Kisah Kakek 40 Cucu yang Haus Ilmu, Ujian Skripsi Saat Berumur 80 Tahun

Round Up

Kisah Kakek 40 Cucu yang Haus Ilmu, Ujian Skripsi Saat Berumur 80 Tahun

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 27 Sep 2023 08:44 WIB
Made Tawa, kakek berusia 80 tahun saat mengikuti ujian proposal skripsi di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa (26/9/2023). (Made Wijaya Kusuma)
Made Tawa, kakek berusia 80 tahun saat mengikuti ujian proposal skripsi di STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Made Tawa dipapah dua staf menuju ruang ujian di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali. Pria berusia 80 tahun dengan 40 cucu itu berjalan pelan dan agak tertatih saat hendak mengikuti ujian proposal skripsi di kampus tersebut.

Tawa sempat viral di TikTok setelah momen ujian proposal itu diabadikan oleh salah satu dosen pembimbingnya. Meski berusia sepuh, Tawa masih haus akan ilmu pengetahuan. Dia menyebut tujuannya berkuliah demi mengendalikan ego di dalam dirinya.

"Saya kuliah karena saya haus akan ilmu," tutur Tawa saat ditemui detikBali di Singaraja, Selasa (26/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berambut putih dengan wajah yang sudah mengeriput itu mulai melanjutkan pendidikan strata 1 (S1) di program studi (prodi) Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja pada 2019. Di awal perkuliahannya, ia harus menyesuaikan diri dengan metode belajar daring karena pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

Pagebluk juga membuat Tawa harus belajar menggunakan perangkat daring seperti Zoom Meeting hingga Google Meet. Ia menjalani perkuliahan dengan tekun.

Menurut Tawa, keputusannya untuk berkuliah mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Bahkan, dua orang cucunya juga berkuliah di tempat yang sama dengannya.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Made Tawa (80) saat ditemui detikBali di, Gedung Perkuliahan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Selasa (26/9/2023). (Made Wijaya Kusuma)Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Made Tawa (80) saat ditemui detikBali di, Gedung Perkuliahan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Selasa (26/9/2023). (Made Wijaya Kusuma)

"Keluarga, terutama istri, sangat mendukung saya berkuliah. Anak juga mendukung. Bahkan setelah saya viral, anak saya merasa bangga, dia bilang ke saya 'Pak coba buka ini (medsos), ada Bapak di sana'," imbuh pria asal Kelurahan Penarukan, Buleleng, itu.

Pada 2021, Tawa sempat menderita stroke ringan. Pensiunan pegawai PT Telkom itu akhirnya mengikuti ujian proposal skripsi di STAHN Mpu Kuturan Singaraja pada Jumat (22/9/2023). Ia mengajukan proposal penelitian berjudul 'Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan di PT Telkom'.

Penelitian yang diajukan Tawa berdasarkan pengalaman pribadinya saat bekerja di PT Telkom. Tawa berkarier sebagai pegawai PT Telkom sejak 1980-an dan pensiun pada 2000-an. Tawa masih ingin kuliah lagi setelah meraih gelar sarjananya di STAHN Mpu Kuturan Singaraja.

"Setelah selesai S1, saya akan lanjut S2 ambil jurusan Teologi Hindu. Ini juga untuk mengurangi ego di dalam diri saya," ujar Tawa.

Kepala Prodi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Agus Widiantara mengapresiasi semangat Tawa yang antusias kuliah hingga bimbingan proposal skripsi. Menurutnya, Tawa merupakan sosok yang bersahaja dan komunikatif.

"Di usia beliau sibuk ngajak cucu di rumah, tapi beliau mau keluar dari zona nyaman dan mau mencoba hal-hal baru. Beliau ini sangat komunikatif. Bahkan lebih rajin berkomunikasi dibanding teman lainnya," jelas Agus yang juga selaku dosen pembimbing Tawa.

Tawa, kata Agus, memiliki ingatan yang bagus mengingat proposal yang diajukan adalah penelitian kualitatif. Agus pun akan mendorong agar Tawa bisa segera menyelesaikan studinya. "Proses tetap jalan, kami tetap kawal sampai biar beliau tetap selesai dan bangga secara personal terhadap capaiannya," imbuh Agus.

Agus berharap semangat dan tekad Tawa untuk menyelesaikan studinya di usia senja bisa ditularkan kepada mahasiswa yang lain. "Yang tua saja semangat, jadi saya harap yang muda juga semangat," tandasnya.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads