Ulah Para Caleg gegara Kalah Suara: Rusak Rumah Tetangga hingga Tutup Jalan

Round Up

Ulah Para Caleg gegara Kalah Suara: Rusak Rumah Tetangga hingga Tutup Jalan

gsp, Tim detikBali - detikBali
Selasa, 27 Feb 2024 08:19 WIB
Aksi simpatisan caleg PSI menutup jalan akses dua desa di Ende, Minggu (25/2/2024).
Aksi simpatisan caleg PSI menutup jalan akses dua desa di Ende, Minggu (25/2/2024). (Foto: Dok. Polres Ende)
Bali -

Ada saja ulah atau tingkah para calon anggota legislatif (caleg) yang kalah suara di Pemilu 2024. Ada yang mengamuk sampai merusak rumah tetangga, ada pula yang tega menutup akses jalan warga.

Dalam catatan detikBali, setidaknya ada tiga kasus yang melibatkan caleg terancam gagal karena kalah di Pemilu 2024. Kasus pertama terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dua caleg berulah lainnya terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), masing-masing di Sikka dan Ende.

Berikut rangkuman ulah para caleg kalah suara itu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Caleg PSI Rusak Rumah Tetangga gegara Kalah di TPS Sendiri

Seorang caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kecamatan Praya, Lombok Tengah, Lalu Zulyadaini, mengamuk dan merusak rumah tetangganya karena tak terima kalah di TPS sendiri. Aksi itu terjadi pada Rabu (14/2/2024) malam, beberapa jam setelah pencoblosan.

Usut punya usut, antara Lalu Zulyadaini dengan korban ternyata masih ada hubungan kekerabatan. Video perusakan rumah itu bahkan viral di media sosial.

ADVERTISEMENT

Zulyadani diduga merusak kaca jendela tetangganya karena perolehan suara di TPS dekat rumahnya, Dusun Pedukuhan Kangi, Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, terpaut jauh dengan caleg lain. Dia hanya mendapat 57 suara, sementara caleg dari Partai Golkar memperoleh 97 suara.

Dalam video yang viral di Instagram, seorang ibu-ibu yang diduga menjadi korban mengaku bahwa caleg PSI itu merusak jendela rumahnya karena kesal tidak dicoblos alias kalah suara.

Korban dan Zulyadaini juga terekam sempat adu mulut setelah penghitungan suara. Bahkan keduanya saling melontarkan umpatan.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat membenarkan aksi pelemparan batu dilakukan oleh caleg dari Partai PSI di Desa Penujak. Peristiwa itu terjadi setelah penghitungan suara DPRD Lombok Tengah di TPS dekat rumah korban dan Zulyadaini.

"Ya, tapi sudah berdamai. Sudah ada surat perjanjian damainya, sudah mencabut laporannya, sudah mengganti kerugian, dan sebagainya," kata Hidayat, Kamis (15/2/2024).

Hidayat mengatakan Zulyadaini melakukan aksinya karena ia menduga para warga diarahkan mencoblos caleg Partai Golkar.

Zulyadaini lantas buka suara terkait viralnya video perusakan kaca jendela tetangga yang diduga dilakukan olehnya. Ia membantah melakukan aksi tersebut.

Zulyadaini mengatakan aksi itu dilakukan oleh tim suksesnya. Aksi pengerusakan itu dilakukan setelah Zulyadaini menemukan kecurangan.

"Kaca rumah itu dirusak oleh pendukung saya. Bukan saya. Yang punya rumah ini timses salah satu calon DPRD Lombok Tengah. Saya lihat ada kecurangan, saya langsung ambil tindakan, saya tarik, saya balik meja TPS itu," ucap Zulyadaini.

Setelah itu, datang beberapa orang dari timses Zulyadaini. Dia kemudian meminta agar proses penghitungan suara DPRD Kabupaten/Kota dihentikan di TPS itu. Belakangan Zulyadaini melaporkan dugaan kecurangan pemilu di sana kepada Bawaslu.

2. Caleg di Sikka Disebut Tutup Akses Jalan

Seorang caleg di Sikka, NTT, Antonius Reybold da Cunha disebut menutup akses jalan di Tuangmuut, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok. Diduga kuat akses jalan di lahan pribadi Antonius itu ditutup karena dia kalah suara.

Humas Polres Sikka, Iptu Susanto, mengungkapkan peristiwa itu terjadi pada Jumat (23/2/2024) sekitar pukul 15.00 Wita. Antonius memasang pagar berupa kayu dan kawat di lahan miliknya yang selama ini digunakan sebagai jalan.

Sontak, hal itu menuai protes dari warga sekitar. Sejumlah warga yang sudah membeli lahan kavling di dalam pekarangan tak punya akses jalan setelah lahan itu ditutup.

