Cerita Penyintas Bom Bali Cerita Pernah Ingin Bakar Rumah Teroris

Cerita Penyintas Bom Bali Cerita Pernah Ingin Bakar Rumah Teroris

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 04 Jun 2025 20:15 WIB
Penyintas Bom Bali I Chusnul bertemu Umar Patek
Penyintas Bom Bali I, Chusnul Chotimah bertemu Umar Patek. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Chusnul Chotimah, salah satu penyintas Bom Bali I banyak mengalami titik berat di hidupnya. Dia harus menanggung luka bakar hampir 70% hingga kehilangan pekerjaan, harta benda, dan banyak lainnya. Setelah tragedi itu dia dan suaminya sempat tidak bisa memaafkan para pelaku Bom Bali I.

Bahkan, Chusnul dan almarhum suaminya sempat berniat mendatangi rumah salah satu pelaku teror bom Bali tersebut untuk membakar rumah mereka demi melampiaskan dendam.

"Kalau saya pribadi dari awal susah memaafkan. Bahkan pernah sama suami itu mau datang ke Lamongan, mau membakar rumahnya Pak Ali Imron (salah satu pelaku Bom Bali I). Terus saya ingatkan suami," kata Chusnul, Rabu (4/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan cuma sekali itu saja, ketika eks teroris Nasir Abbas mendatangi dirinya dan meminta maaf dia dan suaminya enggan menemui.

"Sampai meninggal suami saya, Pak Nasir Abbas yang 3 kali ke rumah itu ndak mau nemuin (tidak memberi maaf)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Butuh waktu hingga akhirnya dirinya dan keluarganya bisa memaafkan para pelaku bom itu. Chusnul mengingat bahwa pintu maaf di hatinya baru terbuka antara tahun 2017 atau 2018.

"Begitu di akhir 2017 sampai 2018 awal ada LPSK, BNPT Itu yang memberikan pengertian ke kami. Nah dengan hadirnya negara itu kami merasakan kalau hidup kami itu meskipun sudah istilahnya jatuh, berputar 360 derajat, negara hadir dan memberi bantuan," tuturnya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan bantuan pengobatan, trauma healing, serta berbagai pendampingan sampai para penyintas dapat berdamai dengan pelaku terorisme.

Kini Chusnul telah memaafkan Umar Patek dan bahkan mendukung bisnisnya. Setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya mereka bertemu dalam launching Ramu Kopi pada Selasa (3/6) malam. Pertemuan kali ini berbeda. Chusnul bisa berbincang banyak dengan Umar selaku pemilik Ramu Kopi.

"Ini momen tepat ada pak Umar Patek karena saya sendiri tahun 2012 atau 2011 saya didatangkan ke Jakarta ketemu, beliau cuma bilang 'maaf' gitu saja. Makanya saya ungkap ke beliau, 'masih ingat saya pak waktu kami didatangkan bersama Densus bapak cuma bilang maaf'," katanya.

Dia pun berharap bila Umar Patek sukses dia tidak melupakan para penyintas Bom Bali.

"Saya berharap kalau bapak dan eks napiter lain sukses, tolong lah intip sedikit kehidupan kami (para penyintas bom beserta keluarga)," katanya.

Bukan uang yang diminta, namun ia berharap ada kesempatan kolaborasi bersama keluarga penyintas. Utamanya dalam hal pekerjaan.

"Bukan minta uang, tidak. Kalau ada mantan napiter sukses, berhasil, setidaknya anak-anak kami yang kesusahan mencari lowongan pekerjaan minta bantuan mereka dikasih pekerjaan," ucapnya.

Chusnul sendiri telah melanjutkan hidupnya sebagai ibu sekaligus kepala rumah tangga dengan 3 orang anak. Dia tinggal di sebuah rumah kontrakan di Sidoarjo.

Sejak kejadian Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 Chusnul mengalami luka bakar hampir di sekujur tubuhnya. Ditambah masih ada beberapa serpihan logam yang tidak bisa diambil dari tubuhnya.

Bom Bali I juga mengubah kondisi Chusnul dan keluarganya menjadi terpuruk. Bahkan suaminya pernah tergiur menjadi kurir narkoba untuk biaya pendidikan anaknya sampai berujung ditembak mati oleh petugas BNN pada 2017.

Chusnul tetap bertekad melanjutkan hidup bersama ketiga anaknya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dia berdagang sayur sambil bekerja serabutan.

Sedangkan Umar Patek sebagai salah satu pelaku Bom Bali I yang telah bertaubat dan kembali ke tengah masyarakat telah bertekad bahwa dirinya ingin membantu sekaligus mengajak para penyintas bom dan keluarganya untuk berkolaborasi. Dia berharap kolaborasi bisa terwujud melalui bisnis Ramu Kopi.

"Saya sudah berusaha untuk seperti itu nantinya. Dan saya sudah berbincang juga dengan Dokter David (sosok yang membantu Umar berbisnis kopi) untuk nantinya juga mengarah ke situ," katanya.




(dpe/abq)


Hide Ads