Lomba Menulis Aksara Bali di Klungkung, Siswi MTs Antusias

Lomba Menulis Aksara Bali di Klungkung, Siswi MTs Antusias

Putu Krista - detikBali
Selasa, 30 Apr 2024 14:44 WIB
Ratusan siswa mengikuti lomba nyurat (menulis) aksara Bali dalam rangka Festival Semarapura ke-6 di Kabupaten Klungkung, Bali,Β Selasa (30/4/2024). (Foto: Putu Krista/detikBali)
Ratusan siswa mengikuti lomba nyurat (menulis) aksara Bali dalam rangka Festival Semarapura ke-6 di Kabupaten Klungkung, Bali,Β Selasa (30/4/2024). (Foto: Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) mengikuti lomba nyurat (menulis) aksara Bali dalam rangka Festival Semarapura ke-6 di Kabupaten Klungkung, Bali. Mereka tampak antusias menyalin aksara Bali dari kertas ke media tulis daun lontar.

Proses menulis aksara Bali di atas daun lontar itu dilakukan menggunakan pangrupak (pisau tulis). Para peserta juga menyiapkan perlengkapan lainnya, seperti bantal khusus untuk alas hingga kemiri bakar yang berfungsi sebagai penghitam agar aksara di atas daun lontar terbaca.

Selain siswa yang mengenakan pakaian adat Bali, kegiatan menulis aksara Bali itu juga diikuti oleh pelajar dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Hasanudin Klungkung. Mereka diberi waktu selama satu jam untuk menyelesaikan kaligrafi tradisional Bali itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yulia, siswa kelas VIII dari MTs Hasanuddin Klungkung, mengaku sudah sering mengikuti lomba menulis aksara Bali. Menurutnya, menulis aksara Bali di atas daun lontar memerlukan ketelitian agar media tulis tidak rusak.

"Pertama menggunakan pisau tajam, harus telaten agar tidak kena tangan dan tidak terlalu dalam menuliskannya hingga daun lontar tidak robek," tutur Yulia kepada detikBali, Selasa (30/4/2024).

ADVERTISEMENT

Sebagaimana peserta lainnya, siswi yang terbiasa menulis aksara Bali sejak duduk di bangku SD itu harus berpacu dengan waktu yang diberikan panitia. Menurutnya, perlu konsentrasi yang tinggi agar tulisan di atas lontar rapi.

Ketua Penyuluh Bahasa Bali Klungkung I Wayan Arta Dipta mengatakan seluruh perlengkapan nyurat aksara Bali disiapkan oleh masing-masing peserta. Ia mengaku bangga dengan antusiasme para peserta yang berpartisipasi melestarikan budaya dan sastra Bali.

Menurut Arta Dipta, teks yang disalin ke atas daun lontar sudah disiapkan oleh panitia. "Walaupun demikian, itu tidak mudah dilakukan jika belum pernah belajar. Yang sudah terbiasa saja bisa salah, karena goresan pisau tidak bisa dihapus," ujar Arta Dipta.

Arta Dipta mengungkapkan beberapa poin yang dinilai dalam lomba tersebut, antara lain ketepatan tulisan, ketebalan tekanan pisau, hingga kerapian tulisan. Panitia menyiapkan hadiah untuk 15 peserta terbaik.

Untuk diketahui, nyurat lontar adalah adalah tradisi tulis menulis di atas daun lontar. Pada zaman dahulu, nyurat lontar dilakukan oleh para sastrawan di Bali untuk menuliskan naskah-naskah penting, budaya, dan adat.




(iws/gsp)

Hide Ads