"Sempat terjadi perselisihan mulut antara pemilik lahan dengan warga," ujar kepada detikBali, Sabtu (24/2/2024).

Lahan akses jalan yang ditutup seorang caleg di Sikka, NTT, Jumat (23/2/2024).Lahan akses jalan yang ditutup seorang caleg di Sikka, NTT, Jumat (23/2/2024). Foto: Humas Polres Sikka

Kejadian tersebut langsung direspons oleh aparat setempat. Camat, lurah, dan aparat kepolisian dari Polres Sikka dan Polsek Alok lantas mendatangi lokasi.

Mereka kemudian melakukan mediasi di rumah Antonius. Polisi pun meminta Antonius untuk sementara membuka kembali akses jalan, sehingga situasi kembali tertib.

Dalam mediasi tersebut Antonius berkukuh tidak bermaksud menutup akses jalan, sebab lahan tersebut merupakan perkarangan miliknya. Antonius juga membantah penutupan itu dilakukan lantaran kalah dalam Pemilu 2024.

Antonius menyesalkan adanya informasi jika dirinya memasang pagar di lahan miliknya karena gagal dalam pileg. Menurutnya, penutupan jalan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegagalan di pileg.

"Hal yang sangat tidak berhubungan, sangat menghakimi, sangat merugikan saya, karena tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya," kata Antonius kepada detikBali, Sabtu (24/2/2024).

Antonius mengatakan dirinya memasang pagar di lahan pekarangan miliknya. Lahan pribadi itu sebelumnya sering digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai akses jalan.

"Lahan yang sering dilewati itu adalah lahan pekarangan milik saya, berdasarkan sertifikat yang sudah saya tunjukkan ke pihak kepolisian, camat dan lurah. Saya berhak untuk memasang pagar di lahan pekarangan saya," tegasnya.

Antonius menduga ada yang menyebarkan informasi tak sesuai dengan faktanya untuk menimbulkan kegaduhan.

3. Caleg PSI di Ende Tutup Jalan Desa

Seorang caleg PSI di Ende, NTT, menutup jalan akses dua desa, yakni Desa Nuamuri dan Desa Wolokelo, Minggu (25/2/2023). Caleg bernama Marselus Budo Bata itu kecewa dengan hasil Pemilu 2024.

"MBB (Marselus) menyampaikan rasa kecewanya terkait hasil Pemilu 2024," ujar Kepala Subseksi Penerangan Masyarakat Hubungan Masyarakat (Kasubsi Penmas Humas) Polres Ende Aipda Supardin saat dikonfirmasi detikBali, Senin (26/2/2024).

Aksi penutupan jalan tersebut dilakukan sejumlah simpatisan atas instruksi Marselus. Mereka menggunakan batu bata untuk memagari jalan sehingga tidak bisa dilewati.

Untuk mencegah keributan meluas, tentara, polisi, dan aparat desa langsung turun ke lokasi. Mediasi akhirnya dilakukan di rumah Marselus. Pertemuan itu dihadiri Kepala Desa Nuamuri, Kepala Desa Wolokelo, Camat Kelimutu, Danramil Wolowaru, serta Kapolsek Wolowaru.

Dalam pertemuan tersebut, polisi dan aparat desa meminta agar Marselus mau membuka kembali akses jalan yang ditutup agar situasi kembali kondusif.

Setelah berdialog hampir tiga jam, Marselus masih enggan membongkar pagar yang menutup jalan. Keputusan membuka kembali akses antara dua desa akan dilakukan setelah menggelar pertemuan dengan keluarga dan simpatisan. Sejauh ini, warga yang ingin melintas hanya bisa berjalan kaki.

"Akses jalan dapat dilalui seperti biasa oleh masyarakat dari kedua desa dengan berjalan kaki, dan untuk kendaraan roda dua dan empat harus berganti dengan kendaraan lain ketika tiba di lokasi pemagaran," terang Supardin.

Masalah tersebut akan kembali dibahas dalam pertemuan lanjutan yang akan dihadiri Kepala Desa Nuamuri dan Wolokelo beserta aparat desa, tokoh adat, dan perwakilan masyarakat kedua desa.

Berdasarkan real count atau hitungan suara KPU di situs pemilu2024.kpu.go.id hingga Sabtu (24/2/2024) pukul 22.30 WIB dengan progres 161 dari 286 TPS (56,29 persen), Marselus mengumpulkan 596 suara di Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Ende 4.

Caleg nomor urut 9 itu menempati peringkat kedua di partainya. Adapun politikus PSI itu belum memberikan penjelasan terkait penutupan jalan tersebut.




(dpw/dpw)

Hide Ads