Dua Pola The Keranjang Gaet Produk UMKM di Bali

Dua Pola The Keranjang Gaet Produk UMKM di Bali

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 22 Des 2024 18:17 WIB
Pemilik The Keranjang Ni Made Ratnadi saat ditemui detikBali di tokonya, Sabtu (21/12/2024).
Pemilik The Keranjang Ni Made Ratnadi saat ditemui detikBali di tokonya, Sabtu (21/12/2024). (Foto: Aryo Mahendro/detikBali)
Badung -

The Keranjang merupakan salah satu toko oleh-oleh di Bali. Toko yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kuta, Badung, Bali, itu menerapkan dua pola kerja sama untuk menggaet produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Salah satu pemilik The Keranjang, Ni Made Ratnadi, menuturkan dua model kerja sama yang dilakukan oleh bisnisnya tersebut yaitu sistem konsinyasi dan jual putus. Adapun, sistem kerja sama jual putus dilakukan dengan produk UMKM yang sudah pasti terjual.

Sedangkan, sistem kerja sama konsinyasi, dilakukan dengan UMKM yang ingin memasarkan produk barunya. "Tergantung barangnya. Kalau barangnya sudah pasti laku, otomatis jual putus. Kalau konsinyasi, biasanya untuk produk baru," ujar Ratnadi saat ditemui detikBali, Sabtu (21/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa produk UMKM yang laris dijual di The Keranjang, antara lain baju barong, kain khas Bali, dan berbagai merek sandal. Menurut Ratnadi, harga produk-produk tersebut tergolong murah dan kualitasnya bagus.

Ada pula produk makanan yang sistem kerja samanya dilakukan dengan jual putus, seperti kacang-kacangan dan pie susu. Ratnadi mengatakan produk pie susu paling laku di The Keranjang. Semua produk yang dijual tersebut dikirim langsung oleh pelaku UMKM.

ADVERTISEMENT

"Konsinyasi dilakukan untuk produk baru. Misalnya, ada (UMKM) yang menawarkan pie susu. Produk baru itu kami coba dulu. Kalau produknya bagus, bisa (sistem) jual putus," imbuhnya.

Ratnadi menjelaskan semua produk dari UMKM yang dijual di toko tersebut tidak menggunakan merek The Keranjang. Ia beralasan hal itu dilakukan untuk membantu para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.

"Kalau mengubah merek itu monopoli namanya," ujarnya.

Ratnadi mengeklaim The Keranjang semakin popular di kalangan wisatawan domestik maupun internasional. Ia menyebut jumlah pengunjung mencapai 10 ribu orang saat hari kerja. Sementara saat akhir pekan, pengunjung yang datang lebih membludak hingga 14 ribu orang.

Beberapa produk yang menjadi ikon The Keranjang, dia melanjutkan, antara lain pie susu, pia kukus, bolu pisang, hingga baju Barong. Menurutnya, ada ribuan produk oleh-oleh karya UMKM dan komunitas difabel juga dijual di The Keranjang.

Selain menjual oleh-oleh, The Keranjang juga menghadirkan pertunjukan seni dan budaya Bali di ruang serba guna berkapasitas 400 orang. Beberapa etalase produk didekorasi seperti pedesaan di Bali. Hal itu dilakukan demi kenyamanan saat berbelanja, sekaligus edukasi budaya Bali untuk pengunjung The Keranjang.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads