detikBali

Majelis Adat Sasak Anugerahi Gelar Manggala Bumi ke Gubernur NTB

Terpopuler Koleksi Pilihan

Majelis Adat Sasak Anugerahi Gelar Manggala Bumi ke Gubernur NTB


Ahmad Viqi - detikBali

Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal diberikan anugerah jabatan Manggala Bumi NTB oleh para penglingsir Masyarakat Adat Sasak di Narmada, Lombok Barat, NTB, Rabu (10/12/2025)
Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal diberikan anugerah jabatan Manggala Bumi NTB oleh para penglingsir Masyarakat Adat Sasak di Narmada, Lombok Barat, NTB, Rabu (10/12/2025)(Foto: Ahmad Viqi)
Lombok Barat -

Puluhan penglingsir (tokoh) dari Majelis Adat Sasak (MAS) menganugerahi jabatan tertinggi bangsa suku Sasak Manggala Bumi Nusa Tenggara Barat kepada Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Penganugerahan ini disaksikan langsung oleh puluhan para penglingsir Sasak di Narmada, Lombok Barat, NTB.

Pantauan detikBali, Gubernur Iqbal disembek dan diberikan keris oleh para penglingsir sesepuh MAS sebagai bentuk penganugerahan Manggala Bumi Nusa Tenggara Barat.

Pengerakse Agung Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan mengatakan penghargaan yang diberikan kepada Gubernur ini merupakan satu amanah tertinggi bangsa Sasak bernama Manggala Bumi NTB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghargaan ini bermakna bahwa di dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan ke masyarakat kami para sesepuh majelis adat Sasak dengan ikhlas, tulus serta lurus memberikan penghargaan dan penobatan ini," kata Sajim sebelum menyerahkan keris kepada Gubernur NTB, Rabu (10/12/2025).

Penghargaan ini, Sajim berujar, mudahan diterima dengan iklhas, tulus dan lurus oleh Gubernur NTB sebagai langkah dan sikap dalam menyelenggarakan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat NTB.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap penghargaan ini Gubernur bisa mewujudkan masyarakat adil dan makmur dan sejahtera di NTB," katanya.

Menurut Sajim, gelar Manggala Bumi yang diberikan kepada Gubernur ini, diharapkan bisa menjadi pemimpin yang adil bijaksana dan tidak pandang bulu di NTB.

"NTB bukan hanya Sasak, ada Mbojo, Dompu, dan Samawa. Kita semua sama sama berkomitmen menyelesaikan seluruh persoalan yang ada," katanya.

Masalah-masalah yang dimaksud adalah tingginya kasus stunting, IPM rendah dan angka lama sekolah masih rendah. Seluruh masalah ini sebagai musuh bersama dengan semua masyarakat adat di NTB.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengakui penobatan ini sebetulnya belum pantas baginya. Tetapi, gelar ini adalah sebagai sebuah kehormatan dan amanah dari para penglingsir bangsa Sasak di NTB.

"Ini adalah amanah yang diberikan kepada saya memberi pengayoman kepada NTB bukan hanya bangsa Sasak tapi seluruh masyarakat NTB," kata Iqbal.

Iqbal mengaku restu dan doa para penglingsir serta rakyat kebanyakan, telah mendapat kepercayaan 1,2 juta masyarakat Sasak untuk menjadi pemimpin bagi semua kalangan. Bahkan, gelar Manggala Bumi NTB ini bukan hanya menjadi pemimpin masyarakat NTB saja melainkan menjadi pemimpin bagi seluruh alam.

"Bangsa Sasak diamanahkan untuk lahir dan besar di Pulau Lombok yang gemah ripah ini. Karena dengan segala kelebihan yang dimiliki pulau ini, dibutuhkan kombinasi karakter yang kompleks dan kuat untuk menjaga dan memeliharanya," kata Iqbal.

Dalam bahasa Sasak, Iqbal berujar, ada tiga kata yang harus dipegang oleh bangsa Sasak, tindih, maliq, dan merang. Tindih berarti jujur, tulus dan berintegritas. Maliq dipahami sebagai orang yang mengalir dalam tatanan aturan, norma, nilai dan aturan agama.

"Sifat sejati orang Sasak adalah berkorban untuk menjaga tatanan. Kepentingan pribadi gugur demi kepentingan kolektif. Orang sasak tidak akan mengorbankan kepentingan kolektif untuk sesuap nasi," kata Iqbal.

Iqbal mengatakan orang Sasak harus tetap merang dalam arti rendah hati tapi menolak untuk direndahkan, diam dan tenang tapi bukan berarti tidak tahu apalagi bodoh, pemaaf tapi bukan berarti tidak berhitung. Merang kata dia, juga berarti bahwa dalam karakter sejatinya, orang sasak akan bersama-sama menjaga apa yang mereka yakini benar, apapun resikonya.

"Gelar ini tidak mudah itu sebabnya saya menunda sampai 9 bulan. Ini bagi mereka yang memahami budaya Sasak, gelar ini sangat berat," kata Iqbal.

Ke depan, budaya Sasak bisa lebih inklusif. Dia menegaskan, bangsa Sasak bisa bergandengan tangan melawan musuh bangsa saat ini seperti kemiskinan dan kebodohan.

"Karena itu kita wajib menjaga karakter tindih, maliq, dan merang. Itu wajib hukumnya," tandasnya.




(mud/mud)











Hide Ads