Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali merayakan Bulan Bahasa Bali VII selama Februari 2025. Peringatan ini sebagai wujud melestarikan dan mengutamakan bahasa, aksara, serta sastra Bali.
Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 mengangkat tema 'Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta'. Tema tersebut bermakna bahwa Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemulian bahasa, aksara, dan sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju semesta raya.
Bulan Bahasa Bali VII juga sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan isi dari Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat (Pj) Gubernur Bali Mahendra Jaya berpesan kepada seluruh masyarakat Bali agar menggunakan bahasa Bali tidak hanya saat Bulan Bahasa Bali saja. Namun menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali dilakukan setiap hari, baik di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, terlebih pada acara-acara bernuansa adat Bali.
"Bahkan jika bisa setiap hari membaca aksara Bali, sehingga semakin banyak yang mampu untuk mempelajari pustaka-pustaka lontar dan sumber sastra lainnya. Karena dari pustaka dan sumber sastra tersebutlah kita akan mampu menerangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini," kata Mahendra dalam siaran pers, Sabtu (1/2/2025).
Bulan Bahasa Bali 2025 dirangkai dengan berbagai inovasi untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Yakni menggunakan konsep ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) yang dikeluarkan oleh UNESCO pada 2019. Bulan Bahasa Bali diharapkan mampu masuk dan dilaksanakan di seluruh ruang aktivitas masyarakat Bali, seperti di desa adat, desa dinas, lembaga pendidikan dari PAUD sampai perguruan tinggi termasuk lembaga swasta, perbankan, dan lain sebagainya.
"Jadikanlah Bulan Bahasa Bali sebagai sarana untuk membumikan bahasa Bali agar merasuk dalam sanubari masyarakat Bali, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kehidupan," tukas Mahendra. Nilai-nilai yang dilahirkan dari kegiatan Bulan Bahasa Bali diharapkan dapat menyentuh hati seluruh masyarakat Bali, agar tidak ada ketakutan dalam menghadapi perkembangan dunia.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, menyampaikan kegiatan Bulan Bahasa Bali VII akan diselenggarakan mulai 1-28 Februari. Selama itu akan diisi dengan sejumlah kegiatan berupa widyatula (seminar) terkait penggunaan font aksara Bali di beberapa platform media, sehingga aksara Bali mampu masuk dan bersaing di dunia digital.
Selain itu juga terdapat 12 wimbakara (lomba) yang diikuti oleh peserta dari setiap kabupaten/ kota dan masyarakat umum. Ada juga Krialoka (workshop) yang menggunakan bahasa, aksara dan sastra Bali.
Ada juga reka aksara (pameran) Dharmakriya yang mencirikan transformasi bahasa, aksara, dan sastra Bali dalam teknologi dan industri kreatif. Terdapat juga pagelaran berupa panggung apresiasi sastra Bali, konservasi lontar dan penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.
Sugiartha menyebut bahwa Aksara Bali saat ini sudah diterapkan sebagai nama domain tingkat dua. Hal itu menunjukkan bahwa Aksara Bali sudah digunakan dalam alamat website.
"Selain itu Aksara Bali juga menjadi aksara pertama di nusantara yang mampu masuk dan diterapkan sebagai nama domain tingkat dua," ungkap Sugiartha.
(nor/nor)