Erupsi Gunung Lewotobi, Kapal Wisata di Labuan Bajo Dilarang Berlayar

Erupsi Gunung Lewotobi, Kapal Wisata di Labuan Bajo Dilarang Berlayar

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 04 Jan 2024 20:21 WIB
Kapal wisata di Labuan Bajo, NTT.
Kapal wisata di Labuan Bajo, NTT beberapa waktu lalu. Foto: Ambrosius Ardin/detikBali
Manggarai Barat -

Kapal wisata di perairan Labuan Bajo turut terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo melarang kapal wisata berlayar pada sore ini hingga besok pagi karena jarak pandang terbatas akibat munculnya kabut di perairan Labuan Bajo.

Pada hari ini, Kamis (4/1/2024), KSOP Kelas III Labuan Bajo tak melayani pemberian surat persetujuan berlayar (SPB) kepada kapal wisata untuk jadwal pelayaran sore ini hingga besok pagi. Pelayanan SPB dibuka saat cuaca kembali membaik dan jarak pandang kembali normal. KSOP telah mengeluarkan surat pemberitahuan kepada kapal wisata di perairan Labuan Bajo pada hari ini.

"Untuk sementara pelayanan SPB ditunda dari tanggal 4-01-2024 sampai dengan cuaca atau kondisi jarak pandang normal kembali," demikian isi surat pemberitahuan Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat pemberitahuan itu, KSOP Kelas III Labuan juga menyampaikan kepada kapal-kapal yang keluar masuk di alur pelayaran Pelabuhan Labuan Bajo untuk berhati-hati. "Karena jarak pandang terbatas akibat erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur diharapkan agar nakhoda tetap memperhatikan bernavigasi yang aman," kata Stephanus dalam Surat Pemberitahuan itu.

Konfirmasi lebih lanjut melalui sambungan telepon, Stephanus mengatakan jarak pandang terbatas di perairan Labuan Bajo pada hari ini diduga akibat sebaran abu vulkanik. Terkait pelayanan SPB, menurut dia, sifatnya situasional. Jika cuaca kembali membaik dan jarak pandang normal, pelayanan SPB dibuka lagi.

"Untuk pelayaran sore ini sampai besok pagi harus dievaluasi. Abu vulkanik kalau kena hujan bisa terang lagi. Jarak pandang bagus lagi kami kasih (izin berlayar)," jelas Stephanus.

Saat ini KSOP Kelas III Labuan memantau perairan menggunakan Stasiun Radio Pantai (SROP) dan berkomunikasi dengan kapal-kapal yang melaporkan cuaca di lapangan.

Sebelumnya, sebuah kapal pinisi bernama Alfathran kandas di perairan Labuan Bajo sekitar pukul 13.00 Wita, Kamis (4/1/2024). Lokasinyadi perairan di belakang Hotel Jayakarta, Labuan Bajo. Kapal wisata tersebut mengangkut lima turis asal Belanda.

Kecelakaan kapal yang berangkat dari pelabuhan di belakang hotel Jayakarta itu karena jarak pandang nakhoda terhalang kabut. Pulau terdekat juga terhalang kabut. Akibatnya kapal berjalan ke jalur yang dangkal, menabrak benda keras diduga karang sehingga kandas.




(nor/hsa)

Hide Ads