Deretan peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) banyak dibaca oleh detikers. Salah satunya, kunjungan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke Kupang, NTT.
Ahok melontarkan sejumlah pernyataan terkait Prabowo Subianto, Presiden Jokowi Widodo, hingga Anies Baswedan.
Berikutnya, ada peristiwa siswa sekolah dasar (SD) di Timor Tengah Utara (TTU) meninggal setelah dikeroyok lima temannya. Sementara, di Bima, NTB, ada kasus penganiayaan terhadap satu keluarga gegara isu santet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, bentrokan antarwarga yang kembali terjadi di Lombok, NTB. Peristiwa yang terjadi di Lombok Tengah itu merenggut satu korban jiwa.
Terakhir, ada peristiwa cekcok turis China di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, yang viral di media sosial (medsos). Dua turis perempuan yang masih satu keluarga itu beradu mulut karena memperdebatkan objek wisata yang akan dikunjungi di Labuan Bajo. Berikut rangkuman berita terpopoler di Nusa Tenggara (Nusra) selama sepekan.
1. Ahok Takut Prabowo Tipu Jokowi
Politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku dirinya pernah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto. Ahok takut Jokowi tertipu.
"Saya khawatir Bapak tertipu, takut saya," kata Ahok menirukan ucapannya kepada Jokowi saat itu.
Ahok berbicara dalam konteks siapa yang paling tepat melanjutkan program Jokowi ke depan. Dia khawatir, Prabowo tak bisa melakukan itu.
Dia bahkan menyebut bisa saja Prabowo tak akan mendengarkan Jokowi setelah terpilih menjadi presiden. Sekalipun ada Gibran di sana sebagai wakil presiden.
"Kalau Pak Prabowo jadi presiden memangnya dia mau dengarin Pak Jokowi," ujar Ahok di sela-sela dialog kebangsaan di Kupang, NTT, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Ketakutan Ahok Jokowi Ditipu Prabowo |
Ahok lalu mencontohkan perpolitikan di Filipina. Yakni, aliansi Uniteam antara Presiden Ferdinand Bongbong Marcos Jr dengan dinasti Duterte yang saat ini di ambang perpecahan.
Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte kini mengancam akan menggulingkan Marcos Jr dari kursi presiden. Padahal, dulu Rodrigo menyetujui anaknya, Sara Duterte, bersanding sebagai wakil presiden Bongbong Marcos hasil Pemilu 2022. Konflik ini juga dipicu konstitusi negara yang ingin diubah.
"Berantem sekarang, Bongbong tak peduli, Duterte sumpah mau menggulingkan Bongbong. Presiden itu kepala pemerintahan dan negara. Bisa apa nanti kalau sudah jadi presiden," kata Ahok.
Dia mencemaskan hal itu akan terjadi di Indonesia. Ahok mengaku sudah mengingatkan Jokowi untuk mencegah pengkhianatan seperti itu terjadi di Indonesia setelah Pemilu 2024.
Mantan komisaris Pertamina itu juga mengaku selama ini mencintai dan mendukung Jokowi, dengan berbagai pekerjaan yang telah dilakukannya dalam dua periode terakhir.
"Saya sebagai teman yang ingin pekerjaan Pak Jokowi berlanjut 10 tahun lagi dan itu hanya bisa dilanjutkan oleh Pak Ganjar," ujar mantan kader Partai Gerindra itu.
Ungkap Peluang Koalisi Ganjar-Anies
Ahok menegaskan peluang koalisi kubu Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo tidak mungkin terjadi.
"PDI Perjuangan hanya akan mendorong kader sendiri, kami yakin nggak mungkin. Nggak mungkin nomor 1 dan 2 di putaran kedua. Yang pasti 3 dan 1 atau 3 sama 2, karena sulit, bukan nomor 3. Saya sudah biasa jadi oposisi, kata Bu Mega waktu itu, yang penting di DPR kita kuat," ujar Ahok dalam dialog kebangsaan di Gereja Hermon, Kota Kupang, Rabu.
