Mencicipi aneka makanan laut (seafood) di Warung Mangrove, Desa Budeng, Jembrana, Bali, dengan harga terjangkau. Menu kepiting di Warung Mangrove ini tak kalah nikmat dengan restoran.
Untuk dapat menikmati seporsi kepiting Budeng, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 58 ribu, sudah termasuk nasi putih untuk dua orang. Warung Mangrove juga menyediakan porsi keluarga dengan harga terjangkau.
Warung Mangrove Budeng yang berada di tengah hamparan pohon mangrove seluas 60 hektare ini sangat gampang diakses. Dari pusat kota Negara berjarak sekitar lima kilometer, arah ke selatan menuju Pantai Perancak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola warung Mangrove Budeng I Putu Agus Supriadi (44) menuturkan, kepiting Budeng umumnya adalah kepiting bakau. Meski di semua wilayah ada, namun rasa kepiting ini berbeda dengan kepiting bakau pada umumnya.
"Kepiting bakau banyak, seluruh wilayah juga ada. Namun kepiting Budeng beda rasa, karena kontur tanah yang beda. Kalau kepiting Budeng walaupun tanpa bumbu sudah terasa," ungkapnya.
Menurutnya, kepiting bakau yang habitatnya di Desa Budeng ini memiliki rasa khas. Karena kawasan hutan bakau yang dialiri tujuh sungai diyakini membawa dampak positif terhadap perkembangan habitat kepiting. Di samping juga pengaruh faktor kontur tanah yang beda, sehingga kepiting budeng ijuga yang banyak dipesan restoran di Denpasar.
"Pertemuan tujuh sungai ini mungkin, dari segi tanah dan rasa kepiting yang beda. Makanya paling diburu. Kalau di restoran, kepiting ini paling mahal," ujarnya.
Setiap hari, Agus menjual kepiting kaya vitamin B12, omega 6, dan banyak protein ini, rata-rata 3-5 kilogram. Namun, saat akhir pekan bisa sampai sepuluh kilogram lebih karena pengunjung biasanya ramai.
"Kepiting rasa asam manis biasanya ramai dipesan. Selain hari biasa, kadang ada pertemuan rapat kantor di sini pesan kepiting juga," ucapnya.
![]() |
Agus menuturkan, cara memasak kepiting cukup sederhana, kepiting yang sudah dibelah, cangkang dan insang dikeluarkan terlebih dahulu, kemudian dicuci sampai bersih, lalu direbus. Setelah masak, kepiting dicampur dengan bumbu rempah khas Bali atau bumbu genep diaduk atau dioseng-oseng hingga bumbu tersebut meresap.
"Untuk pedas, tergantung permintaan pelanggan. Kalau mau pedas, kami tinggal buatkan saja," ucapnya.
Selain kepiting dipasok warga sekitar, juga dibudidayakan langsung di Warung Mangrove. Ada sekitar 300 bibit yang baru ditebar beberapa waktu lalu. "Panen sekitar dua-tiga bulan. Tapi kalau belum panen, ada warga yang membawakan ke sini," tukasnya.
Warung Mangrove Budeng menyuguhkan nuansa nyaman dan hamparan mangrove yang memanjakan mata, sehingga menambah sejuk suasana makan pelanggan. Tidak hanya bisa makan di tempat, pelanggan juga bisa pesan secara online.
(irb/hsa)