Kakek 80 Tahun Asal Buleleng Ingin Lanjut Kuliah S2

Kisah Inspiratif

Kakek 80 Tahun Asal Buleleng Ingin Lanjut Kuliah S2

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 26 Sep 2023 18:30 WIB
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Made Tawa (80) saat ditemui detikBali di, Gedung Perkuliahan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Selasa (26/9/2023). (Made Wijaya Kusuma)
Foto: Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Made Tawa (80) saat ditemui detikBali di, Gedung Perkuliahan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Selasa (26/9/2023). (Made Wijaya Kusuma)
Buleleng -

Made Tawa, kakek asal Kelurahan Penarukan, Buleleng, Bali, yang viral karena mengikuti ujian proposal skripsi, mengungkap keinginannya melanjutkan pendidikan S2. Pria berusia 80 tahun itu ingin berkuliah untuk mengendalikan ego.

"Setelah selesai S1, saya akan lanjut S2 ambil jurusan Teologi Hindu. Ini juga untuk mengurangi ego di dalam diri saya," ujar Tawa saat ditemui detikBali di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa (26/9/2023).

Kakek yang telah memiliki 40 orang cucu itu mulai berkuliah pada 2019. Tawa kemudian jatuh sakit stroke ringan pada 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tawa saat ini tengah menyusul skripsi dengan judul 'Analisis Dampak Pelatihan Customer Service dengan Pendekatan Jendela Johari terhadap Kualitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan di PT Telkom'.

Dia berjalan dipapah dua orang staf menuju ruang ujian di Laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi di Lantai II Gedung Dharma Duta, STAHN Mpu Kuturan. Pensiunan pegawai PT Telkom ini tetap semangat menjalani ujian pada masa pemulihannya.

ADVERTISEMENT

Kepala Prodi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja Komang Agus Widiantara sangat mengapresiasi semangat Made Tawa. Menurutnya, Tawa merupakan sosok yang bersahaja dan komunikatif.

Bahkan, di saat masa pemulihan penyakitnya, Tawa sangat antusias untuk mengikuti bimbingan proposal. "Di usia beliau sibuk ngajak cucu di rumah mungkin urusan spiritual, tapi beliau mau keluar dari zona nyaman dan mau mencoba hal-hal baru. Beliau ini sangat komunikatif. Bahkan lebih rajin berkomunikasi dibanding teman lainnya," jelas Agus.

Agus menjelaskan selaku dosen pembimbing, proposal penelitian yang diajukan oleh Tawa berdasarkan pengalaman pribadi saat bekerja di PT Telkom. Ia menyebut Tawa memiliki karir yang cemerlang sewaktu masih aktif sebagai pegawai PT Telkom dari 1980-an sampai pensiun pada 2000-an.

Tawa, kata Agus, juga memiliki ingatan yang bagus mengingat proposal yang diajukan adalah penelitian kualitatif. Agus pun akan mendorong agar Tawa bisa segera menyelesaikan studinya.

"Kami dorong tahun depan bisa tuntas. Proses tetap jalan, kami tetap kawal sampai biar beliau tetap selesai dan bangga secara personal terhadap capaiannya," imbuhnya.




(nor/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads