Menjadi Pendengar untuk Mencegah Mereka yang Ingin Bunuh Diri

Liputan Khusus Kesehatan Mental

Menjadi Pendengar untuk Mencegah Mereka yang Ingin Bunuh Diri

Zheerlin Larantika Djati Kusuma - detikBali
Senin, 29 Jul 2024 12:12 WIB
Workshop para volunteer berbahasa Inggris BISA Helpline dari Bali Bersama Bisa pada 2021. (Dok. Bali Bersama Bisa)
Foto: Workshop para volunteer berbahasa Inggris BISA Helpline dari Bali Bersama Bisa pada 2021. (Dok. Bali Bersama Bisa)
Denpasar -

Disclaimer: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Bisa Helpline merupakan salah satu program yang digagas oleh Yayasan Bali Bersama Bisa (BBB). Bisa Helpline adalah saluran khusus untuk dukungan krisis mental dan emosional yang didirikan pada April 2021 sebagai respons atas pengalaman pribadi tragis yang dialami salah satu pendiri Bali Bersama Bisa, I Wayan Eka Sunya Antara.

Operations Manager Bali Bersama Bisa Agus Endrawan menuturkan Bisa Helpline bermula hanya menggunakan dua telepon seluler melalui WhatsApp. Program tersebut memiliki layanan dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menuturkan Klien yang dilayani oleh Bisa Helpline di antaranya penderita anxiety atau kegelisahan, depresi, kecanduan, kekerasan dalam rumah tangga, kesedihan atau kehilangan, kesepian dan isolasi sosial berbeda, menyakiti diri sendiri, stres, panic attacks atau serangan panik, kesehatan mental, trauma, serta bunuh diri.

"Begitu mereka merasa kesehatan mental mereka terganggu, mereka tidak butuh saran. Yang mereka butuhkan hanya teman mendengar yang baik," tutur Agus Endrawan saat ditemui detikBali di Bali Bersama Mental Health Care, Jumat (21/6/2024).

ADVERTISEMENT

Angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri yang menerima laporan kasus bunuh diri sepanjang 2023, tingkat bunuh diri di Bali mencapai 3,07. Tingkat bunuh diri ini dihitung berdasarkan jumlah kasus ulah pati atau bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menempati peringkat kedua tingkat bunuh dirinya 1,58. Kemudian, peringkat ketiga Provinsi Bengkulu 1,53. Sementara, Aceh yang menempati posisi buncit tingkat bunuh diri hanya 0,02.

Berdasarkan data Pusiknas Polri, pada 2023 ada 135 kasus bunuh diri di Bali yang dilaporkan. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berkisar 4,3 juta jiwa, angka tersebut tergolong tinggi.

Menurut Agus, Tujuan utama dari menjadi pendengar adalah untuk memberikan ruang aman bagi para pengguna layanan agar mereka dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka tanpa merasa terbebani dengan saran atau solusi yang tidak mereka butuhkan. Penekanan pada mendengarkan ini berakar dari pemahaman bahwa banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti depresi sebenarnya lebih membutuhkan teman cerita daripada nasihat atau solusi instan.

Bisa Helpline bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Denpasar yang menawarkan pendekatan unik dalam menangani krisis mental. Begitu seseorang menghubungi Bisa Helpline, mereka akan disambut oleh 'teman dengar' yang telah terlatih khusus untuk mendengarkan dengan penuh empati dan tanpa menghakimi.

Seluruh operator Bisa Helpline pun sudah bersertifikat. Yayasan ini telah terafiliasi dengan PDSKJI Denpasar yang telah memberikan tools, modul pelatihan, serta sertifikat agar operator dapat menjadi teman dengar yang baik.

Banjir klien saat COVID-19 baca di halaman berikutnya

Kebanjiran Klien Saat COVID-19

Rumah Yayasan Bali Bersama Mental Healthcare. (Dok Bali Bersama)Salah satu kegiatan di Yayasan Bali Bersama Mental Healthcare. (Dok Bali Bersama)

Agus bercerita pada Juni 2022 atau tepat saat pandemi COVID-19, server layanan help center mereka sempat error karena kebanjiran klien. Saat itu, pesan yang masuk bisa mencapai 11 ribu per hari.

"Karena banyaknya pesan yang masuk sistem kami sempat error. Pesan yang masuk dalam sehari mencapai 11 ribu," ujar Agus.

Akibatnya, layanan Bisa Helpline sempat vakum sejenak. Lalu pada September 2022 akhirnya mereka membuka kembali layanan help center dengan sistem call center.

Hingga saat ini, Bisa Helpline dapat melayani hingga 1.200 klien sebulan. Angka itu 70 persennya berasal dari luar Bali, 30 persen sisanya adalah warga asal Bali.

Sebanyak 90 persen klien Bisa Helpline merupakan Warga Negara Indonesia (WNI), yang mayoritas berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Medan. Dari jumlah itu, sebanyak 70 persennya adalah klien berusia 11 tahun hingga 19 tahun.