Menurut Ahok, isu yang berkembang di tengah publik saat ini sama dengan saat pencalonan bakal capres. Saat itu, Ahok melanjutkan, wacana yang beredar adalah Megawati mendorong anaknya, Puan Maharani, untuk maju sebagai capres. Nyatanya, isu tersebut terbantahkan ketika Mega memilih Ganjar.
"Jadi isu koalisi ini dari mana? Sama kayak dulu isu Ibu Mega nggak mau Ganjar, karena maunya Puan. Kalau Puan nggak mau akan dipasangkan dengan Prabowo sama Puan. Itu nggak benar semua," beber mantan kader Partai Gerindra itu.
Ahok mengungkapkan Megawati pernah menyebut dirinya cukup dekat dengan Anies Baswedan. Namun, putri presiden pertama Indonesia, Soekarno, itu lebih memilih mencalonkan Ahok dan menjadi lawan Anies pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Waktu itu Ibu Mega bilang sama saya, kalau saya (Mega) sama Anies ini dekat loh Pak Ahok. Saya dekat tapi kenapa saya tidak mendukungnya jadi Gubernur DKI, kenapa saya harus dukung Pak Ahok? Karena, saya melihat rekam jejak," urai mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
2. Bocah SD Tewas Dikeroyok Teman
Seorang siswa SD di Kecamatan Biboki Utara, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), JJR, tewas setelah dikeroyok lima temannya. Bocah berusia 11 tahun itu dikeroyok di pematang sawah.
Kapolres TTU AKBP Mohammad Mukhson mengungkapkan aksi pengeroyokan itu terjadi pada 31 Januari lalu. Korban meningggal dunia pada Senin malam (5/2/2024) setelah berjuang melawan sakit akibat pengeroyokan itu.
"Sekitar satu pekan dikeroyok, baru korban meninggal dunia," ungkap Mukhson kepada detikBali, Kamis (8/2/2024).
Adapun terduga pelaku pengeroyokan adalah MM, ABM, DNM, HYN, dan AJM. Mereka semua adalah teman sekolah JJR. Saat itu, dia dan teman-temannya baru pulang sekolah.
JJR dihujani pukulan oleh lima temannya. Dia juga sempat dibanting. Akibat penganiayaan tersebut, siswa laki-laki itu mengalami sakit di bagian dada, perut, pinggang, dan kemaluan.
Namun, setiba di rumah, JJR tak bercerita kepada siapapun terkait pengeroyokan itu. Luka-luka dalam yang dialami sama sekali tidak mendapat penanganan.
"Saat itu korban hanya tidur-tiduran di rumahnya. Sehingga orang tuanya tidak mengetahui peristiwa yang menimpanya," jelas Mukshon.
Orang tua JJR baru mengetahui peristiwa penganiayaan yang menimpa anaknya setelah JJR mulai mengeluhkan rasa sakit di bagian dada dan kemaluannya. Ayah JJR lalu menghubungi seorang dukun untuk memijatnya.
"Tetapi berselang beberapa saat kemudian, korban meninggal dunia," terang Mukhson.
3. Sekeluarga Dianiaya gegara Isu Santet
Kepolisian Resor (Polres) Bima Kota menetapkan empat tersangka penganiayaan satu keluarga di Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keempat tersangka itu masih memiliki hubungan keluarga. Mereka nekat menganiaya para korban dan menuduh satu keluarga itu memiliki ilmu santet.
"Tiga orang tersangka IN, IW, dan TJ, adalah saudara kandung (adik dan kakak). Sementara satu orang tersangka AR adalah sepupunya," kata Kapolres Bima Kota AKBP Yudha Pranata saat konferensi pers di Mapolres Bima Kota, Sabtu (10/2/2024).
Penganiayaan itu menimpa satu keluarga yang terdiri dari suami bernama Nurdin, istri (Nurmi), dan anak (Faturahmi). Mereka dianiaya oleh sekelompok orang pada Selasa (6/2/2024) malam. Penganiayaan itu terjadi di rumah korban di Desa Soro.
Akibat penganiayaan itu, Nurdin tewas setelah ditombak dan dibacok. Faturahmi juga terkena tombak pada paha kanan hingga dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima. Sementara itu, Nurmi berhasil selamat setelah kabur.
Yudha menjelaskan keempat tersangka memiliki peran masing-masing. IN, kata Yudha, berperan sebagai pelaku utama alias eksekutor. "Sementara IW, TJ, dan AR turut membantu," imbuhnya.
Yudha mengungkapkan motif keempat tersangka menganiaya para korban karena dendam. Mereka kesal lantaran ibu kandungnya bernama Landu meninggal dan menuduh Nurmi memiliki ilmu santet.
"Motifnya dendam. Para pelaku menuduh ibunya sakit hingga meninggal dunia karena disantet oleh istri korban," ujar Yudha.
4. Bentrok Warga di Lombok Tengah Tewaskan 1 Orang
Warga Desa Ketara dengan Desa Segala Anyar di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, kembali bentrok. Satu orang warga asal Desa Ketara tewas akibat bentrok.
"Ya ada korban jiwa," kata salah satu warga asal Kecamatan Pujut Alus Darmiah kepada detikBali, Rabu.
Bentrokan kedua kelompok warga terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. Identitas korban meninggal dunia akibat bentrokan bernama Lalu Alwi (46) asal Dusun Bagek Dewa, Desa Ketare.
Korban, kata Alus, meninggal dunia diduga terkena senapan angin. "Dengan luka di bagian leher sebelah kiri tembus ke kanan dan di dada kiri. Ada juga (luka) di lengan kiri," cetusnya.
Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat membenarkan adanya bentrokan kembali antara warga Desa Ketara dan Desa Segala Anyar. Bentrokan terjadi di Jalan Bypass BIL-Mandalika.
"Iye betul. Kami habis pukul mundur tadi masih sekat di tengah-tengah (perbatasan antara Segala Anyar dan Ketara) ini," tegas Iwan.
Benar satu korban meninggal dunia dan satu orang luka," tambahnya.
Iwan mengatakan pihaknya telah menangkap pelaku yang ikut serta melakukan penusukan korban Alus saat bentrokan pertama pada Jumat (8/12/2023). Pelaku yang diamankan telah diamankan di Mapolda NTB.
5. Viral Turis China Cekcok gegara Destinasi Wisata
Dua wisatawan asal China cekcok saat tiba di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Momen cekcok dua turis perempuan itu viral di media sosial.
Berdasarkan video yang beredar, kedua turis yang sama-sama mengenakan baju putih itu berantem di depan terminal kedatangan Bandara Komodo. Keduanya dilerai oleh dua turis lainnya, seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Mereka terlihat teriak-teriak menggunakan bahasa Mandarin. Keduanya tampak berontak ketika dilerai. Meski bikin suasana bandara gaduh, keduanya tidak sampai beradu fisik.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Ceppy Triono membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, mereka merupakan rombongan satu keluarga asal China yang datang berwisata di Labuan Bajo. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (8/2/2024) pagi.
"Kejadian kemarin, penumpang Air Asia yang tiba pagi," ujar Ceppy saat dikonfirmasi detikBali, Jumat (9/2/2024).
Ceppy menjelaskan kedua turis itu cekcok karena perbedaan pilihan destinasi wisata yang hendak dikunjungi pertama kali di Labuan Bajo. Namun, Ceppy tak tahu pasti destinasi wisata yang ingin mereka kunjungi hingga harus berantem.
"Kendala bahasa juga. Di airport nggak ada yang paham, jadi terpaksa dipisahkan. Pas panggil yang paham, ternyata mereka keluarga. Yang satu mau wisata ke mana dulu, yang satu nggak mau, maunya ke mana dulu," jelas Ceppy.
Ceppy mengatakan cekcok dua turis itu menunjukkan banyaknya pilihan destinasi di Labuan Bajo. Walhasil, wisatawan pun bingung hendak mendatangi destinasi yang mana.
(hsa/hsa)