Kepolisian Resor (Polres) Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai bakal menggelar pengamanan di 10 titik untuk hari raya Natal dan tahun baru (Nataru) 2024. Pengamanan dilakukan dengan mengerahkan 55 orang personel.
"Rencana pelibatan personel dalam rangka pengamanan ibadah hari raya Natal 2023 dan malam tahun baru 2024 berjumlah 55 orang," kata Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai AKBP Ida Ayu Wikarniti saat konferensi pers akhir tahun di hotel kawasan bandara, Jumat (15/12/2023).
55 orang personel yang tergabung dalam pengamanan di 10 titik untuk hari raya Natal dan tahun baru 2024 tergabung dalam Operasi Lilin Agung 2023. Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai nantinya akan mendirikan pos pelayanan terpadu di kedatangan domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nanti biasa di situ dan ada beberapa sebenarnya lokasi pengamanan ibadah yang harus kita antisipasi termasuk sampai malam tahun baru," ungkap Dayu Wikarniti.
Adapun 10 titik yang diamankan terdiri dari satu titik gereja dan sembilan titik lokasi khusus saat tahun baru 2024. Pengamanan titik gereja saat Natal dilakukan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Ekklesia Tuban.
"Untuk ibadah Natal kawasan bandara ini mempunyai satu tempat ibadah yang jadi satu di situ ada masjid, ada gereja, ada pura juga. Satu-satunya gereja yang ada di bandara adalah Gereja Ekklesia. Itu adalah tempat pengamanan kami pada malam Natal," jelasnya.
Sementara 10 titik khusus untuk pengamanan khusus tahun baru 2023 yakni Simpang Harris, Simpang Radar, Median AURI, Median Cargo Inter, Median VIP, tol gate masuk bandara, terminal domestik, terminal internasional dan penyeberangan Solaria.
Selain 10 titik tersebut, Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai juga telah mendata titik-titik rawan kemacetan saat Natal dan tahun baru 2024. Total ada tujuh titik yang menjadi sorotan.
Dayu Wikarniti menjabarkan tujuh titik itu di antaranya, simpang SPBU, simpang radar, median AU, akses keluar Solaria, simpang masjid Al-Ikhlas, Simpang Harris, dan parkir kendaraan di badan jalan.
"Kami masih berpikir untuk melaksanakan rekayasa lantas misalnya nanti benar-benar stuck mungkin baru mungkin kami akan lakukan, kalau tidak malah membuat makin kacau semuanya," tegas Dayu Wikarniti.
(hsa/iws)