yang digunakannya untuk memukul suaminya.
Anggota Polres Manggarai Timur kemudian mendatangi lokasi kejadian. Mereka mendapati Jon berlumuran darah dalam posisi telungkup tidak sadarkan diri di halaman rumah.
Polisi langsung membawa Jon ke RSUD Borong. Sempat diberikan pertolongan oleh tenaga medis, tetapi nyawanya tak tertolong.
Warga Dua Desa di Bima Bentrok
Warga Desa Samili dan Desa Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, NTB, bentrok. Bentrokan terjadi imbas penikaman seorang pemuda Desa Samili beberapa waktu lalu.
"Warga dua desa saling serang karena saling provokasi. Namun, sejauh ini sudah kondusif," kata Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Bima, AKP Iwan Sugianto, kepada detikBali, Jumat (13/12/2024).
Iwan mengatakan warga dua desa saling serang pada Kamis (12/12/2024). Hal itu dipicu meninggalnya Rahmansyah (20). Warga Desa Samili itu meninggal diduga ditikam sejumlah warga Dadibou, Sabtu (7/12/2024).
Polisi langsung mengamankan delapan orang dari kasus penikaman itu. Setelah diklarifikasi dan diperiksa, hanya tiga orang yang ditahan dan diproses hukum. Sedangkan lima orang lainnya dilepas.
"Penahanan tiga orang dan dilepas lima orang ini tidak diterima oleh pihak keluarga korban dan warga. Mereka ingin delapan orang yang diamankan ditahan semuanya," kata Iwan.
Iwan menegaskan Polres Bima tidak bisa menahan semua orang tersebut. Mengingat, hasil klarifikasi dan pemeriksaan, hanya lima orang dinyatakan tak terlibat dalam kasus penikaman. Selain itu, keterlibatan mereka juga tidak cukup bukti.
"Karena persoalan ini, akhirnya sebagian warga terprovokasi dan saling serang," beber Iwan.
Iwan mengimbau dua warga desa, terutama keluarga korban agar menahan diri. Polisi sudah maksimal untuk menuntaskan persoalan kasus penikaman. Buktinya, dengan bergerak cepat menangkap terduga pelaku.
"Kami imbau warga tidak terpancing dan mudah terprovokasi. Percayakan kasus ditangani polisi, apalagi terduga pelakunya sudah ditangkap," jelas Iwan.
Polda NTB Rekonstruksi Pria Difabel Lecehkan Mahasiswi
Pria difabel berinisial IWAS memperagakan sebanyak 49 adegan dalam rekonstruksi kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi berinisial MA. Sepanjang proses rekonstruksi, pria tunadaksa yang tak memiliki tangan itu ditemani ibunya.
Rekonstruksi kasus pelecehan seksual tersebut dilakukan di tiga tempat kejadian perkara (TKP), yakni Taman Udayana Mataram, Nang's Homestay, dan di jalan sekitar Islamic Center, Mataram, NTB. Sejumlah fakta terkuak dari serangkaian reka adegan yang diperagakan IWAS yang telah menyandang status tersangka.
"Rekonstruksi kami lakukan di tiga lokasi ini berdasarkan keterangan korban dan pelaku," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, seusai menggelar rekonstruksi di Jalan Udayana, Kota Mataram, Rabu (11/12/2024).
Menurut Syarif, kegiatan tersebut merupakan rekonstruksi terkait peristiwa yang terjadi pada 7 Oktober 2024. Rekonstruksi tersebut dimulai dari lokasi IWAS pertama kali menemui korban di Taman Udayana, Mataram.
Berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP), Syarif berujar, seharusnya IWAS hanya memperagakan 28 adegan. Syarif menerangkan tambahan adegan tersebut merupakan bentuk akomodasi terhadap keterangan IWAS.
"Perkembangan di lapangan ada 49 adegan karena ada perkembangan perbuatan yang dilakukan tersangka di lapangan," imbuh Syarif.
Kabid SMK Dikbud NTB Kena OTT gegara Pungli
Polresta Mataram menggelar OTT di Dinas Dikbud NTB, Rabu (11/12/2024), sekitar pukul 17.35 Wita. Kepala Bidang SMK, Ahmad Muslim, diciduk dengan barang bukti Rp 50 juta dalam operasi itu.
"Benar, tadi kami amankan beberapa barang bukti," ujar Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili, saat dikonfirmasi pada Rabu malam.
