Eks Wali Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Lutfi keluar dari Partai Golkar. Informasi itu mencuat seusai tersebarnya surat pengunduran diri Lutfi yang ditujukan ke DPP Partai Golkar.
Surat yang ditulis tangan dan bertanda tangan Muhammad Lutfi lengkap dengan meterai itu dibuat pada Senin (25/9/2023). "Saya menyatakan mengundurkan diri jabatan Wakil Ketua DPD Partai Golkar NTB serta dari keanggotaan Partai Golkar," ungkap Lutfi dalam surat pengunduran dirinya.
Untuk diketahui, Lutfi telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa hingga gratifikasi. Wali Kota itu diduga terlibat proyek fiktif di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut merupakan profil dan perjalanan karier Wali Kota Bima Muhammad Lutfi.
Riwayat Pendidikan
Dilansir dari laman bimakota.go.id, Muhammad Lutfi lahir di Bima pada 15 Agustus 1971. Lutfi sempat menempuh pendidikan di Akademi Bank Indonesia pada 1992-1995.
Pada 1996, Muhammad Lutfi menempuh program ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia hingga 1999. Pada 2000 hingga 2008, Muhammad Lutfi melanjutkan pendidikan terakhir di STIE Yayasan Administrasi Indonesia, Jakarta.
Jejak karier organisasi pertama Muhammad Lutfi adalah sebagai Ketua Komisariat PMII Aba Abi pada 1994. Pada 2010 hingga 2015, Muhammad Lutfi sempat menjadi Sekretaris Badan Wakaf PBNU.
Karier Politik Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi menjabat sebagai Wali Kota Bima periode 2018-2023 dan ditemani Feri Sofiyan sebagai wakil wali kota. Pelantikan pasangan ini dilakukan oleh Gubernur NTB pada 26 September 2018.
Muhammad Lutfi merupakan anggota dari partai politik Golongan Karya (Golkar) dan bergabung sebagai anggota DPP Partai Golkar pada 2003 hingga sekarang. Kemudian, pada 1999 hingga 2008 menjadi Pimpinan Perusahaan Opini Indonesia (Pers).
Sejak 2002, Muhammad Lutfi menjabat sebagai Direktur PT Messindo Persada Lift hingga 2004 kemudian sebagai Komisaris PT Rahma Timador hingga 2008. Eks Wali Kota Bima ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Wisata Hiburia tahun 2007 selama satu tahun.
Karier politik Muhammad Lutfi kemudian semakin berkembang, pada 2009-2014 ia terpilih menjadi anggota DPR RI Fraksi Golkar Komisi VIII yang membidangi agama, sosial, penanggulangan agama, KPAI, Baznas, dan pemberdayaan perempuan.
Pada periode selanjutnya, yakni 2014-2019, Muhammad Lutfi kembali menjabat sebagai anggota DPR RI di komisi yang sama dengan sebelumnya.
Selama masa jabatannya, Muhammad Lutfi menjadi pendorong embarkasi NTB menjadi penuh tahun 2012 dan pendorong divestasi saham PT Newmont untuk dimiliki oleh nasional dengan porsi kepemilikan 51 persen.
Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Restu Tresnawati peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/gsp)