Ketua PPDI Mengecam Keras Konten Parodi IWAS di Medsos

Ketua PPDI Mengecam Keras Konten Parodi IWAS di Medsos

I Nyoman Adhistaya Sawitra - detikBali
Kamis, 19 Des 2024 19:40 WIB
Norman Yulian, Ketua PPDI, dalam acara di Badung, Bali, Kamis (19/12/2024). (Adhistaya/detikBali)
Foto: Norman Yulian, Ketua PPDI, dalam acara di Badung, Bali, Kamis (19/12/2024). (Adhistaya/detikBali)
Badung -

Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Norman Yulian, mengecam keras perundungan terhadap IWAS (22) lewat beragam parodi di media sosial (medsos). Norman menilai ejekan-ejekan terhadap difabel tunadaksa tersangka pelecehan seksual terhadap mahasiswi di Mataram itu sudah kelewatan.

"Hari ini, kami semua disabilitas termasuk saya, lagi miris soal kasus IWAS. Itu saya selalu bicara tolong stop bully. Okelah, sudah jadi tersangka, tapi jangan di-bully di media sosial," ujar Norman di sela-sela acara Talkshow Olahraga Disabilitas yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Badung, Bali, Kamis (18/12/2024).

Norman mengatakan beban psikologis IWAS sudah cukup berat dengan keterbatasan fisiknya dan kasus yang dihadapi. Namun, masih terus dihajar dengan pemberitaan dan konten parodi di media sosial. Dia menilai akan sulit untuk mengembalikan kondisi psikologis IWAS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya saya tahu (IWAS jadi tersangka), tapi kan sudah tidak lucu, artinya suatu yang sebenarnya tidak lucu tapi dibuat lucu, contohnya berpura-pura jadi disabilitas dengan tangan membelakangi saat dibonceng motor, apa-apaan seperti itu," beber Norman.

Banyaknya konten yang memarodikan kekurangan IWAS di media sosial juga dinilai dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap disabiltas yang tengah dibangun pemerintah. Norman pun meminta pemerintah untuk ikut turun tangan menyelesaikan masalah perundungan di media soasial agar tidak terjadi kembali di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

"Saya sangat khawatir dengan penggiringan opini terhadap disabilitas yang menyebut IWAS ini adalah monster atau apa, sehingga masyarakat dan anak-anak akan memiliki image yang sangat negatif kepada IWAS dan juga disabilitas yang lain tentunya," tandas Norman.




(hsa/gsp)

Hide Ads