Jadi Wisudawan Tertua, Kakek 40 Cucu Raih Gelar Sarjana di STAHN Mpu Kuturan

Buleleng

Jadi Wisudawan Tertua, Kakek 40 Cucu Raih Gelar Sarjana di STAHN Mpu Kuturan

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Kamis, 30 Mei 2024 16:07 WIB
Made Tawa didampingi anaknya Made Guna Setiawan, Kamis (30/5/2024). Tawa menjadi wisudawan tertua diΒ STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Made Tawa didampingi anaknya Made Guna Setiawan, Kamis (30/5/2024). Tawa menjadi wisudawan tertua diΒ STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali. (Foto: Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Raut bahagia terpancar dari wajah Made Tawa yang sudah mengeriput. Pria berusia 81 tahun itu menjadi lulusan tertua dalam acara Wisuda ke-8 Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali, Kamis (30/5/2024).

Kini, Tawa resmi menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Kakek dengan 40 cucu itu bersemangat menuntut ilmu di usia senja demi memberi contoh untuk anak dan cucunya. Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk mengenyam pendidikan.

"Saya selalu mendorong anak-anak menempuh pendidikan. Ini juga supaya saya dicontoh untuk menempuh pendidikan oleh anak-anak," tutur Tawa di sela-sela acara wisuda, Kamis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tawa ditemani anaknya selama prosesi wisuda berlangsung. Dia harus dipapah oleh sang anak karena menderita stroke ringan sejak 2021. Meski meraih gelar sarjana saat usia renta, Tawa mendapat dukungan dari keluarganya agar merampungkan kuliah hingga akhirnya diwisuda.

ADVERTISEMENT

"Anak semua mendukung. Istri saya mendukung," kata pria berambut putih itu.

Tawa mulai menempuh program sarjana (S1) Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja pada 2019. Saat pandemi COVID-19 merebak, ia pun harus menyesuaikan diri dengan metode belajar daring.

Selama proses perkuliahan, Tawa mengaku tak pernah minder meski harus mengikuti kelas dengan mahasiswa lain yang usianya jauh lebih muda darinya. Pensiunan pegawai PT Telkom itu bahkan mendapat beasiswa lantaran mendapat nilai bagus selama kuliah.

"Tiga kali dapat beasiswa karena nilai IP (indeks prestasi) melebihi standar. (Beasiswa) Rp 7,5 juta tiga kali," imbuh Tawa

Tawa mengangkat skripsi berjudul 'Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan di PT Telkom'. Penelitian yang diajukan Tawa berdasarkan pengalamannya saat bekerja di PT Telkom sejak 1980-an dan pensiun pada 2000-an.

"Nulis skripsi sebentar karena materi yang saya gunakan sebagai proposal itu merupakan materi yang saya berikan kepada karyawan," tutur Tawa yang berencana melanjutkan program magister (S2) Teologi Hindu.

Anak kedua Made Tawa, Made Guna Setiawan, bangga terhadap ayahnya yang resmi mendapat gelar sarjana. Ia berharap ayahnya diberi kesehatan agar bisa melanjutkan kuliah S2.

"Karena masih dalam pengobatan, mudah-mudahan dalam masa pengobatan bisa sembuh. Nanti support lagi semangat kuliahnya di Mpu Kuturan," kata Guna.

Sementara itu, Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Suwindia mengatakan wisuda kali ini diikuti oleh 142 wisudawan. Menurutnya, upacara pelepasan wisudawan STAHN Mpu Kuturan Singaraja kali ini menjadi spesial dengan kehadiran Tawa sebagai wisudawan tertua.

"Ini menjadi catatan bagi generasi muda bahwa pendidikan itu tidak mengenal batas umur. Beliau memberikan contoh bagaimana membangun jiwa tetap optimistis, tetap semangat, tetap mau belajar," kata Suwindia.




(iws/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads