Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar membeberkan kondisi Ahmad Tamyis Mujaki (25). Ia adalah satu-satunya pasien korban kebakaran gudang LPG di Jalan Cargo Taman I, Denpasar, Bali, yang masih hidup.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah Denpasar Affan Priyambodo menjelaskan Ahmad mengalami luka bakar derajat berat. Luas luka bakar yang diderita Ahmad sebesar 72 persen.
Tak cuma luka bakar, Ahmad juga mengalami trauma jalan napas atau inhalasi. Jalan napas Ahmad saat ini diambil alih dengan dimasukkan selang ke dalam tubuh serta menggunakan mesin ventilator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena mengalami luka bakar yang luas, dia akan mengalami gangguan dari volume cairan elektrolit tubuh, dan berisiko terhadap infeksi. Tentunya kami perbaiki dengan pemberian cairan, pemberian nutrisi, dan juga pencegah untuk terkena infeksi," kata Affan dalam video resmi dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Kamis (20/6/2024).
Affan menjelaskan kondisi Ahmad saat ini masih kritis serta belum ada perkembangan berarti. RSUP Prof Ngoerah Denpasar hingga kini terus memastikan cairan dan elektrolit Ahmad terjaga dengan baik. Kemudian, fungsi-fungsi organnya juga dievaluasi berkala dan dipastikan dapat berjalan dengan baik.
"Pada pasien ini sudah mengalami gangguan fungsi ginjal dan menjalani cuci darah. Terus kemudian kami berikan juga antibiotik untuk mencegah infeksi, baik itu infeksi dari kulit maupun cara pemakaian alat bantu napas," jelasnya.
Selain itu, sambung Affan, RSUP Prof Ngoerah juga memberikan antinyeri dan Ahmad juga ditidurkan. Sebab apabila tidak ditidurkan, maka pasien akan gelisah. Dokter tentunya melakukan tindakan suportif dan menangani masalah yang timbul dari volume atau cairan, elektrolit, radang, infeksi hingga fungsi-fungsi organ pasien.
Seperti diketahui, terdapat 18 korban akibat kebakaran gudang LPG di Jalan Cargo Taman I, Denpasar. Selain Ahmad, 17 korban lainnya telah meninggal. Mayoritas belasan korban tewas akibat kebakaran gudang LPG mengalami luka bakar derajat berat serta seluruhnya mengalami trauma inhalasi.
"Jadi, penyebab utama dari ketidakmampuan mempertahankan atau meninggal pasien akibat dari luka bakarnya dan juga dari proses luka bakar yang saya bilang tadi gangguan cairan, dan itu bisa radang ke seluruh tubuh, dan akan mengganggu fungsi organ lain. Dari jantung bisa gagal atau syok jantung kemudian fungsi hati dan ginjal," katanya.
Selain itu, seluruh pasien tersebut mengalami trauma inhalasi atau luka bakar di jalan napas. Belasan pasien yang wafat telah diserahkan ke pihak keluarga. Namun, ada yang masih berada di kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah Denpasar.
Affan menerangkan luka bakar memiliki isu yang luas. Pertama dilihat dari besarnya luka bakar. Pasien dengan luka bakar lebih dari 20 atau 30 persen membutuhkan perawatan intensif.
Selain dilihat dari luas, lokasi luka bakar juga diperhatikan. Lokasi luka bakar yang berada di daerah-daerah pergerakan sendi akan memperberat pasien. "Tetapi, yang memperberat pada pasien ini adalah luka bakar di jalan napas dan kami bilangnya trauma inhalasi," ucapnya.
Affan mengungkapkan luka bakar dapat terjadi di kulit permukaan sampai jalan napas. Diperlukan pemeriksaan khusus atau bronkoskopi jika pasien mengalami luka bakar dengan gejala napas.
Ia mengimbau masyarakat untuk sesegera mungkin mendinginkan dengan air bersih jika mengalami luka bakar pada area kulit. Sementara jika terjadi di wajah atau jalan napas agar sesegera mungkin ke rumah sakit.
"Bila terjadi ledakan yang lebih besar, kita tidak bisa mencegah pasien untuk tidak menghirup napas. Jadi, intinya sesegera mungkin datang ke rumah sakit yang mampu menangani luka bakar secara komprehensif," ujarnya.
(iws/gsp)