Petruk Dilarang Tampil di PKB, Koster Minta Tak Kaitkan ke Politik

Petruk Dilarang Tampil di PKB, Koster Minta Tak Kaitkan ke Politik

Rizki Setyo Samudero, Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 05 Jun 2025 13:30 WIB
Polemik seniman Petruk dilarang tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. (Ni Made Lastri Karsiani Putri & IST)
Foto: Polemik seniman Petruk dilarang tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. (Ni Made Lastri Karsiani Putri & IST)
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster mengaku terkejut dengan kabar seniman legendaris I Nyoman Subrata alias Petruk dilarang tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Kabar tersebut ramai diperbincangkan di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Koster menyebut banyak pihak bertanya terkait absennya Petruk dari panggung PKB. Bahkan, muncul spekulasi liar yang menyebut dirinya dan sang istri diduga ikut melarang Petruk tampil. Ia membantah kabar tersebut.

Koster mengatakan telah mengecek langsung ke Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiarta soal absennya Petruk. Menurut informasi yang diterimanya, keputusan tersebut berasal dari masukan kurator.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya cek ke Pak Kadis kenapa dia (Petruk) tidak bisa tampil, katanya ada masukan dari kuratornya," ungkap Koster dalam rapat pleno PKB di Denpasar, Kamis (5/6/2025).

Ia meminta agar keputusan diblokirnya Petruk dari PKB 2025 tidak dikaitkan dengan politik. Menurutnya, urusan pendukung saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2025 telah selesai.

ADVERTISEMENT

"Tolong ini di-clearkan, jangan sampai ini digulirkan menjadi isu yang nggak bagus, dikaitkan dengan politik. Pilgub sudah selesai, sudah nggak lagi mikir pendukung ini, ini pendukung itu," tegas Koster.

Ia juga membantah tudingan yang mengaitkan keputusan ini dengan rivalitas politik masa lalu. Koster bahkan menyebut hubungannya dengan mantan rivalnya di Pilgub 2024, Made Muliawan Arya alias De Gadjah, sangat baik. Bahkan, sempat makan dan ngopi di rumah De Gadjah.

Koster mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Petruk yang dikenal dengan gaya banyolan khas dalam drama gong Bali. Menurutnya, Petruk sudah tampil sejak lama dan menjadi salah satu favorit masyarakat.

"Petruk ini kan salah satu yang menjadi favorit saya dari dulu, ya memang cletak-cletuk begitu. Tapi, kenapa juga baru sekarang tidak boleh tampil, kenapa nggak dari dulu? Kan jadi pertanyaan oleh publik karena dia sudah dari jaman dulu tampil dengan banyolannya," tuturnya.

Koster meminta tim kurator bisa duduk bersama dengan Petruk untuk membahas persoalan ini secara baik-baik. Ia ingin suasana pelaksanaan PKB tetap kondusif tanpa kegaduhan.

"Supaya suasananya kondusif. Jangan sampai ada pekerimik dalam suasana pelaksanaan PKB," ujar Koster.

De Gadjah Singgung Politik Pilgub

De Gadjah menyoroti pemblokiran Petruk dalam PKB 2025. Ia menduga keputusan itu berkaitan dengan dukungan politik Petruk saat Pilgub Bali 2024.

"Pada tanggal 1 Juni kemarin, momen ketika Pekak Petruk bercerita tentang dirinya yang job-nya diblok atau tidak diizinkan tampil di Pesta Kesenian Bali oleh oknum ASB di Dinas Kebudayaan karena mendukung saya saat pilgub kemarin dan juga karena dalam tampilan Petruk ada kata-kata kasar," kata De Gadjah melalui keterangan resminya, Kamis (5/6/2025).

Petruk biasanya tampil di PKB dalam pementasan drama gong lawas. Keputusan pemblokiran petruk tampil di PKB diambil berdasarkan arahan tim kurator PKB yang menekankan pentingnya penggunaan bahasa Bali alus dan etika sesuai dalam pertunjukan.

Petruk dinilai tidak memasuki kriteria tersebut karena penggunaan kata sarkastis dalam pementasan, termasuk kata-kata seperti 'bangsat' yang dianggap kurang pantas.

De Gadjah menilai dalam seni tradisi seperti drama gong, kata-kata seperti itu merupakan hal lumrah digunakan untuk membangun suasana cerita. Ia khawatir jika drama gong harus menggunakan bahasa Bali alus tanpa pengecualian akan mengurangi daya tarik dari pertunjukan tersebut.

"Kita semua tahu drama gong kan, kata-kata seperti itu biasa. Jika drama gong semua pakai bahasa Bali sor singgih, bagaimana jadinya, siapa yang mau nonton. Kreativitas seniman jangan dibatasi," ungkap De Gadjah.

Ketua Pertina Bali itu juga mengingatkan Koster agar tidak lagi membawa urusan politik ke seni dan budaya.

"Jika sampai urusan politik yang sudah selesai masih dibawa-bawa sehingga artis-artis atau seniman-seniman yang mendukung saya di Pilgub kemarin job-nya diblok atau tidak diizinkan tampil di mana-mana. itu hal yang sangat tidak baik dan tidak dewasa dalam berpolitik," jelasnya.

De Gadjah mengaku telah berkomunikasi langsung via telepon dengan Koster. Dia mengatakan semua seniman jangan sampai dibatasi untuk berkarya. Koster mengaku tidak ada instruksi mengenai itu.

De Gadjah menyampaikan bahwa Koster akan segera mengingatkan Dinas Kebudayaan agar tidak melakukan hal tersebut.

"Respons beliau baik, beliau tidak tahu dan tidak ada menginstruksikan seperti itu," kata dia.




(nor/nor)

Hide Ads