Komunitas Bipolar Bali: Wadah Penyintas Bipolar agar Tak Merasa Kesepian

Liputan Khusus Kesehatan Mental

Komunitas Bipolar Bali: Wadah Penyintas Bipolar agar Tak Merasa Kesepian

Ni Wayan Santi Ariani - detikBali
Senin, 29 Jul 2024 17:25 WIB
Kegiatan Perayaan Hari Bipolar Sedunia bertema Healing With Colour pada, Sabtu (30/3/2024) (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)
Foto: Kegiatan Perayaan Hari Bipolar Sedunia bertema Healing With Colour pada, Sabtu (30/3/2024) (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)
Denpasar -

Ketut Vety Christianthy mendirikan Komunitas Bipolar Bali pada 10 Maret 2019. Komunitas ini lahir dari keresahan Christianthy melihat penyintas bipolar di lingkungannya dilabeli 'gila'.

Stigma buruk ini membuat penyintas bipolar membatasi gerak hingga bisa melakukan upaya bunuh diri. "Padahal, dia (penyintas bipolar) butuh sebuah wadah untuk bisa survive (bertahan hidup) agar tidak merasa sendiri saat menjalani hidup," ujar Ketua Yayasan Komunitas Bipolar Bali Gede Krisna Juliartha Putra kepada detikBali, Kamis (20/6/2024).

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan emosi yang drastis dari rasa gembira yang ekstrem menjadi depresi yang parah. Penyintas bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresi.

Gejala depresi yang muncul pada penyintas bipolar bisa antara lain merasa sangat sedih dan putus asa, lemas dan kurang energi, merasa kesepian, hingga merasa bersalah. Gejala depresi terburuk bagi penyintas bipolar adalah muncul keinginan untuk bunuh diri.

Krisna Komunitas Bipolar Bali telah memiliki kurang lebih 90 anggota yang berasal dari seluruh wilayah di Bali dan luar Bali (Jawa). Anggota komunitas didominasi oleh perempuan dengan rentang usia mulai dari 25 tahun ke atas.

Untuk bergabung ke dalam komunitas ini, terdapat mekanisme yang wajib dipenuhi. Salah satunya kelengkapan administrasi berupa bukti diagnosis sebagai penyintas bipolar.

"Sistemnya kami riset dulu. Kami cari tahu orangnya beneran bipolar atau tidak. Syaratnya harus ada surat diagnosis dokter," ujar Krisna.

Selain itu, individu yang ingin bergabung pada komunitas ini juga harus melakukan asesmen tertentu guna memverifikasi kebenaran dari gangguan mental yang diderita. Sebagai ketua komunitas, Krisna mengaku waswas dengan kemungkinan penyalahgunaan mental isu bipolar sebagai kedok untuk mendapatkan privilege.

"Kami perlu kritis juga dalam menilai orang yang mau masuk, karena di lapangan banyak orang yang ingin menjadi bipolar, kayak bipolar dipakai sebagai excuse (dalih)," jelasnya.

Program Komunitas

Kegiatan Perayaan Hari Bipolar Sedunia bertema Healing With Colour pada, Sabtu (30/3/2024) (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)Kegiatan Perayaan Hari Bipolar Sedunia bertema Healing With Colour pada, Sabtu (30/3/2024) (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)

Komunitas Bipolar Bali memiliki dua program yang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh para anggota. Kegiatan tersebut meliputi support group dan seminar umum. Mereka dipertemukan untuk saling berbagi dan belajar terkait kesehatan mental, terkhusus pada permasalahan bipolar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa dibilang treatment yang cocok untuk para penyintas itu adalah produktif dan jangan sampai dia sendirian," ucap Krisna.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan para penyintas bipolar di komunitas untuk bertemu, saling bercerita, berkeluh kesah, dan berbagi insight baru terkait bipolar. Biasanya kegiatan ini dilakukan satu bulan sekali dengan membawa topik atau isu menarik seputar bipolar untuk kemudian dibahas dan diberikan edukasi.

ADVERTISEMENT

Membahas masa lalu baca di halaman selanjutnya.

Topik yang dibahas seperti tekanan pekerjaan, keluarga, hingga masa lalu. Dalam hal ini, penyintas bipolar yang sudah pernah mengalami dan berhasil melewati problem tersebut akan menjadi narasumbernya.

"Kami akan memperbaiki stigmanya bahwa bipolar itu adalah penyakit mental dan kami semua harus aware sama hal itu," tegas Krisna.

Kegiatan seminar umum dilakukan setiap satu bulan sekali dengan peserta yang berasal dari penyintas bipolar di dalam komunitas. Pada seminar ini, akan terdapat narasumber yang memberikan edukasi sesuai dengan topik yang dibahas.

Krisna juga sempat menjadi narasumber pada seminar umum yang diselenggarakan tahun lalu dengan topik pola diet bagi penyintas bipolar. "Karena penyintas itu katanya banyak yang berat badannya naik dan menitikberatkan bahwa obat adalah penyebabnya," jelasnya.

Mengingat bahwa kegiatan bersifat sosial dan dalam komunitas, Krisna mengatakan tidak terdapat bayaran khusus bagi narasumber. Meski demikian, komunitas ini tetap memiliki dana operasional yang bersumber dari donasi pihak pengurus, anggota internal komunitas, sisa-sisa sebuah acara hingga sponsor. Dana ini dialokasikan untuk berbagai kegiatan yang direncanakan bersama.

Lebih Optimistis Menjalani Hidup

Ketua Yayasan Komunitas Bipolar Bali Gede Krisna Juliartha Putra ketika diwawancarai detikBali pada Kamis (20/6/2024). (Ni Wayan Santi Ariani)Ketua Yayasan Pulih Bipolar Bali Gede Krisna Juliartha Putra ketika diwawancarai detikBali pada Kamis (20/6/2024). (Ni Wayan Santi Ariani)

Dalam pengamatan Krisna, berbagai kegiatan yang sudah berjalan dalam komunitas ini sedikit banyaknya sudah menghasilkan perubahan baik bagi penyintas bipolar. Pria berbadan kekar tersebut dengan semringah menceritakan beberapa anggotanya yang sudah lebih produktif dan optimistis dalam menjalani hidup.

"Dari yang awalnya aktif banget di komunitas untuk mengeluh sekarang udah jarang, tapi lebih ke pamer kesehariannya, sudah lebih positif," ujarnya.

Tidak hanya menyelenggarakan kegiatan edukasi dan sharing bagi anggota-anggotanya, komunitas ini juga memberikan pelayanan rawat inap gratis, pelatihan, konsultasi, asesmen, dan obat-obatan bagi anggotanya, terkhusus bagi yang memiliki keterbatasan anggaran. Pelayanan ini diberikan melalui kerja sama dengan komunitas Bali Bersama Bisa (BBB).

"Dari kami yang bipolar sudah ada satu (penyintas yang mendapatkan pelayanan rawat inap gratis)," sebut Krisna.

Kemudian terdapat pula psikiater dan psikolog. Layanan psikiater tersedia dari pembina komunitas, sedangkan psikolog terdapat pada klinik kesehatan mental yang telah bekerja sama dengan komunitas ini.

"Kalau memang mereka ada kesulitan untuk konsultasi nanti kami arahkan, karena kadang mereka merasa bingung dan malu untuk periksa," ujarnya.

Perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia pada, Minggu (15/10/2023). (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)Perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia pada, Minggu (15/10/2023). (Istimewa/Gede Krisna Juliartha Putra)

Krisna menyatakan Komunitas Bipolar Bali sudah sempat melakukan kolaborasi beberapa kali dengan berbagai pihak. Seperti komunitas Bali Bersama Bisa (BBB), Bali Mental Health Clinic (BMHC), Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Simpul Bali (KPSI Simpul Bali), serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali.

Kerja sama dilakukan guna memberikan bantuan berupa pengobatan gratis kepada penyintas yang berasal dari internal komunitas. "Untuk para penyintas untuk pengobatan gratis, kayak ada harapan untuk kalian," ujarnya.

Kolaborasi dengan dinas kesehatan dilakukan baru-baru ini yakni pada awal 2024. Kolaborasi dilakukan pada perayaan World Mental Health dengan melakukan kampanye dan edukasi terkait pentingnya ada perhatian khusus terhadap isu kesehatan mental di Bali.

Bagi Krisna, penderita kesehatan mental bukanlah seorang pecundang, melainkan hanya orang-orang yang membutuhkan bantuan orang lain sebagai pendengar untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Depresi itu seperti kita di dalam gua, tidak ada ujung, hanya gelap, nggak bisa melihat tangan sendiri, yang ada cuma keputusan saja. Kita perlu seseorang yang bisa mendengarkan kita," ucapnya.

Krisna menekankan menjadi pendengar yang baik adalah hal langka yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Kebiasaan merespons sesuatu dengan cepat yang sudah dilatih sejak dahulu menjadikan orang terbiasa untuk membandingkan diri, bukannya hanya mendengarkan tanpa men-judge.

Artikel ini ditulis oleh Ni Wayan Santi Ariani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(nor/hsa)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Hide Ads