"Masalah yang muncul sekarang ini kebanyakan dari judi online sama pinjaman online, banyak teman-teman service user yang merasa terintimidasi," jelas Agus.

Agus menyebut kesadaran akan adanya Bisa Helpline di Bali sendiri masih rendah. Budaya spiritual dan religius yang kuat di Bali sering kali membuat masalah kesehatan mental dianggap sebagai kurangnya keimanan atau rasa syukur. Padahal ini adalah penyakit yang membutuhkan penanganan medis.

Program Rawat Jalan 28 Hari

Program rawat jalan 28 hari adalah salah satu program yang difasilitasi oleh Bali Bersama Bisa untuk mengupayakan pemulihan kesehatan mental. Program ini dimulai dengan asesmen awal untuk menilai kondisi stabilitas klien dan memastikan mereka tidak memerlukan penanganan psikologis atau psikiater lebih lanjut.

Jika kondisi mereka stabil, klien akan masuk ke program dengan proses low offer. Sistem pendukung terdiri dari sport worker dan body's (pendamping) yang akan menemani klien, membantu dalam case management, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki selama program. Klien diminta meluangkan waktu 28 hari berturut-turut.

"Kenapa 28 hari, karena otak itu perlu untuk membuat jembatan saraf yang baru selama 21 hari. Misal logika seperti ini, coba kita jalan ke jalan sawah, terus tiba-tiba jalan yang kita lewati setiap hari itu putus, otomatis kita akan mencari jalan yang baru, kalau kita lewat terus dengan jalan yang baru itu selama 21 hari, otomatis kita sudah tahu harus lewat mana," jelas Agus terkait alasan lamanya durasi program ini.

"Maka kami ajari interupsi di sana itu 28 hari untuk membangun sistem saraf yang baru dalam artian otak kita," tambah Agus.

Setiap pagi, klien akan mengikuti check in untuk melaporkan perasaan mereka, diikuti oleh meditasi singkat selama lima menit. Kemudian, mereka akan berpartisipasi dalam proses grup di mana mereka saling memberi tantangan untuk meningkatkan mekanisme koping (cara atau taktik seseorang dalam menghadapi situasi yang membuatnya merasa stres atau tertekan). Aktivitas fisik seperti exercise dan yoga dilakukan sebelum makan siang bersama.

Program ini juga mencakup sesi edukasi tentang masalah mental dan terapi Connect Behavioral Therapy (CBT) untuk membantu klien mengubah pola pikir mereka.

Program ini berlangsung setiap hari mulai Senin hingga Jumat tanpa sistem kloter, dan klien yang masuk di hari berbeda akan dipasangkan dengan bodys yang lebih senior atau junior untuk saling mendukung.

Untuk mendapatkan layanan konsultasi, pengguna harus melakukan reservasi melalui admin. Hal ini diterapkan guna menghindari bentrok jadwal karena keterbatasan sumber daya manusia.

Tak Dipungut Biaya

Rumah Yayasan Bali Bersama Mental Healthcare. (Dok Bali Bersama)Rumah Yayasan Bali Bersama Mental Healthcare. (Zheerlin Larantika Djati Kusuma)

Saat ini, Bali Bersama Bisa memiliki dua konselor, termasuk seorang psikolog klinis. Kerja sama dengan Bali Mental Health Clinic memungkinkan rujukan bagi mereka yang membutuhkan bantuan psikolog atau psikiater, dengan semua biaya ditanggung oleh yayasan.

"Tidak dipungut biaya sepeser pun. Semua gratis," kata Agus.

Yayasan yang dibentuk sejak 10 Oktober 2020 itu terus berkomitmen memberikan layanan kesehatan mental yang komprehensif dan terstruktur melalui sistem case management yang diterapkan sejak awal proses asesmen. Layanan ini tidak hanya fokus pada konsultasi, tetapi juga pada pemahaman mendalam mengenai kondisi masing-masing klien.

Agus mengaku layanan konsultasi Yayasan Bali Bersama Bisa tidak menetapkan kuota per harinya. Biasanya, yayasan melayani sebanyak 5-10 orang yang hendak berkonsultasi per harinya.

Tak sembarangan, yayasan ini menerapkan sistem isi asesmen di awal. Asesmen inilah yang digunakan untuk menentukan perawatan yang harus diberikan untuk klien.

"Begitu mereka minta tolong kami, kami harap mereka jujur menjawab pertanyaan yang kami berikan agar kami tahu case management dan treatment klien ke depannya," ujarnya.

Banyak penelepon hampir bunuh diri baca di halaman berikutnya.

Agus bercerita ada banyak penelepon yang hampir melakukan aksi bunuh diri. Asesmen tersebut yang digunakan untuk menentukan case management yang harus diambil setelahnya.

"Ketika terjadi hal seperti itu, kami ambil case management-nya lalu kami escort sampai ke Bali Mental Health Clinic untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut," jelasnya.

Untuk klien yang berada di luar Bali, Bali Bersama Bisa tidak hanya menyiapkan alat dan sumber daya yang diperlukan, tetapi juga mengarahkan mereka ke klinik terdekat yang mampu memberikan bantuan profesional.