"Ahmad Muslim, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Kebudayaan Provinsi NTB (kami amankan)," imbuh Regi.
Ahmad diduga melakukan pemerasan atau pungli dengan memanfaatkan jabatan yang dimilikinya. Adapun barang bukti yang turut diamankan dalam OTT ini meliputi satu iPhone 11 warna hitam, satu iPhone 15 warna hitam, serta sebuah kantong kertas bertuliskan "Optik Tunggal" berisi uang tunai sebesar Rp 50 juta.
![]() |
Uang itu dalam pecahan Rp 50 ribu, dibungkus plastik merah, dan berada di dalam amplop cokelat berstempel PT Utama Putramas Mandiri. "Di sana bertuliskan 'biaya administrasi'," jelas Regi.
Diduga, uang tersebut berasal dari seorang pemasok bahan bangunan yang terkait dengan proyek pengadaan bahan bangunan di SMK Negeri 3 Mataram.
"Saat ini Kabid SMK sudah dibawa ke Satreskrim Polresta Mataram untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Kami masih mendalami kasus ini," tutur Regi.
Anggota TNI AD di Kupang Ditikam
Anggota TNI Angkatan Darat (AD) yang berdinas di Korem 161/Wirasakti Kupang, Pratu AP (24), ditikam dua pemuda mabuk. Peristiwa itu terjadi saat AP berkunjung ke kos kekasihnya di Jalan Tidar, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT, Rabu (11/12) tengah malam.
"Korban dikeroyok menggunakan tangan, batu, dan ditikam dengan gunting," ungkap Kapolresta Kupang Kota, Kombes Aldinan Manurung, Kamis (12/12/2024) malam.
Aldinan mengungkap para pelaku adalah A dan L. Kejadian tersebut berawal saat Pratu AP bersama 10 orang temannya duduk di kos pacarnya, yaitu Florida (20).
Tak lama kemudian, Florida pamit ke kamarnya untuk tidur lantaran sedang sakit. Sedangkan Pratu AP bersama 10 orang pemuda itu masih membakar ikan dan minum miras jenis sopi.
Sekitar pukul 23.00 Wita, Florida bangun dan menyuruh mereka untuk bubar karena sudah larut malam dan mengganggu penghuni kos lainnya.
Selanjutnya, A dan L bersama sejumlah temannya pamit pulang. Pratu AP kemudian langsung membuntuti mereka hingga terjadi kesalahpahaman yang berujung terjadinya keributan.
A dan L langsung mengeroyok Pratu AP secara berulang kali. Akibatnya, dia mengalami luka tusuk di bagian punggung dan luka robek di hidungnya. Saat ini, dia masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Titus Uly Kupang.
Seusai kejadian itu, A dan L langsung melarikan diri. Hingga kini, keduanya masih dalam pengejaran polisi. "Sebaiknya mereka segera menyerahkan diri," tegas Aldinan.
Paus Hidup Sepanjang 15 Meter Terdampar di Ngada
Paus dengan panjang 15 meter terdampar di perairan laut Desa Sambinasi Tengah, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, NTT. Paus tersebut terjebak di perairan yang dangkal.
Kasi Humas Polres Ngada, Iptu Sukandar, mengatakan paus tersebut terdampar sejak Minggu (8/12/2024). Hingga Selasa (10/12/2024), paus tersebut belum berhasil dievakuasi.
![]() |
Sukandar mengatakan paus tersebut masih hidup. Evakuasi dilakukan dengan mendorong atau menarik paus itu ke tengah laut, tetapi tidak berhasil. Hari ini dibantu ditarik dua perahu, tetapi paus tetap belum bisa bergeser ke tengah laut.
"Belum bisa ditarik ke tengah laut. Tadi menggunakan dua perahu nelayan," kata Sukandar, Selasa (10/12/2024).
Sukandar mengatakan upaya evakuasi paus itu melibatkan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Riung, Polsek Riung, dan nelayan setempat.
Dalam video yang diterima detikbali, petugas dan nelayan terlihat mendorong paus tersebut. Dua perahu juga terlihat menarik paus, tetapi tidak berhasil. Beberapa nelayan juga terlihat berdiri di atas paus tersebut.
Belum diketahui penyebab paus tersebut terdampar. Ada sejumlah dugaan penyebabnya, yakni faktor penuaan, sakit, hilang, tidak dapat makan, kehilangan arah, arus laut yang kuat, atau mendapat serangan dari predator laut lainnya.
(hsa/hsa)