Tidak hanya di Indonesia, Bali Bersama Bisa juga siap memberikan rujukan bagi klien yang berada di luar negeri. Mereka dapat menghubungi psikiater, psikolog, atau yayasan kesehatan mental terdekat di lokasi mereka.

Konsultasi bersama psikiater dibagi menjadi empat sesi. Selama empat sesi itu, biasanya memakan waktu sekitar 1-2 jam.

Meskipun saat ini Bali Bersama Bisa belum memiliki fasilitas rawat inap sendiri, mereka bekerja sama dengan RSJ Bangli untuk memastikan klien mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

"Kalau untuk RSJ Bangli, kami bisa berikan rekomendasi. Asalkan mereka ada keluarga yang menemani di sana," ujar Agus.

Yayasan Bali Bersama Bisa juga membuat kegiatan yang dilakukan setiap minggunya. Senin menjadi harinya 'Woman Support Group'.

Sesi khusus bagi perempuan ini digelar setiap hari Senin di Bali Bersama Bisa Mental Healthcare pukul 16.00 Wita. Support group ini digelar khusus bagi para perempuan untuk saling mendukung satu sama lain.

Setiap Rabu, yayasan ini menggelar 'Connection Night' untuk berkeluh kesah bersama. Acara ini dimulai dengan sesi curhat, kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama. Acara ini dilakukan secara mingguan setiap pukul 18.00 Wita.

"Ada curhat dan didengarkan tanpa diberikan masukan, judgement, atau blaming. Jadi benar benar tempat untuk bercerita apa pun yang terjadi," jelas Agus.

Dari mana Yayasan Bali Bersama Bisa mendapatkan dana?

Yayasan ini juga membuka sesi pertemuan bagi para pengidap skizofrenia, yang dinamakan 'Peer Support Group' setiap Jumat pukul 16.00 Wita. Agus berharap sesi ini dapat mempertemukan orang dengan permasalahan yang sama, kemudian mereka akan saling mendukung satu sama lain.

"Mereka bisa saling menceritakan pengalaman pemulihan mereka, dari pengalaman itu maka akan menginspirasi satu sama lain." katanya.

Yayasan Bali Bersama Bisa mendapat dukungan dana dari Australia, khususnya dari Actual Rehab, sebuah pusat rehabilitasi di Australia. Dukungan ini memungkinkan yayasan untuk menyediakan program konsultasi gratis.

Bali Bersama Bisa juga menggerakkan aksi penggalangan dana 'Hemingway Chef Cook Off' di Beach Glamping, Tabanan, yang diselenggarakan Februari 2024. Acara ini memiliki konsep adu memasakan antara chef bintang lima terbaik di Bali.

Acara penggalangan dana lainnya juga dilakukan oleh yayasan ini. Acara ini bertajuk 'Freedom Summit 3' yang akan digelar pada Oktober mendatang.

Freedom Summit 3 merupakan acara pendakian tiga gunung di Bali, yaitu Gunung Agung, Gunung Abang, dan Gunung Batur. Acara ini digelar tiga hari berturut-turut, dengan tujuan menggalang donasi.

"Untuk dilakukan penggalangan dana itu kami mengundang sampai ke luar negeri dan kebanyakan yang ikut juga bule-bule," jelas Agus.

Uang hasil penggalangan dana ini digunakan untuk membantu operasional fasilitas kesehatan jiwa program rawat jalan, konseling, perawatan psikologis, dan operasional Bisa Helpline.

Psikiater di RSUP Prof Ngoerah Lely Setyawati Kurniawan mengatakan respons cepat dan dukungan tulus dari orang terdekat adalah kunci untuk mencegah bunuh diri. Dengan cara mendengarkan keluh kesah dan menawarkan bantuan pada orang yang depresi dapat membantu meringankan beban mereka.

"Dengan didengarkan itu, 70-80% (potensi bunuh diri) teratasi," tutur Lely.

Menurut Lely, ada beberapa tahapan dalam keinginan bunuh diri, mulai dari yang ringan hingga yang sangat berbahaya. Pada tahap awal, individu mungkin hanya menyampaikan keluh kesah atau harapan agar mereka tidak bangun dari tidur. Ini masih dianggap ringan, tapi penting untuk direspons dengan mendengarkan dan menawarkan dukungan.

"Jadi dengan kita mendengarkan dia, mau menerima curhatnya dia, itu akan jauh lebih meringankan keinginannya dia untuk bunuh diri," terangnya.

Upaya medis juga menjadi salah satu penanganan yang dapat dilakukan. Dengan membawa penderita kepada para ahli, seperti psikiater atau psikolog, mereka yang kesehatan mentalnya terganggu akan mendapatkan konseling dan terapi yang lebih intensif. Terapi ini bertujuan untuk meyakinkan pasien bahwa hidup ini berharga dan tidak boleh disia-siakan.

Halaman 2 dari 4
(nor/hsa)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads